HomeCelotehPak Luhut Jadi "Polisi India"?

Pak Luhut Jadi “Polisi India”?

“Apabila dalam tiga hari ke depan kami masih mendapatkan ada harga-harga obat yang cukup tinggi, atau terjadi kelangkaan, maka kami akan mengambil langkah tegas merazia seluruh gudang-gudang mereka yang sudah kami identifikasi”. – Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Marves


PinterPolitik.com

Bisa dibilang kondisi Indonesia saat ini cukup mengkhawatirkan dalam konteks penanganan Covid-19. Angka kasus yang terus meningkat dan jumlah kematian yang terus tinggi, mau tidak mau membuat pemerintah memutuskan untuk memberlakukan PPKM Darurat. Ini adalah kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.

Hmm, istilahnya ini terlalu banyak nggak sih? Dulu ada PSBB, PSBB Total, dan yang lainnya. Lama-lama jadi bingung masyarakat. Uppps.

Kondisi lain yang mengiringi PPKM Darurat ini adalah fenomena kenaikan harga obat-obatan yang biasa dipakai untuk terapi COVID-19. Bahkan persentasi kenaikannya cukup gila-gilaan juga.

Terkait hal itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hal ini terjadi karena ada pihak yang memainkan harga obat demi keuntungan. Iyess, ada yang mainin harganya cuy.

Baca Juga: Tiga Periode, Mitos Suara Rakyat?

Nah, Pak Luhut kemudian memberi waktu tiga hari kepada para penimbun obat dan alat kesehatan untuk berhenti memainkan harga. Ia mengancam akan melakukan razia bila harga obat masih tinggi karena kelangkaan di tiga hari kemudian.

Hmm, razia tapi diberitahu ya. Uppps.

Intinya, pemerintah sudah menentukan harga eceran tertinggi (HET) untuk obat terapi Covid-19 dan alat-alat kesehatan lainnya. Tinggal pengawasan dari pemerintahnya aja nih biar aturan-aturan itu dijalankan.

Selain itu, Pak Luhut juga menyebutkan bahwa masyarakat yang berkeliaran tanpa menggunakan masker juga akan dikenakan sanksi. Yang berkerumun dan bergosip juga akan kena sanksi. Demikianpun dengan masyarakat yang sebarkan berita palsu soal Covid-19 dan yang lainnya di media sosial juga akan kena sanksi.

Baca juga :  Open House Terakhir Jokowi…

Hmm, harusnya emang dari dulu pemerintah kudu tegas sih dalam kebijakan-kebijakan yang ada. Dengan kata-katanya Pak Luhut sekarang ini, berasa doi kayak jadi polisi India gitu nggak sih. Uppps. Hehehe. Dalam artian positif loh ya ini.

Soalnya polisi India tuh kayak di film-film itu loh, yang menampilkan sosok yang maskulin dan mampu menyelesaikan masalah. Dan biasanya polisi India ini suka datang belakangan dengan momen dramatis untuk menjadi klimaks dari jalan cerita yang ditampilkan. Wih. Mantaps.

Semoga deh pandemi ini pada akhirnya bisa terkontrol dan tugas Pak Luhut pada akhirnya bisa terselesaikan dengan baik. Soalnya, pasti ada alasan mengapa Pak Jokowi mempercayakan tugas ini ke Pak Luhut. Secara doi adalah orang yang dianggap bisa menyelesaikan berbagai persoalan. Menarik untuk kita tunggu kelanjutannya. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

► Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.