HomeCelotehAnies Gubernur, Yusril Presiden?

Anies Gubernur, Yusril Presiden?

Datuk telah relakan jabatan kursi gubernur di Jakarta! Dia nak pikirkan cara tuk maju pada pilihan raya 2019! Sanggupkah, Datuk?


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]A[/dropcap]bdul ingat, saat ia masih kecil, wajah orang yang ada di halaman depan koran itu menjadi primadona pemberitaan. Apalagi pas zaman reformasi, dua periode sang Datuk menjabat sebagai menteri di bidang hukum.

Sosoknya juga dianggap lekat dengan koalisi poros tengah yang memenangkan Gus Dur pada 1999. Abdul pernah lihat wawancara Datuk di TV dan tentang profesinya sebagai penulis pidato presiden diktator. Keren!

Kini, saat Jakarta telah punya gubernur baru, Datuk menyatakan diri akan maju pada Pilpres 2019! Datuk merasa berjasa untuk kemenangan gubernur yang sekarang. Menurut Datuk, keputusannya untuk tidak maju pada Pilkada Jakarta berperan besar pada kemenangan pasangan ini – yang tentu saja juga Datuk dukung. Tidak seperti adik sedaerah Datuk yang susah diatur dan mulutnya ceplas ceplos!

Tapi, Datuk masih harus berjuang keras. Lha, partai Datuk saja tidak masuk parlemen, bagaimana mau jadi presiden? Apalagi sudah ada ketentuan 20 persen presidential threshold, tambah susah lah Datuk. Memang, Datuk masih menunggu hasil gugatan UU Pemilu, tapi proses politiknya kan tetap jalan terus.

Menurut Abdul, kalaupun Datuk mau maju jadi presiden, perlu juga memikirkan pendekatan yang lebih kekinian, alias yang disukai kids zaman now.

Well, jalan-jalan di pasar sekaligus blusukan sih oke-oke saja lah ya. Tapi, kalau jalan-jalan ke pasarnya pakai baju Mickey Mouse, mending dipikirin lagi deh, Tuk. Habis kasihan kalau Datuk jadi bahan meme di internet. Apa kata dunia soal citra politik dan karier pengacara Datuk?

Baca juga :  Logis Anies Dirikan Partai Sendiri?

Dalam politik memang setiap orang berhak untuk mengajukan diri jadi presiden. Setiap warga negara bisa menjadi presiden, asalkan memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku – ibaratnya undian-undian berhadiah.

Dengan syarat presidential threshold dan saingan-saingan yang berat, kayak Pakde, jenderal berkuda, jenderal berpeci putih, atau jenderal pensiun muda – bukan jenderal idola mama-mama muda loh ya – Datuk harus menghitung langkah politik yang pas untuk maju pada Pilpres 2019.

Kalaupun Datuk menang gugatan UU Pemilu, apakah kuat menggerakan mesin kampanye untuk 2019?

Cukuplah jadi guru bangsa, Tuk. Itu lebih terhormat. Daripada maju Pilpres terus bangkrut?

Bagaimana pun juga, Datuk tetaplah salah satu idola Abdul. Koran itu disimpannya dan wajah Datuk akan ia abadikan dalam koleksi kliping bersejarah. Datuk gitu loh!

“Woi, Dul! Bengong aja kerjaannya! Anterin katering pesanan pak RT! Mau pesta rakyat, kan kita dapat gubernur baru. Gubernur pribumi!”

Gile, bini gua habis makan apaan ya?

Nun jauh di padang pasir, Bang Toyib mengusap-usap layar hapenya! Widih, udah dilantik junjungan ane. Pindah basecamp kita bang!

Boleh bang kalau mau pindah. Tapi kapan pulangnya?

(S13)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.