HomeBelajar PolitikRapimnas, Golkar Mantap Usung Jokowi

Rapimnas, Golkar Mantap Usung Jokowi

Kecil Besar

Partai Golkar menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada 21-23 Mei di Balikpapan, Kalimantan Timur. Pada Rapimnas kali ini, Golkar semakin memantapkan dukungannya pada Jokowi.


PinterPolitik.com 

Rapimnas yang digelar oleh partai pohon beringin ini kembali membahas persiapan Pemilu 2019 yang akan digelar dua tahun lagi. Selain itu, persiapan Pilkada serentak yang juga akan mewarnai panggung politik tahun 2018, turut dibahas.

Ketua Panita Penyelenggara Rapimnas Partai Golkar, Nurdin Halid mengatakan, partainya juga akan membentuk Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. Sedangkan untuk menarik popularitas di kalangan masyarakat, para caleg yang yang berhasil direkrut oleh Golkar wajib mensosialisasikan program-program partai saat terjun ke masyarakat.

Mantap dengan Jokowi

Pada gelaran Rapimnas tahun lalu, Partai Golkar, di hadapan Megawati Soekarno Putri, resmi menyatakan dukungannya pada Jokowi. Dalam kesempatan yang sama, Partai yang diketuai Setya Novanto ini, melakukan deklarasi Presiden Jokowi sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2019.

Golkar Mantap Usung Jokowi
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) berjalan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kedua kanan) (foto: istimewa)

Deklarasi saat itu, dibacakan oleh Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar, Yorrys Raweyai. “Partai Golkar menyatakan mendukung dan mencalonkan Bapak Joko Widodo sebagai calon presiden pada pemilu presiden dan Wakil Presiden 2019” ujar Yorrys.

Rapimnas 2017, semakin menguatkan dukungan Golkar kepada Jokowi dalam laga Pilpres 2019 mendatang. “Saat ini, Partai Golkar sudah mensosialisasikan Pak Jokowi sebaga calon presiden baik di tingkat pusat maupun daerah” terang Nurdin Halid.

Peneliti senior Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI, Syamsudin Haris menilai ada sejumlah latar belakang dukungan yang diberikan Partai Golkar terhadap pencalonan Presien Jokowi. Pilpres 2019 yang masih jauh, sudah dibahas dua tahun berturut-turut dalam Rapimnas Golkar.

Baca juga :  PDIP Has Fallen?

“Saya mencatat ada empat faktor yang menyebabkan Golkar langsung mendeklarasikan Jokowi sebagai capres.” Yang pertama menurutnya, memang Partai Golkar memandang bahwa haluan politik Jokowi sesuai dengan Golkar. Dukungan tersebut adalah dukungan tulus yang tak mengharap pamrih apapun, menurut Syamsudin.

Alasan yang kedua adalah keinginan pemimpin elit Golkar untuk mendongkrak popularitas dengan cara mendompleng popularitas Jokowi. Golkar ingin memperoleh keuntungan elektoral dengan menumpang popularitas. “Itu penting bagi Golkar untuk meningkatkan suaranya dalam Pileg. Golkar ingin memanfaatkan popularitas Jokowi.”

Yang ketiga adalah, dengan melakukan dekarasi dan kemantapan pengusungan Jokowi sebagai calon Presiden dari Golkar, pihaknya ingin menitipkan sesuatu bahwa Pilpres 2019, Jokowi bisa mengambil posisi Wakil Presiden (Wapres) dari Golkar. Sedangkan alasan terakhir adalah, dugaan Partai Golkar yang ingin mengambil alih Jokowi masuk ke Partainya.

Kritik Anggota Muda

Seperti yang sudah diketahui bersama, ketua partai Golkar, Setya Novanto, banyak sekali tersandung masalah hukum. Mulai dari kasus ‘Papa Minta Saham’ hingga kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.

Hal ini mengundang kritik dari politikus muda Golkar bernama Ahmad Dolly Kurnia. “Janganlah warga Golkar memilih pemimin yang berpotensi beban masalah hukum. Jadinya seperti ini, kepemimpinan diiringi banyak masalah.” kata Dolly.

