HomeNalar PolitikPenjelasan Kemendagri Soal e-KTP Palsu

Penjelasan Kemendagri Soal e-KTP Palsu

Menurut Dirjen Dukcapil, pemalsuan manual e-KTP diawali dengan mengumpulkan blanko e-KTP bekas yang tercecer di kelurahan. Setelah ditelusuri dari alamat, e-KTP palsu diperoleh dari 20 kelurahan di DKI.


pinterpolitik.com

JAKARTA – Kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) yang didatangkan dari Kamboja melalui Bandara Soekarno Hatta, beberapa waktu lalu, adalah kartu identitas bekas yang kemudian dipalsukan.

Kementerian Dalam Negeri menjelaskan, dari 36 keping e-KTP, 20 keping chip-nya sudah rusak dan 16 lainnya masih bisa terbaca lewat card reader.

“Jadi, ini bagian depan datanya saja yang dipalsukan beserta dengan fotonya yang seluruhnya dibedakan,” kata Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Zudan Arif Fakrullah, di Jakarta, Senin (13/2/2017).

Ia mengatakan, modus pemalsuan e-KTP adalah dengan mengganti salah satu kolom identitas dan mengganti foto. Hanya, kata Zudan, pemilik KTP yang asli, sudah menggunakan KTP baru. Sedangkan, kartu yang rusak, umumnya sudah cacat pada fisiknya sehingga tak lagi dapat terbaca.

“Kalau di-pindai lewat card reader yang kami punya, langsung kelihatan pemilik aslinya. Sedangkan yang terlihat kasat mata, itu palsu dan tidak ada di bank data kami,” katanya.

Menurut Dirjen Dukcapil, pemalsuan manual e-KTP diawali dengan mengumpulkan blanko e-KTP bekas yang tercecer di kelurahan. Setelah ditelusuri dari alamat, e-KTP palsu diperoleh dari 20 kelurahan di DKI.

“Pemalsu ini mencari blanko rusak tercecer. Ada dari satu kelurahan dapat 1 atau 2 blanko rusak,” katanya.

Untuk mencegah pemalsuan, Zudan mengimbau agar tiap kelurahan lebih hati-hati dengan blanko e-KTP rusak. Limbah tersebut hendaknya disimpan guna menghindari penggunaan yang tidak semestinya.

Berkaitan dengan pelaksanaan Pilkada serentak di 101 daerah, Rabu (15/2),  Direktur Pendaftaran Dukcapil  Drajat Wisnu Setiawan dalam keterangan pers di kantor pusat Bea dan Cukai, Jumat (10/2) lalu, mengemukakan, apabila ada petugas tempat pemungutan suara (TPS) yang meragukan keabsahan KTP pemilih dapat mengecek keabsahan KTP itu di kantor Dinas Dukcapil setempat sebelum mengizinkan pemiliknya menggunakan hak pilih.

Baca juga :  Ini Jurus Rahasia Trump “Perkasakan” Amerika? 

Cara lainnya yang lebih cepat, petugas TPS dapat memfoto KTP dan mengirimkannya ke nomor whatsapp layanan pengaduan Dinas Dukcapil setempat. (Setkab/E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

IKN House Has Fallen!

Pemblokiran anggaran IKN Nusantara lemahkan pengaruh Jokowi, membuka peluang bagi Megawati untuk perkuat posisinya dalam politik Prabowo.

Ini Jurus Rahasia Trump “Perkasakan” Amerika? 

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berniat mendirikan sovereign wealth fund (SWF). Keputusan ini dinilai jadi keputusan yang sangat besar dan berdampak ke seluruh dunia, mengapa demikian? 

Prabowo dan The Intra-Elite Enemy

Masalah penataan distribusi gas LPG 3 kilogram menjadi sorotan terbaru publik pada pemerintahan Prabowo.

Prabowo Ditantang Memecat PNS?

Diskursus efisiensi anggaran negara turut mengarah pada peringkasan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang gaungnya telah lama terdengar. Ihwal yang tak kunjung terealisasi dan berubah menjadi semacam “mitos”. Beberapa sampel di negara lain seperti Argentina, Amerika Serikat, hingga Singapura kiranya dapat menjadi refleksi. Lalu, mampukah Presiden Prabowo mendobrak mitos tersebut?

Menuju Senja PKS?

Hidayat Nur Wahid (HNW) dinilai tidak sensitif terhadap penggunaan transportasi umum. Seperti Ja Rule, PKS terancam kehilangan relevansi?

Mampukah Prabowo Make Indonesia Great Again? 

Konsep Make America Great Again (MAGA) ala Donald Trump beresonansi dengan dorongan adanya keperluan konsep Make Indonesia Great Again (MIGA). Mampukah ambisi ini dijalankan? 

Amerika Sudah “Ditamatkan” Tiongkok? 

Tiongkok semakin menunjukkan kepada dunia bahwa dirinya bisa menyaingi Amerika Serikat (AS). Kini, kompetisi bagi AS bahkan datang di sektor yang didominasinya, yakni dunia artificial intelligence. Lantas, mungkinkah ini awal dari kejayaan Tiongkok yang menjadi nyata? 

AHY dan Jokowi’s Bamboo Trap?

Saling lempar tanggung jawab atas polemik pagar bambu laut di pesisir Kabupaten Tangerang memunculkan satu diskursus menarik mengenai head-to-head langsung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, diskursus itu menambah probabilitas eksistensi ranjau politik Jokowi terkait dengan pengaruh pasca presidensinya. Mengapa itu bisa terjadi?

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...