HomeCelotehEpic Rap Battle: Moeldoko vs Gatot

Epic Rap Battle: Moeldoko vs Gatot

Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Gatot Nurmantyo disebut melontarkan sindiran kepada Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terkait isu dualisme yang membayangi Partai Demokrat. Mungkinkah berujung pada rap battle yang epic?


PinterPolitik.com

Bisa dibilang, berita-berita politik akhir-akhir ini tengah banyak diisi oleh upaya perebutan. Myanmar, misalnya, kini tengah digerogoti dengan berbagai insiden kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah junta militer yang disebut telah melakukan kudeta pada pemerintahan yang sah.

Selain Myanmar nih, upaya saling berebut ini juga tengah menghantui sebuah partai politik (parpol) di Indonesia, yakni Partai Demokrat. Gimana nggak? Kala parpol satu ini telah memiliki pemimpin yang sah, sejumlah pihak justru mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB) sendiri di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).

Sosok yang muncul dan dipilih sebagai ketua umum (ketum) dalam KLB Demokrat yang dianggap ilegal tersebut bukan lain adalah Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Wah wahkok bisa ya pejabat yang bukan kader dari partai itu jadi pemimpin partai? Ckckck.

Saking herannya nih, mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) lainnya ikut berkomentar nih. Beliau adalah Gatot Nurmantyo. Dalam sebuah cuplikan wawancara yang diunggah ke Instagram, Pak Gatot mengutip sepatah dua patah lirik lagu tuh.

“Biar badan hancur lebur kita kan bertempur membela keadilan suci kebenaran murni,” kutip Pak Gatot atas lirik lagu tersebut. Katanya beliau, lagu ini didapatkan selama TNI sebagai pengingat untuk menjaga nilai moral tentara.

Baca Juga: Mengapa Santet ‘Hantui’ Moeldoko?

Moeldoko dan Bayang-bayang Santet

Hmm, kutipan lirik lagu ini sih disebut-sebut bisa menyindir Pak Moeldoko lho. Soalnya nih, dalam wawancara itu, Pak Gatot juga lagi ngebahas soal dualisme Demokrat lho – sambil menjelaskan apa itu artinya moral bagi prajurit. Hehe.

Mungkin nih, apa yang dilakukan oleh Pak Gatot ini mirip-mirip lah ya dengan dissing (menyindir) dalam sebuah pertengkaran rap (rap feud). Biasanya tuh, para rapper yang sedang terlibat dalam sebuah feud bakal saling serang dan sindiri melalui lirik dan rima mereka tuh.

Wah, mungkin nggak ya ini bakal jadi semacam rap battle yang epic antara Pak Gatot dan Pak Moeldoko? Kalau iya, Pak Moeldoko perlu nih nyiapin lirik dan rima yang ngena juga dong.

Ya, semoga aja lirik dan rima yang dipakai Pak Moeldoko bisa kreatif ya. Soalnya nih, dalam dunia rap, “mencuri” gaya rap dan lirik itu sebenarnya nggak keren lho. Bisa-bisa malah dianggap kurang mantap.

Baca juga :  Menanti Kombo Once-Ahmad Dhani di DPR

Hmmngomong-ngomong nih, kalau mencuri gaya dan lirik rap dianggap nggak coolgimana dengan “mencuri” partai ya? Cool nggak ya? Gimana nih, Pak Moeldoko? Hehe. (A43)

Baca Juga: No Moeldoko No Party


https://youtube.com/watch?v=geKom9hGpyU

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Arti Kesetiaan Politik: Jokowi vs Prabowo

Dalam politik, nilai kesetiaan mempengaruhi manuver politik. Bagaimana kesetiaan politik dalam kaitannya dengan Jokowi dan Prabowo Subianto?

Dharma Pongrekun vs ‘Elite Global’

Dharma Pongrekun singgung soal elite asing terkait pandemi Covid-19 dalam Debat Pilkada) Jakarta 2024. Mengapa konspirasi bisa begitu diyakini?

Kenapa Pendukung Anies Pilih RK?

Para pemilih Anies Baswedan dinilai cenderung memilih pasangan calon Ridwan Kamil (RK)-Suswono di Pilkada Jakarta 2024. Mengapa demikian?