HomeCelotehSusi Sang Influencer

Susi Sang Influencer

“Alhamdulillah, kerjaan saya purna,” – Susi Pudjiastuti


 PinterPolitik.com

Kepergian Susi Pudjiastuti menyisakan luka mendalam bagi fansnya. Tapi sebenarnya tak perlu risau, Bu Susi ini tidak menghilang, hanya beda lapak buat berkontribusi. Rupanya, walaupun sudah purna dari jabatan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Bu Susi tetap memiliki pengaruh.

Baru-baru ini jagad media sosial, ramai dengan tweet Bu Susi yang bilang dia kan followback beberapa followers-nya. Sontak publik terutama fans Bu Susi geger dan berlomba-lomba minta followback. Tapi giveaway followback ini ada syaratnya. Bukan duit maupun endorse, melainkan pelestarian lingkungan.

Bu Susi memberikan empat syarat bagi pemburu followback-nya. Pertama, rajin makan ikan karena banyak protein, kalo alergi ya suruh orang lain makan. Kedua, cintai laut dengan tidak buang sampah plastik dan ngurangi pemakaian plastik, oke mulai sekarang bawa tumbler dari rumah. Ketiga, merawat laut dengan membersihkan pantai, minimal kampanye anti plastik lah. Keempat, sayang saudara sebangsa dan setanah air, gak boleh rasis, ekstrem dan harus berkomunikasi secara konstruktif.

Bagus sih syarat-syaratnya, tapi susah juga mengingat kelakuan penduduk Nusantara ini. Walau demikian, tetap saja publik berbondong-bondong membuktikan diri, baik melalui tulisan maupun menyematkan bukti gambar. Susi pun membalas kepatuhan mereka dengan followback. Tepat janji ya Bu Susi.

Tapi ya iyalah patuh orang slogannya sekarang “Tidak makan ikan saya tenggelamkan! Tidak ikut ketentuan saya unfollow! Melawan saya block!” Siapa yang tidak takut, mengingat wacana penenggelaman kapal yang dulu diremehkan beneran membasmi IUU Fishing, untuk sementara.

Kenapa sementara? Pasalnya Edhy Prabowo, Menteri KKP yang baru sedang mengkaji dua kebijakan Susi yang sempat diprotes. Pertama soal transshipment. Yang gak tau soal transshipment gampang nya itu alih muatan di tengah laut. Hal ini tentunya meningkatkan resiko pencurian ikan dan membawa muatan ke luar negeri. Tapi Pak Edhy Prabowo bilang kalo teknologi GPS real-time yang bisa melihat posisi kapal secara jelas udah tersedia.

Selain itu Edhy juga mengkaji larangan penggunaan cantrang, yang menurut Susi merusak terumbu karang. Pelarangan cantrang ini mendapat protes dari para nelayan, sehingga sempat merusak relasi antara pemerintah dan nelayan. Oleh karena itu, Pak Jokowi pun menugaskan Edhy untuk memperbaiki hubungan yang sempat karam itu.

Pengaruh Bu Susi di media sosial tidak perlu lah dipertanyakan lagi. Tapi agaknya pengaruh Bu Susi di KKP dan lapangan lagi diuji setelah jabatan Menteri KKP dipegang Pak Edhy Prabowo. Bisa gak ya warisan Bu Susi terus eksis sampai at least katakanlah lima tahun ke depan. Well, we shall sea, pun intended. (M52)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  Puan yang Nggak Direstui
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Gerindra-PKS Tega Anies Sendiri?

“Being alone is very difficult.” – Yoko Ono PinterPolitik.com Menjelang pergantian tahun biasanya orang-orang akan punya resolusi baru. Malah sering kali resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum...

Ada Luhut, Langkah Bamsoet Surut?

“Empires won by conquest have always fallen either by revolt within or by defeat by a rival.” – John Boyd Orr, Scottish Physician and...

Balasan Jokowi pada Uni Eropa

“Negotiations are a euphemism for capitulation if the shadow of power is not cast across the bargaining table.” – George P. Shultz PinterPolitik.com Sekali-kali mari kita...