HomeBelajar PolitikSaid Didu Tolak Mobil Nasional

Said Didu Tolak Mobil Nasional

“Mafia, bandit dan semua oknum dajjal hidup makmur di negara tropis! Lawan! Bersatu dan bergerak!”


PinterPolitik.com

[dropcap]A[/dropcap]pa salahnya sih kita bermimpi bisa punya mobil nasional? Apa salahnya kita bermimpi bisa memproduksi mobil yang 90 persen buatan lokal? Kenapa sih banyak sekali orang di negeri ini yang sukanya nyinyir dan tidak percaya diri dengan kemampuan anak bangsa sendiri? Weleh-weleh.

Hmmm, mungkin salah kita terlalu banyak bermimpi, jadi saking enaknya bermimpi jadi malas bangun dan bekerja melawan kenyataan. Ckckck.

Zaman dahulu kala, negeri ini pernah memiliki mobil nasional yang diberi nama Timor.

Walaupun sayang berjuta sayang nasib Timor harus berujung dengan tragis. Industri mobil nasional itu terpaksa harus gulung tikar sebab krisis ekonomi yang terjadi di Asia – walaupun sih mobilnya cuma ganti merek doang dan aslinya bikinan Korea Selatan.

Nah, mengapa sampai hari ini Indonesia yang sudah terbebas dari krisis dan dengan pertumbuhan ekoknomi yang cukup baik, belum juga memiliki mobil nasional?

Mengapa pemerintahan Jokowi yang katanya punya niat bikin mobil nasional malah memberi izin industri mobil Tiongkok berdiri di Indonesia dengan pabrik berukuran jutaan hektar?

Apakah ini pertanda pemerintah tidak ada niatan baik untuk memiliki industri mobil nasional? Benarkan mitos bahwa kita akan selalu menjadi budak di negeri sendiri ternyata suatu hal yang nyata? Weleh-weleh.

Pada tahun 2012, presiden kita yang masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, memang berhasil menarik perhatian berjut pasang mata bersamaan juga dengan jutaan imajinasi masyarakat Indonesia yang menginginkan  mobil Esemka menjadi mobil nasional.

Sebenarnya rakyat Indonesia termasuk eyke sangat berharap, negeri ini bisa berdikari dalam bidang teknologi otomotif. Mengapa? Jelas gengs, coba saja kalian hitung ada berapa banyak jumlah sepeda motor dan mobil yang melintas didepan mata kalian. Setelah itu coba hitung berapa sekiranya keuntungan yang akan didapat negara jika berhasil memonopoli itu.

Baca juga :  Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK
Tidak hanya negara yang untung, keuntungan mobil nasional pun bisa diputar untuk keperluan lainnya yang pasti demi mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian bangsa. Click To Tweet

Tetapi sayang gengs, harapan yang sempat digaungkan Jokowi itu harus terus menjadi polemik. Menurut mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Muhammad Said Didu, pada tahun 2012 mobil Esemka pernah ditolak karena tidak masuk akal.

Mengapa mobil nasional dikatakan tidak masuk akal? Hmm, bagaimana tidak masuk akal, bisnis otomotif di negeri ini bagaikan tambang emas yang bergelimpangan di jalan raya.

Hmm, intinya gengs percaya lah mengapa barang itu tidak masuk akal karena produsen mobil dari Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok pasti menekan. Mereka takut pemerintah kita memonopoli pasar, jadi mau tidak mau pemerintah pun harus tunduk dengan bandit-bandit internasional itu. Dan bodohnya mengapa pejabat kita mudah sekali ditekan-tekan. Itu orang atau squishy sih? Wkwwkwk. (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...