HomeCelotehAnies Curi Start Kampanye?

Anies Curi Start Kampanye?

“Kami manajemen Restoran Pagi Sore menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan bapak ibu, dengan adanya pemberitaan tentang ditemukannya flyer/brosur di pesanan nasi box Restoran Pagi Sore,” – Manajemen Restoran Pagi Sore


PinterPolitik.com

Siapa sih yang nggak tahu restoran Padang? Salah satu restoran yang menjajakan kuliner khas asal tanah Minangkabau ini terkenal dengan menu andalan rendang – olahan daging sapi yang telah mendunia loh.

Namun, apa jadinya ya jika restoran padang bukan hanya dikenal karena rendangnya tapi juga ada menu lain, yaitu menu “brosur Anies”?

Mungkin tidak berlebihan jika mengibaratkan brosur bakal calon presiden (capres) Partai NasDem, Anies Baswedan, yang ditemukan dalam boks makanan Restoran Pagi Sore sebagai salah satu menu baru restoran.

Merespons peristiwa itu, Restoran Pagi Sore membenarkan karyawannya sengaja memasukkan brosur dukungan terhadap Anies – sekaligus memberikan penjelasan kalau perbuatan itu di luar perintah manajemen.

Sebagai sebuah peristiwa politik, hal semacam ini juga pernah terjadi dan kebetulan Anies yang lagi-lagi jadi objek. Peristiwa yang dimaksud adalah pembagian tabloid berisi kesuksesan Anies yang dibagikan kepada jemaah Masjid Al Amin di Malang, Jawa Timur.

Anyway, poster dan brosur Anies itu seolah-olah tersebar tidak sengaja. Alih-alih akan mendapat simpati, malah muncul kemungkinan sikap antipati dari publik. Selain terkesan tidak elegan, cara semacam ini akan dianggap sebagai strategi curi start kampanye.

Dalam konteks komunikasi politik, penting untuk mampu mempertimbangkan feedback dari receiver (penerima) pesan politik kita. Jangan sampai tujuan pesan tidak tersampaikan dikarenakan sikap resistensi.

Alina Wheeler dalam bukunya Designing Brand Identity: An Essential Guide for The Whole Branding Team memberikan gambaran bahwa brand atau merek yang ingin menyampaikan pesan harus memperhatikan cara pandang calon penerimanya.

Baca juga :  Logis Anies Dirikan Partai Sendiri?

Pasalnya, merek bisa saja ditolak karena tidak sesuai dengan “cara” penyampaiannya. Oleh karenanya, pemberi pesan harus mencari cara untuk terhubung secara emosional dengan pelanggan atau penerima pesan.

image 121
Gerakan Restoran ala Anies?

By the way, kalau dipikir-pikir kini nasi Padang hendak dihidangkan bersama sayur politik ke hadapan publik. Apa salah dan dosa nasi padang hingga harus di jadikan alat politik untuk meraih kemenangan?

Hmm, apa sudah kehabisan ide politik tapi rasa “lapar” untuk memproduksi strategi sudah tidak dapat dibendung – sampai akhirnya tempat makan pun dijadikan instrumen untuk kampanye “terselubung”?

Jadi ingat idiom, “tidak ada yang terjadi begitu saja dalam politik” yang mengarahkan pikiran kita untuk berpikir pasti ada desain tersembunyi dibalik peristiwa nasi boks ini.

Atau jangan-jangan strategi menggunakan Restoran Pagi Sore ini merupakan tafsir subjektif dari jargon politik Partai NasDem partai yang mendeklarasikan Anies sebagai capresnya

Jika NasDem mengampanyekan gerakan restorasi, bisa jadi para relawan Anies ini menafsirkan kalau restorasi adalah gerakan perubahan melalu restoran. Upps. Hehehe. (I76)


Sejarah Nani Wartabone: Proklamator Sebelum Soekarno dari Gorontalo
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ganjar Punya Pasukan Spartan?

“Kenapa nama Spartan? Kita pakai karena kata Spartan lebih bertenaga daripada relawan, tak kenal henti pada loyalitas pada kesetiaan, yakin penuh percaya diri,” –...

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

“Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,”...

PDIP Setengah Hati Maafkan PSI?

“Sudah pasti diterima karena kita sebagai sesama anak bangsa tentu latihan pertama, berterima kasih, latihan kedua, meminta maaf. Kalau itu dilaksanakan, ya pasti oke,”...