HomePolitik & FigureDampak Sekulerisme Dari Sidang Penistaan Agama Gubernur Jakarta

Dampak Sekulerisme Dari Sidang Penistaan Agama Gubernur Jakarta

“Kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya. Karena dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho. Itu hak bapak ibu, ya.”

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pidatonya pada tanggal 27 September 2016, berdasarkan transkrip serta video pidatonya yang diedit dan dipelintir ucapannya, kemudian menjadi viral menyulut kemarahan publik.


pinterpolitik.com — Jumat 2 Desember 2016, masyarakat yang turut menyimak demonstrasi dari pagi agaknya tercengang saat Presiden Joko Widodo justru turun ke lapangan dan tanpa ragu menghadiri sholat Jumat berjama’ah bersama para demonstran. Keputusan ini membantu menurunkan sorotan tajam dan meredakan ketegangan politik yang ditujukan kepada dirinya, namun juga beresiko memberikan legitimasi ke sentimen anti Ahok dan anti Tionghoa.

“The Politics of Mobocracy,” judul sampul majalah Tempo English minggu lalu yang ditulis di atas foto demo besar-besaran beberapa waktu lalu, menyelaraskan dengan kondisi Indonesia tempo hari. Menelisik kondisi dua bulan terakhir ini, bangsa Indonesia khususnya Jakarta dan sekitarnya dipusingkan dengan 3 demo masif yang melumpuhkan pusat ibukota. Segerombolan massa dari berbagai penjuru berkumpul di satu titik, berbondong-bondong mengekspresikan suara mereka menuntut pemerintah agar Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipenjara dan mantan partnernya, Presiden Joko Widodo, untuk lengser dari jabatannya.

Senin 12 Desember 2016, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghadiri acara Maulid Nabi di sebuah masjid di ibukota. Ahok meminta doa restu dengan sungguh-sungguh dan turut menyanyikan lagu bernuansa agama bersama-sama dengan umat Muslim lainnya di atas panggung. Ia juga meminta hadirin untuk memanjatkan doa bagi dirinya, karena keesokan harinya (Selasa), Ia ditunggu kehadirannya dalam sidang perdana kasus penistaan agama. “Terima kasih untuk bapak-ibu yang mendoakan,” ujarnya.

Kelompok masyarakat tertentu menyematkan tuduhan kepada Ahok bahwa ia telah menghina Islam dalam pidatonya. Entah Ahok yang blunder atau ada saja personal masyarakat yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap gesekan agama, tidak ada toleransi. Apalagi jika hal tersebut keluar dari mulut para tokoh Negara dan orang yang berpengaruh. Di sisi lain yang pro terhadap Ahok, banyak juga pihak yang khawatir apabila sidang ini akan berakhir dengan vonis bersalah. Pasalnya kepemimpinan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta pun terbilang cukup bagus.

Walau pemimpin dan cendikiawan Muslim membela dan menyatakan Ahok tak bersalah, mulai mencuat opini publik menentang gubernur yang dulunya sangat populer ini. Di survei yang dirilis minggu lalu, 45% dari responden mengatakan Ahok telah menista agama Islam, walau 88.5% mengaku mereka tidak tahu persis apa yang dia katakan.

“Artinya kalau tidak tahu persis pernyataan Ahok, lalu bisa setuju ada penistaan agama atau tidak ada penistaan agama, itu atas dasar apa?” Begitu pertanyaan Saiful Muljani yang dikutip media lokal lain.

spot_imgspot_img

#Trending Article

Politik Hukum Jokowi dan Sejahtera Hakim

Para hakim melakukan “mogok” bertajuk cuti bersama. Mereka menuntut pemerintah menaikkan tunjangan dan gaji yang tidak berubah sejak tahun 2012.

Anies Bantu Prabowo Melupakan Jokowi?

Kendati tak saling berkaitan secara langsung, kemungkinan merangkul Anies Baswedan ke jajaran menteri bisa saja menambah kekuatan dan daya tawar Prabowo Subianto andai memiliki intensi melepaskan pengaruh Jokowi di pemerintahannya. Mengapa demikian?

Dharma Pongrekun vs ‘Elite Global’

Dharma Pongrekun singgung soal elite asing terkait pandemi Covid-19 dalam Debat Pilkada) Jakarta 2024. Mengapa konspirasi bisa begitu diyakini?

Jokowi Tidak Abadi 

Perbedaan sorakan yang diberikan para politisi ketika pelantikan anggota DPR/DPD/MPR 2024-2029, kepada Jokowi dan Prabowo tuai respons beragam dari warganet. Apa yang sebenarnya terjadi? 

Puan Sudah Siap Ketuai PDIP?

Puan Maharani kembali terpilih sebagai Ketua DPR RI untuk periode 2024-2029. Jika mampu menyelesaikan kepemimpinan hingga tahun 2029, maka Puan akan tercatat sebagai anggota DPR dengan masa jabatan terlama dan memimpin dalam 2 periode.

AHY Makes Demokrat Great Again?

Tidak terlalu dini kiranya untuk meneropong kepemimpinan Indonesia di tahun 2029 saat nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) muncul sebagai salah satu kandidat menjanjikan. Mengapa demikian?

Kenapa Pendukung Anies Pilih RK?

Para pemilih Anies Baswedan dinilai cenderung memilih pasangan calon Ridwan Kamil (RK)-Suswono di Pilkada Jakarta 2024. Mengapa demikian?

Siasat Prabowo Medical Check-up Gratis

Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, berencana untuk melakukan kebijakan medical check-up gratis. Siasat apa yang mendasari rencana Prabowo?

More Stories

UMKM Motor Ekonomi Dunia

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara berkembang seperti Indonesia...

Jembatan Udara Untuk Papua

PinterPolitik.com JAKARTA - Pemerintah akan memanfaatkan program jembatan udara untuk menjalankan rencana semen satu harga yang dikehendaki Presiden Joko Widodo. Menurut Kepala Pusat Penelitian dan...

Kekerasan Hantui Dunia Pendidikan

PinterPolitik.com Diklat, pada umumnya dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian serta etika kepada anggota baru. Namun kali ini, lagi-lagi Diklat disalahgunakan, disalahfungsikan, hingga...