BerandaCelotehKoalisi Besar, Golkar Jadi Penguasa?

Koalisi Besar, Golkar Jadi Penguasa?

Nasib wacana Koalisi Besar pemerintah semakin digunjingkan setelah PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presidennya. Bisakah partai kedua terbesar Indonesia, Partai Golkar, memanfaatkan peluang ini untuk keuntungannya?


PinterPolitik.com

Belakangan ini jagat per-otaku-an diramaikan oleh serial anime baru bernama Blue Lock. Tidak jauh berbeda dengan anime klasik favorit, Captain Tsubasa, Blue Lock ini nyeritain tentang kehidupan para pemain sepak bola di Jepang. 

Yang bikin Blue Lock berbeda dari anime tentang sepak bola lainnya adalah anime yang satu ini justru mendorong para pemain bola untuk menerima sisi egois mereka saat bermain. Ya cukup wajar sih, karena di anime ini para pemain bola yang disorot adalah mereka yang bermain di posisi penyerang. Para penyerang ini diceritakan terlibat dalam program untuk menciptakan penyerang terbaik di Jepang yang namanya sesuai dengan judul animenya, yakni Project Blue Lock.

Nah, Blue Lock ini menyoroti satu filosofi olahraga yang cukup menarik. 

Dalam salah satu episodenya, para penyerang Blue Lock diminta untuk membentuk tim sepak bola yang terdiri dari para penyerang. 

Salah satu karakter berniat membuat tim mereka dari para penyerang terbaik, akan tetapi, karakter utama, Yoichi Isagi, menyebut itu adalah ide yang buruk karena jika para pemain bintang yang egois bermain dalam satu tim, struktur tim tersebut tidak akan kokoh.

image 23

Hmm, meskipun pandangan tersebut sebelumnya hanya populer di dunia persepak bolaan, kayaknya sebenarnya bisa kita refleksikan juga nih ke dunia politik. Terkait polemik pembentukan Koalisi Besar pemerintah, misalnya, yang beberapa hari terakhir ramai digunjang-ganjingkan publik.

Hingga saat ini, PDIP sebagai partai “penguasa” parlemen masih belum dipastikan akan bergabung koalisi tersebut atau tidak. Perdebatan ini semakin sengit setelah PDIP ngumumin Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres) untuk Pemilihan Presiden 2024 (Pilpres 2024). 

Baca juga :  TGB Kritik Anies

Secara sekilas, kalau PDIP ikutan gabung, mungkin beberapa orang akan berpikir itu adalah langkah positif karena peluang para anggota Koalisi Besar, yakni Golkar, PAN, PPP, Gerindra dan PKB untuk memenangkan pemilihan umum (pemilu) akan semakin besar. Tapi, kalau kita nyoba ngerasain jadi para anggota koalisi, hal tersebut kayaknya perlu kita kritisi nih.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, nyebutin kalau mungkin lebih baik bila PDIP gak ikutan Koalisi Besar. Hal ini karena menurutnya kalau PDIP gabung, besar kemungkinannya dominasi partai pendukung pemerintah akan sangat kuat.

Hal sepert itu ujungnya dapat memperlemah DPR dari fungsi pengawasan, seperti yang terjadi di rezim sekarang ini. Secara otomatis, PDIP juga jadi “penguasa” lagi nantinya.

Nah, kalau kita ngerefleksiin ke anime Blue Lock, mungkin ada baiknya PDIP gak usah didorong untuk bergabung Koalisi Besar ini gais, terlebih lagi sekarang ini masing-masing partai mulai punya jagoan capresnya masing-masing. Kalau PDIP bergabung, partai-partai yang gak ngedukung Ganjar untuk nyapres pasti gak akan ngerasa tentang.

Kalau hal kayak gitu udah terjadi, formasi Koalisi Besar bisa aja runtuh sebelum bermain.

Di sisi lain, skenario Koalisi Besar tanpa PDIP ini kayaknya bisa jadi peluang menggiurkan bagi Partai Golkar untuk jadi partai yang dominan Ketika Pemilu 2024 nanti.

