HomeCelotehGibran dan Drama Curiga RUU Pemilu

Gibran dan Drama Curiga RUU Pemilu

“Mungkinkah keputusan ini dilatari oleh kemungkinan Presiden Jokowi mempersiapkan keberangkatan Gibran dari Solo ke Jakarta? Karena dirasa terlalu cepat jika Gibran berangkat ke Jakarta tahun 2022”. – Irwan, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demorkat


PinterPolitik.com

Tak ada yang salah dengan rasa curiga. Itu adalah jalan seseorang untuk menjadi lebih was-was dan memperhitungkan semua variabel yang ada ketika menghadapi persoalan tertentu. Namun, jangan sampai kecurigaan tersebut menjadi berlebihan. Nanti akan dibilang sebagai paranoid.

Konteks kecurigaan ini memang tengah ramai dipergunjingkan. Ini adalah terkait langkah pemerintah yang menolak revisi Undang-Undang Pemilu. Akibatnya banyak pihak menaruh curiga terkait motif apa yang sebetulnya djadikan alasan pemerintah melakukan tindakan tersebut.

Salah satu yang paling curigaan adalah Partai Demokrat. Partai biru ini mencurigai langkah pemerintah tersebut diambil karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menyiapkan putranya Gibran Rakabuming Raka untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024.

Baca Juga: Mudah Membaca Logika Kekuasaan Jokowi

Iyess, mereka curiga ini ada motif terkait membawa Gibran dari Solo menuju kontestasi elektoral di ibu kota. Gibran sendiri saat ini menjadi pemenang Pilwakot Solo dan mengikuti jejak ayahnya sebagai wali kota Solo usai unggul dari pasangan calon independen pada Pilkada 2020 lalu.

Hmm, nggak kurang-kurang nih emang kecurigaannya. Tapi wajar sih, soalnya kalau Pilkada DKI Jakarta dilaksanakan pada tahun 2022 atau 2023, maka Gibran kemungkinan nggak bisa ikutan maju. Soalnya masih terlalu cepat karena baru aja menang di Solo.

Nah, menariknya lagi, Partai Gerindra lantas mencurigai balik Demokrat. Mereka menduga jangan-jangan Demokrat memang ingin mengusung sang ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY sebagai calon pada Pilkada DKI Jakarta. Wih.

Baca juga :  Sidang MK: Prabowo Dilantik, Gibran Didiskualifikasi?

Ini udah berasa kayak drama di sinetron Ikatan Cinta nih yang lagi ramai sekarang ini. Hehehe. Penuh drama dan menguras emosi.

Lagian, kalau memang benar ada maksud untuk mengusung Gibran di Pilkada DKI Jakarta, maka harusnya dibuktikan dulu lah ya kinerjanya. Sementara itu, soal maju di Pilkada ibu kota itu hak setiap orang juga kan untuk dicalonkan. Walaupun dalam konteks ini yang kita bicarakan adalah anak presiden. Uppps. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.