HomeNalar PolitikPPP Digoyang Lagi

PPP Digoyang Lagi

Masalah perpecahan masih membelit Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Selain saling klaim, masing-masing kubu juga melakukan manuver yang berbeda-beda.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]D[/dropcap]ualisme yang terjadi dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sepertinya akan terus berlangsung. Saat ini, partai berlambang Ka’bah ini sudah pecah menjadi dua kubu, yaitu kubu PPP versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz dan versi Muktamar Surabaya yang diketuai oleh Romahurmuzy (Romy).

Walau sudah tiga tahun terjadi, serta telah diputuskan oleh Mahkamah Agung, namun kedua kubu masih belum menemukan kata kesepakatan. Berbagai upaya melakukan rekonsiliasi telah dilakukan, namun belum juga ada kemajuan. “Jujur saja, kondisi ini mengkhawatirkan. Sudah akut. Entah harus bagaimana lagi menyelesaikannya. Kami juga sudah mengusulkan akan adanya musyawarah nasional,” kata seorang sumber di Jakarta, Kamis (18/5) malam.

Menurutnya, Majelis Penyelamat Partai (MPP) yang anggotanya terdiri atas anggota PPP dari kubu Romy dan Djan Faridz, sepakat untuk menggelar munas bersama alim ulama pendiri partai. Tujuannya untuk menyelesaikan masalah internal PPP. Rencananya munas tersebut akan diadakan pada 23-24 Mei 2017.

Namun, apakah usai munas nanti akan mendapatkan solusi dari permasalahan ini? Karena baik Djan maupun Romy, tetap bertahan dengan jabatannya ini. Sumber tersebut menjawabnya dengan senyum, “Sudah ada, dia adalah tokoh yang dicopot salah satu kubu,” katanya.

Ia mengatakan, pihaknya telah mendapat amanah dari para sesepuh PPP untuk mencari dukungan agar mantan kader tersebut bisa menjadi ketua umum. “Ada tiga hal yang akan dibahas dalam Munas, utamanya adalah soal pertanggungjawaban Romy dan Djan yang masing-masing bertindak sebagai ketua umum.

Baca juga :  Prabowo and the Hero Complex

Hingga saat ini, PPP sebenarnya masih menunggu keputusan pengadilan. Pada tingkat pertama PTUN, kubu Djan berhasil memenangkan sengketa ini.  Tapi kubu Romy melakukan banding dan belum mendapatkan keputusannya. Berdasarkan sumber internal, kabarnya kubu Romy kini tengah mendekat ke Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Pendekatan ini dalam rangka mendapatkan dukungan upaya banding mereka, sebab Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali, disebut-sebut sangat dekat dengan JK. “Karena itu mereka optimis akan menang dalam gugatan tersebut,” katanya, Sabtu (20/5). Pendekatan ini kabarnya telah mendapat sambutan, dan mereka berencana akan mengusung JK sebagai calon presiden.

Sumber tersebut juga mengatakan, pilihan mereka tersebut juga dipicu dari pilihan kubu Faridz yang mendekat ke PDI Perjuangan. “Kalau dulu, kubu Romy yang dekat ke pemerintah, baik Jokowi maupun JK. Kini mereka lebih dekat ke JK dan menjauhi Jokowi, sebab kubu Faridz sudah mendekat ke Jokowi lewat Megawati,” pungkasnya.

(Suara Pembaruan)

spot_imgspot_img

#Trending Article

IKN House Has Fallen!

Pemblokiran anggaran IKN Nusantara lemahkan pengaruh Jokowi, membuka peluang bagi Megawati untuk perkuat posisinya dalam politik Prabowo.

Ini Jurus Rahasia Trump “Perkasakan” Amerika? 

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berniat mendirikan sovereign wealth fund (SWF). Keputusan ini dinilai jadi keputusan yang sangat besar dan berdampak ke seluruh dunia, mengapa demikian? 

Prabowo dan The Intra-Elite Enemy

Masalah penataan distribusi gas LPG 3 kilogram menjadi sorotan terbaru publik pada pemerintahan Prabowo.

Prabowo Ditantang Memecat PNS?

Diskursus efisiensi anggaran negara turut mengarah pada peringkasan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang gaungnya telah lama terdengar. Ihwal yang tak kunjung terealisasi dan berubah menjadi semacam “mitos”. Beberapa sampel di negara lain seperti Argentina, Amerika Serikat, hingga Singapura kiranya dapat menjadi refleksi. Lalu, mampukah Presiden Prabowo mendobrak mitos tersebut?

Menuju Senja PKS?

Hidayat Nur Wahid (HNW) dinilai tidak sensitif terhadap penggunaan transportasi umum. Seperti Ja Rule, PKS terancam kehilangan relevansi?

Mampukah Prabowo Make Indonesia Great Again? 

Konsep Make America Great Again (MAGA) ala Donald Trump beresonansi dengan dorongan adanya keperluan konsep Make Indonesia Great Again (MIGA). Mampukah ambisi ini dijalankan? 

Amerika Sudah “Ditamatkan” Tiongkok? 

Tiongkok semakin menunjukkan kepada dunia bahwa dirinya bisa menyaingi Amerika Serikat (AS). Kini, kompetisi bagi AS bahkan datang di sektor yang didominasinya, yakni dunia artificial intelligence. Lantas, mungkinkah ini awal dari kejayaan Tiongkok yang menjadi nyata? 

AHY dan Jokowi’s Bamboo Trap?

Saling lempar tanggung jawab atas polemik pagar bambu laut di pesisir Kabupaten Tangerang memunculkan satu diskursus menarik mengenai head-to-head langsung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, diskursus itu menambah probabilitas eksistensi ranjau politik Jokowi terkait dengan pengaruh pasca presidensinya. Mengapa itu bisa terjadi?

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...