HomeCelotehPDIP “Si Menantu” Idaman?

PDIP “Si Menantu” Idaman?

“Kami justru menahan diri dan karena itu kami taat apa perintah Ketua Umum, apa kata DPP PDIP. Walaupun, sesungguhnya kami sangat-sangat kecewa dengan pernyataan itu, prihatin sekali”. –  I Wayan Sudirta, Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP


PinterPolitik.com

Benturan antara PDIP dengan Front Pembela Islam alias FPI emang sudah menjadi cerita hari-hari dua entitas politik tersebut. Awalnya masih hanya sebatas perang urat saraf lewat sindiran, saling serang dalam kampanye politik – katakanlah misalnya saat Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu – hingga dalam pernyataan-pernyataan ke media massa.

Namun, pernah juga benturan itu berujung pada aksi fisik, misalnya yang terjadi antara dua kelompok ini di Yogyakarta pada tahun 2019 lalu. Kemudian yang beberapa waktu lalu terjadi adalah aksi pembakaran bendera PDIP oleh demonstran dalam aksi penolakan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang dilakukan oleh FPI dan kawan-kawan.

Kini benturan tersebut terjadi lagi. Kali ini aksinya dilakukan oleh Idrus Jamalullail, salah satu sesepuh pendiri FPI. Ceritanya dalam acara peringatan Maulid Nabi yang digelar FPI di Petamburan, doi mengucapkan doa yang meminta agar Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri diberikan umur pendek.

Iyess, nggak salah baca cuy, diberi umur pendek! Hmm, biasanya orang-orang kalau ngedoain orang lain itu yang baik-baik kan ya. Berharap umur panjang, murah rejeki, enteng jodoh, dan dekat kesuksesan. Lha, yang ini malah berdoa agar umurnya pendek.

Makanya, banyak pihak kemudian menganggap doa tersebut adalah “ujaran kebencian” – setidaknya demikianlah yang disampaikan oleh politikus Partai Nasdem, Ahmad Sahroni. Doi bahkan meminta agar pihak kepolisian mengusut peristiwa ini karena yang didoakan tersebut dua-duanya adalah Presiden Indonesia.

Baca juga :  Megawati Menulis: Etika Presiden Penting!

Namun, sikap berbeda justru ditunjukkan oleh PDIP. Si banteng merah ini justru memilih untuk menahan diri. Beberapa kadernya memang menyebut prihatin dan kecewa dengan pernyataan semacam itu. Tetapi mereka menyebut tak akan memproses lebih lanjut peristiwa tersebut.

Wih, sabar banget nih PDIP dan Bu Mega. Bisa menahan diri di situasi seperti sekarang itu luar biasa loh. Itu juga jadi gambaran kedewasaan PDIP dalam berpolitik karena tahu bahwa gejolak yang demikian di tengah pandemi Covid-19 justru akan menimbulkan lebih banyak kerugian.

Hmm, jadi kesabaran adalah kunci nih. Berasa kayak menantu idaman nggak sih? Uppps. Lha iya, kalau menantu idaman itu salah satu kriteriannya adalah yang sabar dalam menghadapi apa pun. Udah cocok nih PDIP jadi menantu idaman.

Tapi, cocokan jadi mertua idaman deh, ingat umur cuy. Hehehe. Hmm, lalu siapa nih yang mau dipinang buat 2024 nanti? Menarik buat ditunggu. (S13)


Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.