HomeBelajar PolitikBakti Sosial di HPN 2017

Bakti Sosial di HPN 2017

Kecil Besar

Margiono, yang juga Penanggung Jawab HPN 2017, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang turut membantu dan menyukseskan kegiatan bakti sosial.


pinterpolitik.com

AMBON – Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Kota Ambon tidak hanya diisi dengan seminar, konvensi, dan hiburan, tapi juga bakti sosial. Penyelenggara kegiatan ini, berupa pelayanan kesehatan gratis dan pembagian paket sembako, adalah  PWI Pusat bekerja sama dengan Kementerian Sosial.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bertatap muka dengan warga Ambon didampingi oleh Ketua Umum PWI Pusat Margiono dan Pangdam Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo.

Margiono, yang juga Penanggung Jawab HPN 2017, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang turut membantu dan menyukseskan kegiatan bakti sosial.

Menurutnya, pengobatan gratis adalah program konkret yang langsung menyentuh masyarakat, sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan HPN.

“Inilah langkah konkret yang kita inginkan. Pengobatan gratis ini  bermanfaat bagi masyarakat di Ambon. Kami dari PWI Pusat dan Panitia HPN mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung bakti sosial ini,” kata Margiono di Hukurila, Ambon, Rabu, (8/2/2017).

Menteri Sosial menyapa satu per satu warga yang hadir untuk berobat kepada tim dokter dan perawat.

“Saya keliling Indonesia, sudah melihat ciri khas daerah di Indonesia. Kalau di Ambon ada pela gandong. Kekayaan Indonesia ini sangat banyak, harus dipertahankan. Dan kegiatan sosial semacam ini harus didukung terus,” katanya.  (G18)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Anies-Gibran Perpetual Debate?

Respons dan pengingat kritis Anies Baswedan terhadap konten “bonus demografi” Gibran Rakabuming Raka seolah menguak kembali bahwa terdapat gap di antara mereka dan bagaimana audiens serta pengikut mereka bereaksi satu sama lain. Lalu, akankah gap tersebut terpelihara dan turut membentuk dinamika sosial-politik tanah air ke depan?

Korban Melebihi Populasi Yogya, Rusia Bertahan? 

Perang di Ukraina membuat Rusia kehilangan banyak sumber dayanya, menariknya, mereka masih bisa produksi kekuatan militer yang relatif bisa dibilang setimpal dengan sebelum perang terjadi. Mengapa demikian? 

Aguan dan The Political Conglomerate

Konglomerat pemilik Agung Sedayu Group, Aguan alias Sugianto Kusuma, menyiapkan anggaran untuk program renovasi ribuan rumah.

Hasto Will be Free?

Dengarkan artikel ini? Audio ini dibuat menggunakan AI. Interpretasi terbuka saat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto tampil begitu percaya diri dan justru sumringah di tengah...

Rusia dan Bayang-Bayang “Rumah Bersama Eropa”

Di masa lampau, Rusia pernah hampir jadi pemimpin "de facto" Eropa. Masih mungkinkah hal ini terjadi?

Jokowi & UGM Political Lab?

Gaduh ijazah UGM Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang selalu timbul-tenggelam membuka interpretasi bahwa isu tersebut adalah "kuncian" tertentu dalam sebuah setting manajemen isu. Akan tetapi, variabel UGM sendiri juga sangat menarik, mengingat sebuah kampus nyatanya dapat menjadi inkubator bagi aktor politik di masa depan mengaktualisasikan idenya mengenai negara.

Nadir Pariwisata: Kita Butuh IShowSpeed

Kondisi sektor pariwisata Indonesia kini berada di titik nadir. Di balik layar kebijakan dan pernyataan resmi pemerintah, para pelaku industri perhotelan sedang berjuang bertahan dari badai krisis.

Prabowo dan Lahirnya Gerakan Non-Blok 2.0?

Dengan Perang Dagang yang memanas antara AS dan Tiongkok, mungkinkah Presiden Prabowo Subianto bidani kelahiran Gerakan Non-Blok 2.0?

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...