HomePolitik & FigureWiranto Setujui Aksi 112

Wiranto Setujui Aksi 112

Sejumlah kelompok organisasi Islam menyerukan akan melakukan aksi pada Sabtu, 11 Februari besok. Aksi yang kemudian disebut ‘Aksi 112” ini,  bertujuan mengajak kaum Muslim di Indonesia dan di DKI Jakarta pada khususnya, untuk bersama-sama memilih gubernur Muslim.


pinterpolitik.com

DKI JAKARTA – Aksi yang bertepatan dengan masa akhir kampanye ini, diprakarsai Forum Umat Islam (FUI) dan rencananya dimulai pukul 7 pagi, dengan titik awal di Bundaran Hotel Indonesia dengan melakukan longmarch. Jadi sebelum masa kampanye usai, para kelompok Islam ini menyerukan himbauan untuk memilih pasangan calon (paslon) yang beragama Islam.

Aksi pengerahan massa ini tentu dianggap sebagai tindakan yang rawan kericuhan oleh Pemerintah, Menko Polhukam Wiranto jauh-jauh hari sudah mengingatkan untuk menghormati masa tenang dengan tidak melakukan aksi pengerahan massa. Peringatan yang sama pun telah dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya.

Pihak Kepolisian mencium adanya muatan agenda politik dibalik rencana Aksi 112 dan dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan keamanan serta ketertiban masyarakat. Walau FUI menyatakan bahwa aksi yang digelar adalah aksi damai, namun pihak keamanan tetap menganggap kegiatan tersebut dapat saja ditunggangi dan diprovokasi.

Mendapatkan larangan, Habib Rizieq Shihab dan para pengurus Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendatangi kediaman Wiranto di Jalan Denpasar Raya, Jakarta Selatan, Kamis (9/2) untuk meminta keadilan dan hak yang sama sebagai warga negara.

Rizieq meminta Wiranto menyetujui Aksi 112 dengan mengubah lokasi pelaksanaannya, yaitu dari Monas ke Bundaran HI menjadi di Masjid Istiqlal. Selain itu, acaranya pun diubah dengan hanya melakukan dzikir, tanpa orasi maupun longmarch. Perubahan ini karena para ulama ingin menjaga keamanan dan meminimalisir aksinya disusupi.

Perubahan acara dan lokasi ini, akhirnya membuat Wiranto memberikan restu bagi pelaksanaan Aksi 112, asal tetap sesuai prosedur dan aturan yang berlaku. Ia juga menyarankan untuk tidak menggangu masa tenang menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI nanti. Belajar dari aksi-aksi sebelumnya, walaupun ada larangan longmarch, para peserta umumnya akan tetap memenuhi jalanan sambil berorasi. Apakah mereka mampu menepati janjinya besok? (Berbagai sumber/A15)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Tarung 3 Parpol Raksasa di Pilkada

Pilkada Serentak 2024 menjadi medan pertarungan sengit bagi tiga partai politik besar di Indonesia: PDIP, Golkar, dan Gerindra.

RK Effect Bikin Jabar ‘Skakmat’?�

Hingga kini belum ada yang tahu secara pasti apakah Ridwan Kamil (RK) akan dimajukan sebagai calon gubernur (cagub) Jakarta atau Jawa Barat (Jabar). Kira-kira...

Kamala Harris, Pion dari Biden?

Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memutuskan mundur dari Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2024 dan memutuskan untuk mendukung Kamala Harris sebagai calon...

Siasat Demokrat Pepet Gerindra di Pilkada?

Partai Demokrat tampak memainkan manuver unik di Pilkada 2024, khususnya di wilayah-wilayah kunci dengan intrik tarik-menarik kepentingan parpol di kubu pemenang Pilpres, Koalisi Indonesia Maju (KIM). Lantas, mengapa Partai Demokrat melakukan itu dan bagaimana manuver mereka dapat mewarnai dinamika politik daerah yang berpotensi merambah hingga nasional serta Pilpres 2029 nantinya?

Puan-Kaesang, ‘Rekonsiliasi’ Jokowi-Megawati?

Ketua Umum (Ketum) PSI Kaesang Pangarep diwacanakan untuk segera bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Mungkinkah akan ada rekonsiliasi antara Presiden Joko Widodo...

Alasan Banyaknya Populasi Asia

Dengarkan artikel berikut Negara-negara Asia memiliki populasi manusia yang begitu banyak. Beberapa orang bahkan mengatakan proyeksi populasi negara Asia yang begitu besar di masa depan...

Rasuah, Mustahil PDIP Jadi “Medioker”?

Setelah Wali Kota Semarang yang juga politisi PDIP, Hevearita Gunaryanti Rahayu ditetapkan sebagai tersangka dugaan kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), plus, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto yang masih menjalani proses hukum sebagai saksi di KPK dan Polda Metro Jaya, PDIP agaknya akan mengulangi apa yang terjadi ke Partai Demokrat setelah tak lagi berkuasa. Benarkah demikian?

Trump dan Bayangan Kelam Kaisar Palpatine�

Percobaan penembakan yang melibatkan kandidat Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (13/7/2024), masih menyisakan beberapa pertanyaan besar. Salah satunya analisis dampaknya ke pemerintahan Trump jika nantinya ia terpilih jadi presiden. Analogi Kaisar Palpatine dari seri film Star Wars masuk jadi salah satu hipotesisnya.�

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...