BerandaCelotehLuhut yang Tak Tersentuh

Luhut yang Tak Tersentuh

Dorongan untuk mendepak Luhut Binsar Pandjaitan dari kabinet terus menguat. Luhut dinilai bertanggung jawab atas kegaduhan politik akibat wacana penundaan pemilu atau presiden tiga periode. Namun, alih-alih dipecat, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu justru diberi jabatan baru oleh Presiden Jokowi sebagai Ketua Dewan Air. Apakah Luhut adalah sosok yang tidak bisa disentuh? 


PinterPolitik.com

“You can go a lot farther with a smile and a gun.” ― Al Capone

Pada tahun 1987 dirilis sebuah film kriminal di Amerika Serikat (AS) yang berjudul The Untouchables. Film yang disutradarai oleh Brian De Palma ini diangkat dari buku terbitan 1957 dengan judul yang sama. Film ini mengangkat kisah Alphonse Gabriel Capone atau Al Capone, seorang gangster dan pengusaha AS yang dikenal sangat berpengaruh. 

Sangking besarnya pengaruh Al Capone dan gengnya, media sampai memberinya julukan The Untouchables atau yang tidak bisa disentuh. Namun, perjalanan tujuh tahun kepemimpinan Capone berakhir setelah seorang akuntan bernama Oscar Wallace menemukan Capone belum membayar pajak penghasilan selama empat tahun. 

Singkat cerita, Al Capone akhirnya mendekam di penjara di usia 33 tahun. Setelah berbagai kasus tidak dapat menyentuhnya, persoalan pajak ternyata menjadi senjata mematikan bagi Capone. Kisah ini mengingatkan kita pada pernyataan Founding Father Amerika Serikat Benjamin Franklin, “In this world, nothing is certain except death and taxes.” Tidak ada yang pasti di dunia ini kecuali kematian dan pajak.

Kalau direfleksikan dengan kondisi politik kekinian Indonesia, ternyata tidak hanya Al Capone dan gengnya yang mendapat julukan The Untouchables. Adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang disebut banyak pihak seolah tidak tersentuh.

Baca juga :  Kaesang Mustahil Kuasai Depok?
the untouchables

Bukan tanpa alasan. Bayangkan saja, saat ini berbagai elemen masyarakat hingga elite politik ramai meminta Pak Luhut didepak dari kabinet. Politisi senior PDIP Masinton Pasaribu, misalnya, dengan jelas mengatakan Luhut layak dipecat karena bertanggung jawab atas keriuhan politik yang terjadi. 

Pak Luhut dinilai sebagai akar wacana penundaan pemilu yang membuat mahasiswa melakukan demonstrasi pada 11 April kemarin.

Namun nih, yang menarik, alih-alih dipecat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru memberikan Pak Luhut jabatan baru sebagai Ketua Dewan Air. Kalau dilihat dari kacamata politik, khususnya budaya politik Jawa, ini menunjukkan Pak Jokowi masih sangat mempercayai Pak Luhut.

Soalnya nih, sejak zaman kerajaan sampai sekarang, tanda seorang penguasa percaya pada bawahannya itu satu, yaitu diberikan jabatan, posisi, atau tugas. Coba bayangkan, di tengah kritik keras dan permintaan pemecatan, Pak Luhut justru diberi jabatan baru — seolah pemberian jabatan ini untuk menjawab kritik dan permintaan banyak pihak.

Melihat gestur politik itu, tidak mengherankan kalau Pak Luhut juga mendapatkan julukan The Untouchable. Namun, kalau boleh sedikit memberi saran, Pak Luhut mungkin harus meningkatkan kehati-hatiannya. 

Soalnya, setangguh-tangguhnya Al Capone, toh akhirnya ia berhasil dijatuhkan. Apalagi kan PDIP merupakan partai paling berkuasa saat ini. Kalau kata Sun Tzu: “Penguasa yang mulia adalah pemimpin yang peka, dan jenderal yang baik adalah dia yang berhati-hati.” (R53)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

Sandiaga Akan Kembali ke Prabowo?

Sandiaga Uno telah pamit dari Partai Gerindra. Mungkinkah Sandiaga bertemu Prabowo Subianto kembali di masa depan?

Coldplay ke Indonesia karena Jokowi?

Band ternama asal Inggris, Coldplay, dikabarkan akan konser di Jakarta, Indonesia. Mungkinkah Coldplay akan sampaikan pesan untuk Jokowi?

Safari Politik Prabowo Mulai dari Atas?

Momen Lebaran akhir April lalu rupanya digunakan Prabowo Subianto, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, untuk bersilaturahmi ke kediaman berbagai kolega dan temannya. Adapun beberapa tempat yang ia kunjungi adalah kediaman Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, Wiranto, AM Hendropriyono, dan lainnya. Apakah safari politik Prabowo berbalutkan sowan dimulai dari kunjungan ke para elite?

Rumor Reshuffle, Anies Akan Hilang Lagi?

April lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambahkan jabatan Wakil Menteri Kominfo (Wamenkominfo) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2023. Akibatnya, isu reshuffle kabinet pun kembali muncul. Mungkinkah ini jadi sentilan reshuffle selanjutnya pada Partai Nasdem, dan Anies?

Ganjar Perlu Branding Politik Baru?

Pada 21 April 2023, Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres) usungan partai. Padahal, baru Maret lalu, Ganjar mengalami blunder hebat akibat pernyataannya mengenai Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia. Karena itu, pantas kita pertanyakan, bisakah PDIP pertahankan titel king maker dengan capres pilihannya?

Anas Urbaningrum: Anti-villain SBY?

Anas Urbaningrum telah bebas setelah jalani hukuman. Apakah Anas akan menjadi anti-villain setelah akhirnya bergabung ke PKN?

Pemprov DKI Sakiti Odong-Odong?

“Aku naik odong odong aku naik odong odong aku senang ibupun turut gembira” – Adel, Naik Odong-Odong  PinterPolitik.com Pemprov DKI itu tiada hari tanpa mempercantik Jakarta. Saat ini,...

Kawaii, Mega-chan?!

Selain "janda", Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri juga kerap disebut "Mega-chan" di media sosial. Saatnya PDIP embrace budaya kawaii?

More Stories

Pilpres 2024 Hampir Pasti Ganjar vs Prabowo?

Salah satu pendiri CSIS Jusuf Wanandi menyebut Pilpres 2024 akan diisi oleh dua paslon. Dengan PDIP secara terang-terangan menginginkan dua paslon, apakah pernyataan Jusuf...

Airlangga Hartarto Sedang Disembunyikan?

Tidak seperti kandidat lainnya, manuver politik Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto justru senyap terdengar. Apakah Airlangga menarik diri dari perlombaan kandidat, atau justru...

Saatnya Anies Menyerang Balik?

Penangkapan eks Sekjen NasDem Johnny G. Plate seolah menjadi titik balik bagi Koalisi Perubahan untuk intens mengkritik pemerintah. Ini kah momentum Anies Baswedan tancap...