HomeCelotehDi Balik Panas Mahfud vs Demokrat

Di Balik Panas Mahfud vs Demokrat

“Tak seorang pun di antara kami pernah bilang Pak SBY atau AHY sebagai dalang atau membiayai unras”. – Mahfud MD, Menko Polhukam


PinterPolitik.com

Menko Polhukam Mahfud MD mungkin jadi salah satu tokoh paling sibuk di hadapan media dalam beberapa hari terakhir. Bukannya gimana-gimana ya, dengan jabatan beliau yang tupoksinya memang mengurusi persoalan keamanan negara memang menjadi hal yang harus diberikan perhatian lebih oleh Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara tersebut.

Nah, salah satu isu yang kini “dilempar” pemerintah terkait demonstrasi penolakan terhadap UU Cipta Kerja beberapa waktu lalu adalah  adanya pihak-pihak tertentu yang dituduh menunggangi aksi para buruh dan mahasiswa tersebut.

Simpang siur informasi yang beredar di media sosial memang menyebutkan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sebagai salah satunya. Pentolan-pentolannya juga ada beberapa yang telah ditangkap polisi.

Selain KAMI, banyak pihak juga menuduh Partai Demokrat sebagai salah satu pihak yang juga ada di balik aksi demonstrasi tersebut. Nah, hal inilah yang bikin politikus Partai Demokrat, Andi Arief marah.

Lewat cuitannya di Twitter, doi meminta Mahfud MD, Luhut Binsar Pandjaitan, Airlangga Hartarto dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk membuat klarifikasi terkait tuduhan tersebut.

Mahfud kemudian membantah bahwa pihaknya tidak pernah membuat pernyataan yang menuduh Demokrat – termasuk Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) – ada di belakang demonstrasi UU Cipta Kerja tersebut.

Beh, ini bakal jadi komoditas politik yang ramai diperbincangkan dalam beberapa hari ke depan nih. Apalagi Demokrat disebut akan menempuh jalur hukum terkait tuduhan tersebut.

Ini juga jadi memanaskan hubungan antara pemerintah dengan partai politik tertentu. Apalagi, Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens sempat berseloroh bahwa para pedemo terdiri dari banyak kelompok. Salah satunya, yakni massa yang dimobilisasi oknum dari partai politik.

Hmmm, tudingan serius nih Bang Boni. Uppps.

Tapi, ini sebetulnya menggambarkan kondisi politik di tingkatan elite teratas saat ini. Soalnya, SBY dan Demokrat emang masih jadi salah satu kutub politik kuat.

Setidaknya ada 3 kutub politik utama lah kalau mau disebut demikian. Yang pertama adalah Megawati Soekarnoputri, kemudian Prabowo Subianto dan terakhir SBY. Ini ibaratnya kayak 3 raja di Romawi dulu, utamanya di era jelang berkuasanya Konstantin Agung.

Kala itu, selain Konstantin, ada Licinius dan Mexentius yang sama-sama bersaing satu sama lain. Konstantin emang pada akhirnya jadi yang terkuat dan berhasil merebut kekuasaan dan mengalahkan dua yang lainnya.

Hmmm, kita-kira dari SBY, Mega dan Prabowo, siapa nih yang bakal jadi Konstantin-nya di tahun-tahun mendatang jelas Pilpres 2024? Menarik buat ditunggu nih. (S13)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.