HomePolitik & FigureUntuk Menghindari Hubungan Buruk, Tiongkok Ajak Komunikasi AS

Untuk Menghindari Hubungan Buruk, Tiongkok Ajak Komunikasi AS

Trump memang sering mengkritik Tiongkok dalam masa kampanye-nya, bahkan ia pernah menyebut akan menaikkan biaya impor barang Tiongkok hingga 45%.


pinterpolitik.com  Jumat, 27 Januari 2017.

JAKARTA – Amerika Serikat akhirnya mempunyai Presiden baru yang menggantikan Presiden Barrack Obama, Seorang pebisnis kontroversial yang selalu diragukan kemampuannya untuk memimpin AS tersebut adalah Donald Trump, yang dilantik pada hari Jumat (20/1) lalu.

Belum lama ini Trump kembali membuat Tiongkok marah, Trump mencetuskan bahwa pemerintah AS tidak perlu harus berpegang pada kebijakan lamanya, bahwa Taiwan merupakan bagian dari “One China Policy”.  Hal ini jelas memicu kemarahan Tiongkok yang sebelumnya sudah dibuat kesal dengan percakapan telepon Trump dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

Prinsip “One China Policy” itu sendiri adalah prinsip dimana Taiwan tidak boleh berdiri sendiri sebagai negara dan harus dibawah kekuasaan dari Republik Tiongkok. Isu Taiwan sangat sensitif bagi Tiongkok, yang menganggap Taiwan sebagai provinsi yang membangkang. Pemerintah Tiongkok sangat curiga pada Tsai dan partai berkuasanya, Democratic Progressive Party. Tiongkok meyakini bahwa mereka ingin mendorong kemerdekaan resmi Taiwan, suatu hal yang sangat ditentang Beijing.

Namun belum lama ini, Tiongkok seakan melupakan pernyataan dari Donald Trump dan menyatakan kesediaan untuk berdialog dengan pemerintah baru AS untuk mempromosikan hubungan bilateral. Melalui pernyataan dari Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, ia mengatakan pemerintah Tiongkok ingin berdialog dengan pemerintahan baru AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, untuk menyelesaikan masalah kedua negara.

Trump memang sering mengkritik Tiongkok dalam masa kampanye-nya, bahkan ia pernah menyebut akan menaikkan biaya impor barang Tiongkok hingga 45%.

Namun, Khawatir dengan hubungan bilateral yang dapat terganggu, Xi Jinping akhirnya memutuskan menghubungi Trump untuk membicarakan masa depan dari Tiongkok – AS.

Baca juga :  Terusan Thailand: Tiongkok Untung, Singapura Bangkrut?

“Faktanya membuktikan bahwa kerjasama merupakan pilihan paling tepat untuk Tiongkok dengan AS,” ujar Xi Jinping.

Namun untuk mencapai kerjasama tersebut, Tiongkok pun memberikan syarat bahwa AS harus mengakui kedaulatan “One China Policy”. Niat baik Presiden Xi Jinping tersebut ternyata direspon positif oleh Presiden Trump. Trump disinyalir menyetujui bekerja sama dengan Tiongkok. Bahkan, Trump menyatakan percaya hubungan AS – Tiongkok akan mencapai pengembangan yang lebih hebat.

Jika Trump benar-benar menyetujui ajakan kerja sama tersebut, maka bisa dipastikan akan terjadi pergeseran peta politik di kawasan Asia Pasifik. Keputusan tersebut tentu saja akan mendatangkan kekecewaan, terutama dari Taiwan yang sudah sejak lama berhubungan baik dengan AS. Dengan mengakui “One China Policy”, secara tidak langsung Trump tidak mengakui kedaulatan Taiwan sebagai sebuah negara. Hal ini tentu akan memiliki dampak yang meluas, terutama dari sisi ekonomi, sebab Taiwan adalah salah satu mitra dagang AS.

Selain itu, pergeseran tersebut akan berdampak pada situasi politik di Laut China Selatan. AS di era Obama menentang kebijakan ekspansif Tiongkok di Laut China Selatan, misalnya soal sengketa pulau-pulau di Laut China Selatan dengan Negara-negara asia tenggara, seperti Filipina, Vietnam dan Malaysia.(berbagai sumber/A15)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Ini Rahasia Jokowi Kalahkan Megawati?

Kendati diprediksi melemah pasca kepresidenan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai memiliki kunci rahasia agar tetap bisa memiliki pengaruh dalam politik dan pemerintahan. Bahkan, Jokowi agaknya mampu untuk melampaui kekuatan dan pengaruh Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Iran vs Israel, PD III Sudah Dimulai?

Ketakutan akan Perang Dunia III mencuat bersamaan dengan serangan yang dilakukan Iran ke Israel. Mungkinkah kita sudah berada di awal Perang Dunia III?

Airdrop Gaza Lewati Israel, Prabowo “Sakti”?

Prabowo Subianto disebut berperan besar dalam pemberian bantuan kemanusiaan pemerintah Indonesia ke Gaza melalui penerjunan dari udara oleh pesawat TNI-AU. Lobi Prabowo dan aksi-reaksi aktor-aktor internasional dalam merespons intensi Indonesia itu dinilai sangat menarik. Utamanya, proyeksi positioning konstruktif dan konkret Indonesia dalam konflik Israel-Palestina, beserta negara-negara terkait lainnya.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...