Dolly (foto: istimewa)
Dolly (foto: istimewa)

Akibatnya, lanjut Dolly, internal Partai Golkar saat ini seakan panik menanggapi berbagai masalah yang menimpa ketuanya. Hal ini ditunjukan dengan rencana pengiriman nota keberatan atas pencegahan Novanto ke luar negeri, wacana revisi UU KPK, hingga usulan hak angket pada KPK beberapa waktu lalu.

“Langkah-langkah politik yang dilakukan Golkar ini, menunjukan kalau mereka panik dan tidak solid. Jadi ini sudah kemana-mana dan tidak lagi sesuai dengan hakikat dukungan pada pemerintah saat ini.” lanjutnya lagi.

Baca juga :  PDIP Has Fallen?

Apakah langkah terburu-buru mencatutkan Jokowi sebagai calon presiden yang diusung pada Pilpres 2019 adalah salah satu langkah Golkar mengamankan posisi sang ketua partai dan Golkar secara keseluruhan?

Berikan pendapatmu. (Berbagai Sumber/A27)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

Teror Soros, Nyata atau “Hiperbola”? 

Investor kondang George Soros belakangan ramai dibincangkan di media sosial. Apakah ancaman Soros benar adanya, atau hanya dilebih-lebihkan? 

Begitu Sulit Sri Mulyani

Kementerian Keuangan belum juga memberikan paparan kinerja APBN bulan Januari 2025.

Mitos “Hantu Dwifungsi”, Apa yang Ditakutkan?

Perpanjangan peran dan jabatan prajurit aktif di lini sipil-pemerintahan memantik kritik dan kekhawatiran tersendiri meski telah dibendung sedemikian rupa. Saat ditelaah lebih dalam, angin yang lebih mengarah pada para serdadu pun kiranya tak serta merta membuat mereka dapat dikatakan tepat memperluas peran ke ranah sipil. Mengapa demikian?

Inikah Akhir Hidup NATO?

Perbedaan pendapat antara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) belakangan terlihat semakin kentara. Apa maknanya?

Apocalypse Now Prabowo: Sritex dan Tritum Konfusianisme

Badai PHK menghantui Indonesia. Setelah Sritex menutup pabriknya dan menyebabkan 10 ribu lebih pekerja kehilangan pekerjaan, ada lagi Yamaha yang disebut akan menutup pabrik piano yang tentu saja akan menyebabkan gelombang pengangguran.

Tiongkok Pesta Thorium, Bisa Pantik “Perang”? 

Dunia dihebohkan dengan kabar bahwa Tiongkok berhasil menemukan cadangan thorium yang jumlahnya diprediksi bisa menghidupi kebutuhan energi negara tersebut selama 60 ribu tahun. Kira-kira, apa dampak geopolitik dari hal ini? 

Ini Akhir Cerita Thohir Brothers?

Mega korupsi Pertamina menguak dan mulai terarah ke Menteri BUMN, Erick Thohir, dan sang kakak, Garibaldi atau Boy Thohir. Utamanya, terkait jejaring kepentingan personal dan politik yang bisa saja akan menjadi pertimbangan Presiden Prabowo Subianto kelak atas sebuah keputusan. Benarkah demikian?

More Stories

Jangan Remehkan Golput

Golput menjadi momok, padahal mampu melahirkan harapan politik baru. PinterPolitik.com Gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 tunai sudah. Kini giliran analisis hingga euforia yang tersisa dan...

Laki-Laki Takut Kuota Gender?

Berbeda dengan anggota DPR perempuan, anggota DPR laki-laki ternyata lebih skeptis terhadap kebijakan kuota gender 30% untuk perempuan. PinterPolitik.com Ella S. Prihatini menemukan sebuah fakta menarik...

Menjadi Pragmatis Bersama Prabowo

Mendorong rakyat menerima sogokan politik di masa Pilkada? Prabowo ajak rakyat menyeleweng? PinterPolitik.com Dalam pidato berdurasi 12 menit lebih beberapa menit, Prabowo sukses memancing berbagai respon....