HomeBelajar PolitikRetno Bisa Apa?

Retno Bisa Apa?

“Selamat datang suram, yakinlah bersamaku kau akan jadi pemenang yang setiap malamnya disambut dengan gemerlap bintang.”


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]aat melihat suatu fenomena, mari kita mencoba masuk ke dalam pemikirannya  Martin Heidegger, untuk memahami realitas, terutama dengan menekankan fenomena keterarahan kesadaran pada obyek yang selalu berada di dalam konteks dunia kehidupan tertentu.

Intinya, biarkanlah suatu fenomena lepas dari interpretasi yang sudah terinterpretasikan. Semisal, biarlah angin menjadi angin, lepaslah angin dari interpretasi kebanyakan makna.

Lantas, jika kita sudah memiliki keinginan melepas suatu fenomena dari interpretasi yang berkembang, yuk sekarang kita coba lihat bagaimana kerjanya Menteri Luar Negeri (Menlu) era Jokowi, Retno Marsudi selama masa jabatanya.

Sebelum masuk dalam pertanyaan-pertanyaan pada Retno, ada baiknya kita pertanyakan dulu mengapa harus Retno yang jadi topik pembahasan? Apakah Retno menjadi topik penting untuk kita ulas? Mengapa kita tidak bahas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution saja atau Bekraf gitu yang beririsan dengan kebutuhan masyarakat atau ekonomi Indonesia. Terlebih kalau bahas soal ekonomi kan cucok tuh sama tema debat Pilpres yang akan datang.

Begitulah pertanyaan awal yang seharusnya menjadi warna-warni di pikiran. Kenapa harus Retno? Dan jawabanya: “Karena haruskah kita melulu ikut arus kesamaan yang sedang menjadi trending?”

Nah, jadi langsung saja kita mulai ke pertanyaan pertama: “Apa yang bisa menjadi kebanggaan kita dengan kinerja Retno di era Jokowi?”

Pertanyaan kedua: “Bagaimana nasib Indonesia jika dalam keadaan perang dan Retno yang menjadi Menlu?” Yang berikutnya: “Seberapa unggulkah Retno dibandingkan dengan Menlu negara tetangga?”

Jika kita berbicara negara yang padat dengan basic need atau kepentingan nasional di kalangan mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional. Apakah Retno sudah maksimal menjadi kepanjangan tangan Indonesia di pergaulan internasional? Jika tidak, di mana kesalahanya? Retno yang kurang lihai berdiplomasi atau memang Indonesia tidak menganggap penting kepentingan nasional di dunia internasional, sehingga sampai hari ini hanya sibuk persoalan nasional yang itu-itu saja?

Baca juga :  Megawati Kembalikan PDIP ke Tahun 2014? 

Hmmm, jangan terlalu berpandangan negatif dulu sama Retno. Coba kalian lihat deh beberapa prestasi yang sudah diberikan Retno:

  1. ​Indonesia resmi menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB Periode 2019-2020
  2. Tercatat 129 perundingan perbatasan telah dilakukan Indonesia dan membuahkan hasil perjanjian perbatasan dengan Malaysia, Papua Nugini, Singapura, Filipina, Vietnam dan Palau.
  3. Infrastruktur kerja sama ekonomi juga diperkuat dengan penyelesaian negosiasi CEPA, FTA, dan PTA. Diplomasi ekonomi juga diarahkan untuk membantu ekspansi penjualan produk strategis Indonesia, seperti gerbong kereta dari PT INKA dan pesawat terbang. Diplomasi melawan diskriminasi terhadap kelapa sawit juga terus dilakukan.

Setelah mengintip sebagian kecil hasil kerja Retno, apakah membuat kita bisa bilang Retno sebagai Menlu yang pantas dibanggakan? Atau setelah mengintip poin-poin itu, kita malah mengukuhkan pandangan kepada Retno seperti ini:

“Hmm, gini-gini aja nih? Yang lama  kayaknya sama deh gini-gini doang. Jadi apa yang harus dibanggakan ya?”

Uppss, jangan gegabah dulu cuy untuk menjustifikasi seseorang. Mending kalian coba deh bandingin dulu Retno sama Menlu Singapura, kali aja kan bisa menumbuhkan kebanggaan kita terhadap Retno. (G42)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Ini Aktor di Balik “Fufufafa” Gibran?

Media sosial dibuat ramai oleh posting-an lama akun bernama Fufufafa. Sejumlah posts bahkan menjelekkan Prabowo Subianto dan keluarganya.

Digerogoti Kasus, Jokowi Seperti Pompey?

Mendekati akhir jabatannya, sejumlah masalah mulai menggerogoti Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apakah ini artinya dukungan elite kepadanya mulai melemah?

Titip Salam dari Mega ke Prabowo: Menuju Koalisi?

Seiring dengan “audisi” menteri yang dilakukan oleh Prabowo Subianto untuk kementerian di pemerintahannya, muncul narasi bahwa komunikasi tengah terjalin antara ketum Gerindra itu dengan Megawati Soekarnoputri.

Menuju Dual Power Jokowi vs Prabowo

Relasi Jokowi dan Prabowo diprediksi akan menjadi warna utama politik dalam beberapa bulan ke depan, setidaknya di sisa masa jabatan periode ini.

Jokowi Dukung Pramono?

Impresi ketertinggalan narasi dan start Ridwan Kamil-Suswono meski didukung oleh koalisi raksasa KIM Plus menimbulkan tanya tersendiri. Salah satu yang menarik adalah interpretasi bahwa di balik tarik menarik kepentingan yang eksis, Pramono Anung boleh jadi berperan sebagai “Nokia”-nya Jokowi dan PDIP.

Trump atau Kamala, Siapa Teman Prabowo?

Antara Donald Trump dan Kamala Harris, siapa lebih untungkan Prabowo dalam menentukan arah kebijakan luar negeri Indonesia di masa depan?

RK-Jakmania dan Dekonstruksi Away Day

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Skeptisisme dan keraguan tertuju kepada Ridwan Kamil (RK) yang dianggap tak diuntungkan kala berbicara diskursus Jakmania dan Persija...

Apa Alasan Militer Tiongkok Melesat?

Beberapa tahun terakhir militer Tiongkok berhasil berkembang pesat, mereka bahkan bisa ciptakan kapal induk sendiri. Apa kunci kesuksesannya?

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...