HomeNalar PolitikGatot Sudah Cocok Jadi Capres?

Gatot Sudah Cocok Jadi Capres?

Pemilihan Presiden tinggal dua tahun lagi, namun baru ada dua nama yang dianggap sesuai untuk menjadi capres, yaitu Jokowi dan Prabowo Subianto. Belakangan, ada selentingan yang menganggap Gatot Nurmantyo memiliki ciri-ciri calon presiden.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]M[/dropcap]encari sosok pemimpin yang dianggap mampu menjadi tumpuan harapan Indonesia memang tak mudah. Karenanya banyak yang berspekulasi bahwa pertarungan di Pilpres 2019 nanti akan menjadi pertarungan kedua kalinya bagi Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Bahkan, sejumlah partai politik (parpol) sudah mulai menegaskan sikap politik mengenai siapa yang akan diusung menjadi bakal calon presiden (capres).

Saat ini, diperkirakan ada juga sejumlah tokoh yang mulai bergerilya agar namanya dapat masuk dalam bursa bakal capres. Menurut seorang petinggi negeri, untuk mengetahui tokoh mana yang berambisi untuk menjadi bakal capres, ada beberapa ciri yang bisa dilihat dari aktivitasnya. “Masyarakat sebenarnya bisa melihat dan menganalisa sendiri siapa yang terlihat memiliki ambisi untuk maju di Pilpres 2019, sebab ada ciri-ciri yang sangat menonjol,” katanya di Jakarta, Kamis (15/6).

Ciri pertama, terangnya, tokoh tersebut rajin menghadiri berbagai seminar. “Kalau ada tokoh yang sangat sering menjadi pembicara seminar di sela-sela tugas utamanya, patut diduga dia mempunyai ambisi. Dia sangat rajin memenuhi undangan kampus, ormas, atau komunitas-komunitas, tujuannya supaya lebih populer,” jelasnya.

Kedua, materi yang selalu diajukan oleh tokoh tersebut adalah mengenai isu-isu kebangsaan. “Yang bersangkutan selalu mengangkat isu-isu kebangsaan dan melontarkan gagasan mengenai apa yang terbaik agar Indonesia menjadi lebih baik dan hebat.”

Sedangkan yang ketiga, tokoh tersebut juga kerap menyinggung soal kepemimpinan nasional “Karena modal utama maju sebagai capres adalah kepemimpinan, makanya dia getol berbicara mengenai leadership. Tujuannya masyarakat bisa menilai jiwa kepemimpinannya,” tambahnya lagi.

Baca juga :  Logis Anies Dirikan Partai Sendiri?

Dari ketiga ciri tersebut, salah satu nama yang memenuhi kriteria tersebut dan saat ini juga tengah digadang-gadang berpeluang menjadi capres dan calon wakil presiden (cawapres), yaitu Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Menurut pengamat politik Network for South East Studies, Muchtar Effendi Harahap Gatot berpeluang menjadi capres bila ada dukungan parpol yang sesuai regulasi. “Jika diberlakukan presidential threshold maka peluang Gatot hanya pada dukungan Demokrat,” ujarnya, Sabtu (27/5).

Selain itu, dari segi popularitas dan elektabilitas peluang Gatot menjadi capres atau cawapres terbuka lebar. “Dari dukungan segmen pemilih tentu popularitas Gatot belakangan ini cukup membantu, begitu juga mungkin elektabilitas Gatot,” kata Muchtar yang melihat peluang Gatot lebih tinggi dibandingkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman dan Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Harry Tanoesoedibjo.

Pernyataan ini juga pernah disetujui oleh Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung yang menilai Gatot memiliki modal yang cukup mumpuni sebagai cawapres. Ini ia ungkapkan seusai menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Balikpapan, Kalimantan Timur. Posisi Gatot yang telah menjabat sebagai Panglima TNI menurut Akbar sudah menjadi jaminan untuk diperhitungkan sebagai cawapres. “Dia punya potensi menjadi calon Wakil Presiden,” ujarnya, Selasa (23/5).

Sementara itu, dalam acara bincang-bincang “Rosi” di Kompas TV, Kamis (4/5), Gatot menyatakan kalau dirinya tak ada niat untuk maju sebagai capres. Dia merasa tidak etis jika harus beradu dengan Presiden Joko Widodo yang kemungkinan juga kembali maju dalam Pilpres. “Saya ini dilantik sebagai Panglima TNI, dan setiap Panglima disumpah untuk taat pada atasan,” ujar Gatot.

Ketika pemimpin redaksi Kompas TV tersebut menanyakan kembali apakah betul Gatot tidak mau atau belum mau menjadi presiden, Gatot pun memberikan jawaban sekaligus penegasan. “Tidak mau. Tidak etis, saya dipercaya Presiden kemudian saya berambisi, beradu dengan Presiden,” pungkas mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut yang disambut dengan tepuk tangan yang hadir. (Suara Pembaruan)

Baca juga :  Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK
spot_imgspot_img

#Trending Article

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...