BerandaCelotehPrabowo, Menhan Anti-Gimmick?

Prabowo, Menhan Anti-Gimmick?

Nama Prabowo Subianto kembali meramaikan bursa capres pada momentum Pilpres 2024 mendatang. Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Habiburokhman menilai jika elektabilitas Prabowo masih tinggi dan layak dicalonkan menjadi capres karena beberapa alasan — salah satunya karena Prabowo bukan politisi yang suka ‘gimmick’ atau pencitraan. 


PinterPolitik.com

Popularitas seorang Prabowo Subianto seolah tidak pernah luntur meski beberapa kali diterpa isu tidak sedap ketika bertarung dalam kontestasi pilpres tahun 2009, 2014, dan 2019 lalu. Elektabilitas mantan Danjen Kopassus ini masih tinggi di beberapa lembaga survei. 

Seperti yang dipublikasikan oleh lembaga survei Indikator Politik, Prabowo memperoleh elektabilitas sebesar 27 persen. Angka ini sekaligus menempatkan Prabowo di atas tokoh lainnya, seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. 

Pencapaian ini dinilai bisa terealisasi tanpa disertai ‘gimmick’ politik dari Prabowo. Hal ini dipertegas oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra yaitu Ahmad Muzani. 

Ia membandingkan Prabowo dengan politisi lainnya yang gemar melakukan ‘gimmick’ politik untuk mendulang elektabilitas. Berbagai gaya ‘gimmick’ dilakukan misalnya seperti membuat baliho politik untuk meningkatkan popularitas di tengah masyarakat. 

Well, ‘gimmick’ dalam dinamika politik sejatinya tidak bisa terelakkan. Para politisi berlomba-lomba memperlihatkan jika dirinya pantas untuk dipilih sebagai pemimpin, sehingga berbagai cara pun dilakukan. 

Salah satunya ya melalui baliho yang bertebaran di jalan dengan wajah besar tokoh politik disertai dengan narasi yang seolah membangkitkan semangat, mulai dari ‘kepak sayap kebhinekaan’ ala Puan hingga ‘kerja untuk Indonesia’ ala Airlangga Hartarto. 

Gary Mauser dalam bukunya yang berjudul Political Marketing: An Approach to Campaign Strategy menjelaskan sebuah konsep Political Marketing yang intinya bertujuan untuk mempengaruhi perilaku masyarakat dalam sebuah situasi yang kompetitif. Maka, nggak heran jika para politisi ini jor-joran untuk menyebarkan pengaruhnya melalui baliho dengan harapan meningkatkan popularitas. 

Baca juga :  Prabowo-Wiranto Akhirnya Baikan?

Hm kalau ingat ‘gimmick’ yang dilakukan oleh para politisi ini, seakan mengingatkan kepada salah satu Youtuber terkenal yaitu Atta Halilintar. Melalui jargonnya yang unik, yaitu ‘ashiaaap’, pemuda ini mampu memberikan pengaruh yang signifikan, terlihat dari jumlah subscribers YouTube yang hampir mencapai 30 juta. 

Tidak dipungkiri, hal ini tidak lepas dari kontennya yang penuh dengan ‘gimmick’ atau drama settingan. Bahkan, Atta secara pribadi mengaku kalau ‘gimmick’ sangat berpengaruh dalam pembuatan kontennya. 

Eits, Namun, nggak semua YouTuber lho mengandalkan ‘gimmick’ layaknya Atta Halilintar. Artis terkenal, Luna Maya, yang juga mulai mencoba berkiprah di YouTube mengaku jika dirinya tidak terlalu suka melakukan ‘gimmick’. Alasannya karena tidak ingin menghilangkan ciri khasnya. 

Meski risikonya sulit meraup viewers atau subscriber, ia mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut. Hmm mungkin kata lainnya seperti ‘legowo’ begitu ya – sama halnya dengan Pak Prabowo yang tidak suka ‘gimmick’ dan berakting. 

Namun, apakah Pak Prabowo bisa ‘legowo’ seperti Luna Maya jika kembali tidak bisa maju sebagai calon presiden (capres) di 2024? Hmm, bisa jadi, Pak Prabowo tetap ‘legowo’ seperti ucapan mendiang presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid yaitu ‘Prabowo paling ikhlas kepada rakyat.’ (G69)


Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

Sandiaga Akan Kembali ke Prabowo?

Sandiaga Uno telah pamit dari Partai Gerindra. Mungkinkah Sandiaga bertemu Prabowo Subianto kembali di masa depan?

Coldplay ke Indonesia karena Jokowi?

Band ternama asal Inggris, Coldplay, dikabarkan akan konser di Jakarta, Indonesia. Mungkinkah Coldplay akan sampaikan pesan untuk Jokowi?

Safari Politik Prabowo Mulai dari Atas?

Momen Lebaran akhir April lalu rupanya digunakan Prabowo Subianto, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, untuk bersilaturahmi ke kediaman berbagai kolega dan temannya. Adapun beberapa tempat yang ia kunjungi adalah kediaman Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, Wiranto, AM Hendropriyono, dan lainnya. Apakah safari politik Prabowo berbalutkan sowan dimulai dari kunjungan ke para elite?

Ganjar Perlu Branding Politik Baru?

Pada 21 April 2023, Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres) usungan partai. Padahal, baru Maret lalu, Ganjar mengalami blunder hebat akibat pernyataannya mengenai Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia. Karena itu, pantas kita pertanyakan, bisakah PDIP pertahankan titel king maker dengan capres pilihannya?

Rumor Reshuffle, Anies Akan Hilang Lagi?

April lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambahkan jabatan Wakil Menteri Kominfo (Wamenkominfo) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2023. Akibatnya, isu reshuffle kabinet pun kembali muncul. Mungkinkah ini jadi sentilan reshuffle selanjutnya pada Partai Nasdem, dan Anies?

Anas Urbaningrum: Anti-villain SBY?

Anas Urbaningrum telah bebas setelah jalani hukuman. Apakah Anas akan menjadi anti-villain setelah akhirnya bergabung ke PKN?

Pejabat Sudah Tidak Bisa ‘Flexing’?

Berbagai larangan agar pejabat dan ASN tidak 'flexing' mulai dikeluarkan oleh pemerintah. Apakah pejabat dan keluarganya sudah tidak bisa 'flexing'?

PDIP, Lu Itu Gak Diajak?

PDIP langsung menanggapi pertemuan ketum lima parpol (Gerindra, PKB, PPP, PAN, dan Golkar) yang munculkan wacana koalisi di 2024.

More Stories

Surya Paloh Cemburu ke Prabowo?

NasDem persoalkan komentar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto karena dukung Anies di 2024. PDIP dianggap beda sikap bila terhadap Prabowo.

Airlangga Abaikan Giring?

PSI telah mendeklarasikan akan mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Mengapa Giring belum juga tawarkan Ganjar ke Airlangga?

Rocky Sebenarnya Fans Luhut?

Momen langka terjadi! Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya bertemu langsung dengan pengkritik terpedasnya, yakni Rocky Gerung.