BerandaCelotehParadoks PDIP Bendung Ganjar?

Paradoks PDIP Bendung Ganjar?

Mencuat isu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP melarang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk keluar kota. Isu ini membuat PDIP seakan bersikap paradoksal: partai yang lahir karena melawan kekangan Orde Baru, kok sekarang malah mengekang-ngekang. Apa karena semakin tua, jadinya PDIP semakin sensitif ya? Uppps.


PinterPolitik.com

Beberapa waktu lalu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ramai diisukan kalau ia dilarang keluar kota oleh pimpinan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Ganjar seolah “dipingit” oleh PDIP untuk tujuan tertentu.

Sontak isu ini dihubungkan dengan semakin gencarnya aksi Ganjar yang dituduh tengah berkampanye jelang Pilpres 2024. Seperti dalam beberapa pemberitaan, Ganjar memang sangat sering berkunjung keluar Jawa Tengah.

Terkait isu pelarangan tersebut, Ganjar sendiri membantah kalau ia dilarang keluar Jawa Tengah. Ganjar mengatakan jika memang dirinya pergi ke luar Jawa Tengah hanya sebatas koordinasi dan ia mengaku selalu minta izin jika hendak ke luar daerah.

Meski senada dengan Ganjar, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto tidak menampik bahwa ada batas-batas yang diberikan PDIP bagi kepala daerah dalam menjalankan tugas. Disebutkan bahwa kepala daerah tetap harus memprioritaskan wilayah kerja dalam melakukan kampanye untuk PDIP.

image 72
PDIP Posesif ke Ganjar?

Terlepas dari ada atau tidaknya larangan terhadap Ganjar, isu ini pastinya akan melahirkan pertanyaan kritis terkait PDIP yang terkesan bersikap paradoksal. Seolah PDIP saat ini berbeda dengan PDIP atau lebih tepatnya PDI di era Orde Baru. 

Banyak yang tentu masih ingat bagaimana perjuangan PDI merebut kebebasan dari rezim yang otoriter. Ya, PDI bukan hanya mendapatkan simpati rakyat, tapi juga mendapat imbas elektoral yang pada waktunya membuat partai kepala banteng ini diperhitungkan.

Beberapa pihak berpendapat bahwa meroketnya suara PDI karena implikasi dari keberadaan trah Soekarno, yaitu Megawati Soekarnoputri. Popularitasnya mulai mengusik Orde Baru, sampai-sampai Soeharto menganggap kehadiran Megawati sebagai ancaman yang harus disingkirkan. 

Baca juga :  Transfer Kader Parpol 2024

MC Ricklefs dalam bukunya Sejarah Indonesia Modern 1200 – 2008, mengatakan bahwa represi dan aksi kekerasan yang dijalankan Orde Baru ternyata gagal membendung laju PDI dan Megawati. Sebaliknya, nama Megawati justru semakin populer. 

Popularitas Megawati kelak menjadi kunci bagi kesuksesan PDI, yang kemudian pada tahun 1999 berubah namanya menjadi PDIP. Di sinilah spektrum politik PDIP tercitra sebagai partai yang keras menentang penindasan penguasa kepada rakyat. 

Kembali ke konteks isu pelarangan Ganjar oleh PDIP, pada akhirnya seolah isu ini memperlihatkan indikasi pertentangan dalam diri PDIP. Dulu partai ini dikenal sebagai partai yang lahir karena melawan otoritarianisme, kok sekarang mulai membatas-batasi ruang gerak kadernya sendiri. 

Jika kita potret lebih detail, sebenarnya paradoks partai di atas panggung politik tidak terlepas dari kian memudarnya makna dan eksistensi rakyat dalam pikiran dan habitus elite kita. Sering kali rakyat hanya menjadi variabel pelengkap agar elite tidak kehilangan legitimasi atas demokrasi. 

Semoga saja isu pelarangan Ganjar keluar kota tidaklah benar karena mencederai nilai-nilai kebebasan dalam demokrasi. Bukan hanya untuk Ganjar sih, tapi setiap kader partai tetap harus diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dirinya dalam panggung politik. 

Pada akhirnya, dalam kondisi seperti ini, kedewasaan partai politik akan diuji. Semakin tua sebuah partai, maka ia haruslah semakin mapan dalam mengambil keputusan untuk menjaga eksistensinya sendiri. 

Hmm, jadi kepikiran, rupanya bukan manusia saja yang makin tua semakin sensitif dan baper, tapi partai juga demikian ya? Upsss. Hehehe. (I76)


Relawan Jokowi, Kunci Menang Ganjar di 2024?

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

Sandiaga Akan Kembali ke Prabowo?

Sandiaga Uno telah pamit dari Partai Gerindra. Mungkinkah Sandiaga bertemu Prabowo Subianto kembali di masa depan?

Mencari Indonesian Dream di Piala Dunia U-20

Publik dihebohkan oleh pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Bagaimana mimpi pemain timnas U-20 untuk bermain?

Coldplay ke Indonesia karena Jokowi?

Band ternama asal Inggris, Coldplay, dikabarkan akan konser di Jakarta, Indonesia. Mungkinkah Coldplay akan sampaikan pesan untuk Jokowi?

Anas Urbaningrum: Anti-villain SBY?

Anas Urbaningrum telah bebas setelah jalani hukuman. Apakah Anas akan menjadi anti-villain setelah akhirnya bergabung ke PKN?

Kabinet Jokowi Penuh Geng UGM?

Persaingan kampus sudah berkembang bukan hanya pada lingkup akademis, melainkan juga politik. Hal ini terbukti dengan pernyataan Arsul Sani, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan...

Gardu Listrik “Tertawai” Anies

“Hei kamu yang muda, kamu yang progresif, kamu yang merdeka! Kerjakan tugasmu dengan baik, bangun negeri ini, bukan hanya duduk bikin berisik!” PinterPolitik.com Gubernur DKI Jakarta Anies...

Pemprov DKI Sakiti Odong-Odong?

“Aku naik odong odong aku naik odong odong aku senang ibupun turut gembira” – Adel, Naik Odong-Odong  PinterPolitik.com Pemprov DKI itu tiada hari tanpa mempercantik Jakarta. Saat ini,...

Gerindra ‘Hajar’ Garuda

“Jangan takut terhadap musuh yang menyerang Anda. Takutlah kepada teman yang merayu Anda.” ~ Dale Carnegie PinterPolitik.com Munculnya empat partai politik baru dalam kepesertaan Pemilu 2019...

More Stories

Ganjar Punya Pasukan Spartan?

“Kenapa nama Spartan? Kita pakai karena kata Spartan lebih bertenaga daripada relawan, tak kenal henti pada loyalitas pada kesetiaan, yakin penuh percaya diri,” –...

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

“Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,”...

PDIP Setengah Hati Maafkan PSI?

“Sudah pasti diterima karena kita sebagai sesama anak bangsa tentu latihan pertama, berterima kasih, latihan kedua, meminta maaf. Kalau itu dilaksanakan, ya pasti oke,”...