HomePemilu 2019The Soehartos vs The Soekarnos Memilih

The Soehartos vs The Soekarnos Memilih

Kecil Besar

Keluarga Cendana terdaftar sebagai pemilih di TPS 02 Gondangdia, di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta.

 

Dalam daftar nama yang tertera di TPS tersebut, tercatat ada Siti Hardiyanti Hastuti Rukmana (Tutut), Sigit Harjojudanto, Siti Hediati Harijadi (Titiek Soeharto), Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).

 

Udah pastilah bakal nyoblos siapa, soalnya udah kompak banget mendukung Prabowo-Sandi beberapa waktu terakhir.

 

Walaupun selalu dikait-kaitkan dengan masa lalu ayah mereka, tapi kok anak-anak Pak Harto ini selalu terlihat rukun-rukun saja di antara mereka. Jarang ada berita tentang perselisihan di antara the Soehartos itu.

 

Titiek Soeharto sendiri udah nyoblos di TPS 02 Gondangdia, dan sempat mengkritik tentang kotak suara yang dari kardus. Kirain ngritik kardus yang lain. Upppss.

 

Kalau Tommy juga mencoblos di TPS yang sama. Doi menyebut ada pihak-pihak yang mencoba untuk mencederai Pemilu. Uuuhh, ngeri.

 

Demikian pun Tutut dan Mamiek. Keduanya berharap Indonesia menjadi lebih maju.

 

Kerukunan the Soehartos kontras dengan yang terjadi pada the Soekarnos alias anak-anaknya Soekarno. Megawati sama Rachmawati aja sampai sekarang belum pernah bertemu.

 

Soal coblos-mencoblos di Pilpres kali ini, Megawati udah pasti dukung Jokowi. Mega mencoblos di di TPS 62, Kebagusan, Jakarta Selatan. Didampingi anak-anaknya, yakni Puan Maharani dan Prananda Prabowo, Ketum PDIP itu juga sempat memberikan pernyataan ke awak media. Katanya, semua kubu harus bersedia menerima hasil akhir Pilpres kali ini.

 

Hmm, kalau soal pengganti Ketum PDIP, kira-kira Puan atau Prananda nih, bu? Atau Pak Jokowi? Upppss.

 

Kalau anak Soekarno yang lain tidak tersorot pemberitaan. Paling Guruh Soekarnoputra yang satu TPS sama Sandiaga Uno.

Titiek Soeharto setelah menggunakan hak suaranya. (Foto: Detik.com)
Konferensi Pers Megawati bersama Puan dan Prananda setelah selesai mencoblos (Foto: Tirto)
spot_imgspot_img

#Trending Article

Return of the Wolf Warrior?

Retorika internasional Tiongkok belakangan mulai menunjukkan perubahan. Kira-kira apa esensi strategis di baliknya? 

Prabowo’s Revolusi Hijau 2.0?

Presiden Prabowo mengatakan bahwa Indonesia akan memimpin revolusi hijau kedua di peluncuran Gerina. Mengapa ini punya makna strategis?

Cak Imin-Zulhas “Gabut Berhadiah”?

Memiliki similaritas sebagai ketua umum partai politik dan menteri koordinator, namun dengan jalan takdir berbeda, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Zulkifli Hasan (Zulhas) agaknya menampilkan motivasi baru dalam dinamika politik Indonesia. Walau kiprah dan jabatan mereka dinilai “gabut”, manuver keduanya dinilai akan sangat memengaruhi pasang-surut pemerintahan saat ini, menuju kontestasi elektoral berikutnya.

Indonesia Thugocracy: Republik Para Preman?

Pembangunan pabrik BYD di Subang disebut-sebut terkendala akibat premanisme. Sementara LG “kabur” dari investasinya di Indonesia karena masalah “lingkungan investasi”.

Honey Trapping: Kala Rayuan Jadi Spionase

Sejumlah aplikasi kencan tercatat kerap digunakan untuk kepentingan intelijen. Bagaimana sejarah relasi antara spionase dan hubungan romantis itu sendiri?

Menguak CPNS “Gigi Mundur” Berjemaah

Fenomena undur diri ribuan CPNS karena berbagai alasan menyingkap beberapa intepretasi yang kiranya menjadi catatan krusial bagi pemerintah serta bagi para calon ASN itu sendiri. Mengapa demikian?

It is Gibran Time?

Gibran muncul lewat sebuah video monolog – atau bahasa kekiniannya eksplainer – membahas isu penting yang tengah dihadapi Indonesia: bonus demografi. Isu ini memang penting, namun yang mencuri perhatian publik adalah kemunculan Gibran sendiri yang membawakan narasi yang cukup besar seperti bonus demografi.

Anies-Gibran Perpetual Debate?

Respons dan pengingat kritis Anies Baswedan terhadap konten “bonus demografi” Gibran Rakabuming Raka seolah menguak kembali bahwa terdapat gap di antara mereka dan bagaimana audiens serta pengikut mereka bereaksi satu sama lain. Lalu, akankah gap tersebut terpelihara dan turut membentuk dinamika sosial-politik tanah air ke depan?

More Stories

Indonesia Thugocracy: Republik Para Preman?

Pembangunan pabrik BYD di Subang disebut-sebut terkendala akibat premanisme. Sementara LG “kabur” dari investasinya di Indonesia karena masalah “lingkungan investasi”.

It is Gibran Time?

Gibran muncul lewat sebuah video monolog – atau bahasa kekiniannya eksplainer – membahas isu penting yang tengah dihadapi Indonesia: bonus demografi. Isu ini memang penting, namun yang mencuri perhatian publik adalah kemunculan Gibran sendiri yang membawakan narasi yang cukup besar seperti bonus demografi.

Aguan dan The Political Conglomerate

Konglomerat pemilik Agung Sedayu Group, Aguan alias Sugianto Kusuma, menyiapkan anggaran untuk program renovasi ribuan rumah.