HomeCelotehMegawati Perlu Rebranding PDIP

Megawati Perlu Rebranding PDIP

“Berpikirnya itu bencana datang dari Gusti Allah. Tentu iya, saya sangat mengerti, tapi manusia berusaha untuk menghindari hal tersebut”. – Megawati Soekarnoputri, Ketum PDIP


PinterPolitik.com

Rebranding. Istilah yang catchy ini emang udah melekat di dunia bisnis. Ketika bicara tentang produk atau barang dengan merek tertentu, orang selalu mengatakan bahwa rebranding menjadi jalan untuk menyegarkan citra atau kemasan produk atau barang tersebut demi menambah nilai jualnya untuk menimbulkan ketertarikan dari masyarakat.

Kisah tentang Instagram misalnya, dulu awalnya bukan seperti aplikasi yang kita kenal sekarang. Pada tahun 2010-an, aplikasi ini fungsinya jadi semacam future plans atau rencana masa depan gitu buat bisa hang out atau bikin janji ketemuan dengan teman-teman. Nah, kemudian dari janji ketemuan itu, fotonya bisa dipublish.

Baca Juga: Jokowi Was-Was 2021 Ganti Presiden?

Namun, fungsi aplikasi yang demikian ini dianggap terlalu rumit. Akhirnya, para pendirinya memutuskan melakukan rebranding untuk memfokuskan pada fungsi posting foto saja. Hasilnya, aplikasi yang satu ini menjadi salah satu media sosial paling populer – bisa dibilang bahkan yang paling populer di kalangan anak-anak muda. Dari yang awalnya rumit, akhirnya bisa difokuskan hanya untuk hal yang disukai oleh pengguna.

Nah, kisah tentang rebranding Instagram ini sepertinya jadi pertaruhan besar yang harus dilakukan juga oleh partai terbesar di Indonesia saat ini, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan alias PDIP. Soalnya banyak yang menilai, citra partai ini udah anjlok, baik itu di parlemen maupun di masyarakat.

Ini terkait aksi salah satu kadernya, Bu Ribka Tjiptaning yang sempat memprotes dan menolak vaksin Covid-19. Akibat penolakannya itu, doi yang sempat dibela oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, digeser juga pada akhirnya dari Komisi IX ke Komisi VII DPR.

Baca juga :  Prabowo dan Prelude Gerindra Empire?

Konteks citra PDIP secara umum terjadi juga dalam hal lain loh. Misalnya, sejak Ketua DPR RI yang adalah kader PDIP, Bu Puan Maharani mempertontonkan drama mic mati di sidang RUU Cipta Kerja, banyak yang emang negatif melihat partai ini.

Lalu, terkait kebijakan di Pilkada yang kerap mengusung calon outsider ketimbang kader sendiri, kemudian korupsi yang menjerat banyak kadernya – terutama yang terbaru dari mantan Menteri Sosial Jualiari Batubara – semuanya terakumulasi menjadi citra buruk PDIP. Jangan lupakan pula kasus Harun Masiku.

Nah, makanya pilihan rebranding adalah cara yang bisa dilakukan oleh PDIP. Soalnya, partai ini sudah terkesan makin Mega-sentris, tidak berpihak pada kader, dan banyak kadernya terjerat korupsi. Duh.

Bisa ikutin gaya PKS tuh yang udah duluan rebranding. Mungkin dengan ganti logo misalnya kali ya, dari merah jadi orange biar lebih milenial. Uppps. Menarik untuk ditunggu kelanjutannya. (S13)


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Prabowo dan Hegemoni Rasa Takut

Beberapa konglomerat menyiratkan “ketakutan” soal akan seperti apa pemerintahan Prabowo bersikap terhadap mereka.

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.