HomeCelotehMungkinkah Jokowi Dorong Partai Hijau?

Mungkinkah Jokowi Dorong Partai Hijau?

“Diyakini oleh para ahli iklim bahwa, pemanasan global yang salah satunya ditunjukkan pula oleh peningkatan suhu lautan akan menjadikan siklon tropis lebih mudah untuk tumbuh dan berkembang”. – Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Siswanto


PinterPolitik.com

Bicara soal isu lingkungan di Indonesia emang gampang-gampang susah. Bukannya gimana-gimana ya, isu yang satu ini masih sangat terpinggirkan dari perdebatan politik nasional. Bahkan, bisa dibilang cukup jarang ada kebijakan yang benar-benar pro terhadap lingkungan, kecuali kalau sudah ada kejadian bencana dan yang sejenisnya.

Banjir di Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu misalnya, tak dianggap pemerintah sebagai akibat dari kerusakan wilayah hutan di provinsi itu. Alih-alih yang disalahkan adalah alam dan curah hujan. Hadehh. Emang kayak cewek yang nggak mau disalahin nih ya. Uppps.

Baca Juga: Covid-19 Berkah Bagi Kelompok Super Kaya Indonesia?

Selain soal kerusakan lingkungan, sebenarnya ada juga isu perubahan iklim, yang oleh orang-orang pada dibilang sebagai isu pemanasan global. Buat yang tahu, ini pernah jadi booming ketika disorot dalam sekuel film dokumenter An Inconvenient Truth (2006) dan An Inconvenient Sequel: Truth to Power (2017) karya Wakil Presiden Amerika Serikat dua periode (1993-2001) Albert Arnold Gore Jr atau Al Gore.

Dalam film itu, Al Gore menggambarkan mengerikannya dampak perubahan iklim, misalnya ada bongkahan es yang pecah dan mencair di kutub, banjir bandang, badai, polusi, dan bencana lain yang berkaitan dengan perbuatan manusia.

Pemanasan global emang diyakini memicu persoalan lingkungan ini. Aktivitas manusia menggunakan teknologi mesin yang bergantung pada energi fosil menjadi penyebab kenaikan panas bumi. Penggunaan energi fosil seperti bensin, batu bara, dan lainnya menghasilkan miliaran ton gas CO2 setiap tahunnya ke atmosfer.

Baca juga :  Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Sebab selubung gas tersebut, panas matahari yang masuk ke dalam bumi tidak bisa dipantulkan ke luar. Panas dari matahari pun terjebak di dekat permukaan bumi hingga menimbulkan efek rumah kaca atau pemanasan global. Naiknya suhu di bumi berdampak pada kenaikan muka air laut, mengakibatkan perubahan pada batas-batas pantai.

Makanya, pas kemarin ada bencana alam di NTT, beberapa pihak menilai ini sebagai bagian dari rentetan pemananasan global itu sendiri yang menyebabkan anomaly alam.

Pada saat yang sama, komitmen pemerintah terkait masalah ini dianggap minim. Ini terkait pidato Jokowi pada KTT Perubahan Iklim beberapa waktu lalu yang dianggap belum mampu menjawabi masalah.

Makanya, beberapa tahun lalu semapt muncul narasi mendorong Partai Hijau di Indonesia. Ini dulu sempat digariskan oleh Walhi, namun sampai sekarang tidak kesampaian ujung atau bentuknya.

Emang sih, kalau dalam psikologi warna, hijau melambanghkan kesehatan, keberuntungan dan hal-hal positif lainnya. Ada yang bilang juga green is good. Jadi, mungkin sudah saatnya Presiden Jokowi atau siapapun, ikut mendorong Partai Hijau ini. Walaupun udah pasti akan sulit karena Pak Jokowi didukung oleh banyak pengusaha tambang sih. Uppps. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.