HomeNalar PolitikDukungan Parpol Mulai Mengendur?

Dukungan Parpol Mulai Mengendur?

Hari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tinggal hitungan jam saja, namun dukungan salah satu partai politik (parpol) ternyata ada yang mulai mengendur. Kabarnya parpol tersebut ada rasa tidak setuju dengan strategi kampanye pasangan calon (paslon) yang diusung.


pinterpolitik.com

DKI JAKARTA – Penyelenggaraan kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 yang berlangsung sejak 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari, sangat hiruk pikuk. Ketiga paslon, baik nomor satu (AHY-Silvy), nomor dua (Ahok-Djarot), dan nomor tiga (Anies-Sandi), terlihat bersaing ketat, sehingga sulit memprediksi siapa diantara ketiganya yang akan memenangkan pertarungan ini.

Strategi dan pola kampanye pun telah dikeluarkan secara habis-habisan oleh tim sukses masing-masing, dari kampanye bersih sampai kampanye hitam, hanya untuk menarik simpati dan dukungan suara bagi paslon yang diusungnya masing-masing. Begitu pula dengan parpol-parpol pendukung, semua melakukan manuver untuk mendukung ‘jagoannya’.

Namun seorang sumber mengungkapkan kalau ada parpol yang awalnya mendukung satu paslon habis-habisan, namun semakin lama tekadnya sebagai mesin politik dukungannya itu mulai mengendur. “Ada satu parpol dari salah satu paslon yang kerjanya setengah hati. Semula, partai itu memang ngotot untuk mendukung pasangan itu, namun di tengah jalan mulai mengendur,” kata sumber tersebut di Jakarta, Senin (13/2).

Mengendurnya tekad parpol tersebut sebagai pendukung, kata si sumber, terlihat dari sedikitnya jumlah perwakilan yang hadir pada setiap pertemuan. Ketika parpol-parpol lain datang dengan tim yang lengkap dan banyak, parpol tersebut paling-paling hanya muncul satu orang saja sebagai perwakilan.

“Kekecewaan pasti ada. Seluruh pengusung paslon mempunyai komitmen untuk terus berjuang hingga hari pemungutan suara. Kalau seperti ini, tentu kami sulit untuk mengandalkan parpol tersebut,” keluhnya.

Baca juga :  Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Sumber tersebut tidak mengetahui secara pasti, apa alasan sehingga parpol tersebut mengendurkan dukungan, ia hanya menduga, kemungkinan karena adanya penggunakaan isu agama yang membuat parpol tersebut kecewa dengan strategi kampanye paslon yang didukungnya.

“Meski partai itu bernuansa Islam, namun sebenarnya mereka tidak setuju kalau isu agama digunakan sebagai salah satu strategi kemenangan paslon tersebut di Pilkada DKI ini, terutama di kalangan anak muda partai itu,” tandasnya. (Suara Pembaruan/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Ada Kongkalikong Antara Iran dan Israel?

Kendati diisukan akan jadi perang besar, konflik antara Iran dan Israel justru semakin mereda. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Sangat Mungkin Jokowi & Anies Mendirikan Parpol?

Opsi mendirikan partai politik (parpol) menjadi relevan dan memiliki signifikansi tersendiri bagi karier politik Anies Baswedan dan Joko Widodo (Jokowi) pasca 2024. Akan tetapi, hal itu agaknya cukup mustahil untuk dilakukan saat berkaca pada kecenderungan situasi sosiopolitik saat ini.

Singapura ‘Ngeri-ngeri Sedap’ ke Prabowo?

Jokowi ajak Prabowo ketika bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan deputinya, Lawrence Wong. Mungkinkah 'ngeri-ngeri sedap' ke Prabowo?

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...