HomeCelotehPak Luhut Jadi Jago Meramal?

Pak Luhut Jadi Jago Meramal?

“Bahkan sebelum Covid-19 harga minyak telah menurun karena kemajuan teknologi dalam produksi shale oil. Karena tertekan maka banyak lembaga yang memprediksi permintaan minyak tidak akan setinggi sebelumnya.” – Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Marves


PinterPolitik.com

Nama Menko Kemaritiman dan Investasi alias Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mungkin jadi salah satu tokoh yang paling mendapatkan perhatian di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pak Luhut yang selalu ada di mana-mana – demikian stempel yang kerap diberikan oleh warganet pada mantan atasan Prabowo Subianto saat di militer itu – memang beneran ada di mana-mana. Maksudnya tentu saja karena Pak Luhut ini bisanya banyak dan memang job desk-nya juga melingkupi banyak hal.

Mulai dari urusan kelapa sawit, investasi asing, persoalan kelautan dan perikanan, hingga masalah tenaga kerja, pasti pembahasannya selalu ada Pak Luhut. Ya mau gimana lagi, itu udah job desk beliau.

Tapi, karena sering muncul di mana-mana, jadi dicap sebagai Menkosaurus alias Menko Segala Urusan. Uppps. Itu kata netizen loh pak. Hehehe. Ekonom senior Faisal Basri bahkan menyebut Pak Luhut cocoknya udah jadi Perdana Menteri. Wih.

Nah, yang terbaru, Pak Luhut membuat sebuah ramalan tentang kondisi yang akan dialami dunia pasca Covid-19. Salah satunya adalah di sisi konsumsi energi. Menurut Pak Luhut, permintaan minyak akan menurun tajam karena negara-negara importir mulai mengalami krisis ekonomi.

Makanya, banyak negara mulai mengedepankan industri olahannya, seperti petrokimia. Pak Luhut menyebut Tiongkok dan Arab Saudi sebagai contoh yang sedang mengupayakan hal tersebut. Doi juga menyebutkann bahwa perusahaan energi pelat merah Indonesia, Pertamina, sedang mengupayakan diri menjadi perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia di tahun 2030 mendatang.

Hmm, menarik nih kalau denger pendapatnya Pak Luhut itu. Soalnya, yang dilakukan ini adalah meramal cuy. Hehehe.

Tapi, sesuai kok pernyataannya Pak Luhut itu dengan apa yang disebutkan oleh OECD. Dalam laporan yang dikeluarkan pada September lalu, disebutkan bahwa negara-negara eksportir minyak akan mengalami penurunan pendapatan antara 50-85 persen. Artinya emang ada penurunan permintaan atas minyak.

Wih, canggih nih. Mungkin ini juga jadi alasan mengapa Presiden Jokowi sangat percaya pada Pak Luhut. Soalnya, pembacaan situasi yang dilakukan doi sangat baik. Berasa jadi peramal juga kayak Mama Lauren dan yang lainnya ya. Uppps. Hehehe.

Intinya, dunia emang sedang kesulitan akibat Covid-19. Semoga badai ini segera cepat berlalu. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.