Sebagai partai dengan anggota parlemen kedua terbesar setelah PDIP, tidak bergabungnya PDIP bisa ngebuat Golkar lebih leluasa menyampaikan kepentingan politiknya pada sesama anggota Koalisi Besar.

Apalagi, Ketua DPD Partai Golkar DIY, Gandung Pardiman, udah nyebutin kalau Koalisi Besar tanpa PDIP cukup buat menangin mereka di pemilu nanti. 

Bisa jadi, ini adalah momen yang paling tepat buat Golkar untuk akhirnya meruntuhkan dominasi politik PDIP dan kembali mengemban jalan mereka sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia. (D74)

Baca juga :  Airlangga Hartarto Sedang Disembunyikan?
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

Sandiaga Akan Kembali ke Prabowo?

Sandiaga Uno telah pamit dari Partai Gerindra. Mungkinkah Sandiaga bertemu Prabowo Subianto kembali di masa depan?

Coldplay ke Indonesia karena Jokowi?

Band ternama asal Inggris, Coldplay, dikabarkan akan konser di Jakarta, Indonesia. Mungkinkah Coldplay akan sampaikan pesan untuk Jokowi?

Safari Politik Prabowo Mulai dari Atas?

Momen Lebaran akhir April lalu rupanya digunakan Prabowo Subianto, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, untuk bersilaturahmi ke kediaman berbagai kolega dan temannya. Adapun beberapa tempat yang ia kunjungi adalah kediaman Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, Wiranto, AM Hendropriyono, dan lainnya. Apakah safari politik Prabowo berbalutkan sowan dimulai dari kunjungan ke para elite?

Rumor Reshuffle, Anies Akan Hilang Lagi?

April lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambahkan jabatan Wakil Menteri Kominfo (Wamenkominfo) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2023. Akibatnya, isu reshuffle kabinet pun kembali muncul. Mungkinkah ini jadi sentilan reshuffle selanjutnya pada Partai Nasdem, dan Anies?

Ganjar Perlu Branding Politik Baru?

Pada 21 April 2023, Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres) usungan partai. Padahal, baru Maret lalu, Ganjar mengalami blunder hebat akibat pernyataannya mengenai Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia. Karena itu, pantas kita pertanyakan, bisakah PDIP pertahankan titel king maker dengan capres pilihannya?

Anas Urbaningrum: Anti-villain SBY?

Anas Urbaningrum telah bebas setelah jalani hukuman. Apakah Anas akan menjadi anti-villain setelah akhirnya bergabung ke PKN?

Puan: The New ‘Taufiq Kiemas’?

Ketua DPP PDIP Puan Maharani bertemu dengan Ketum Nasdem Surya Paloh yang disebutnya sebagai "om". Apakah Puan the new 'Taufiq Kiemas'?

Puan Ndak Bisa Bahasa Enggres?

Video pidato Puan Maharani dalam Bahasa Inggris menjadi viral dan dibicarakan oleh warganet. Apakah Puan ndak bisa Bahasa Enggres?

More Stories

Kenapa Populisme Politik Sulit Dihilangkan?

Populisme selalu menjadi aib politik yang berulang kali digunakan oleh para politisi dalam pemilihan umum (pemilu). Kenapa hal ini tidak bisa kita hindari?  PinterPolitik.com  Pemilihan Presiden...

Kok Aldi Taher Pede Nyaleg?

Komedian sekaligus politisi, Aldi Taher, berhasil menarik perhatian publik karena ulahnya yang unik dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu. Menarik kemudian untuk kita pertanyakan, mungkinkah Aldi sebenarnya menyimpan intensi politik yang serius di balik wataknya yang menggelitik?

Ke Mana Fadli Zon?

Fadli Zon dikenal sebagai politisi yang sering melempar kritik pedas pada Presiden Joko Widodo (Jokowi), akan tetapi, beberapa bulan terakhir ini Fadli justru terlihat sebagai sosok yang lebih lembut. Mengapa demikian?