HomeTerkiniLambatnya Revisi UU Terorisme

Lambatnya Revisi UU Terorisme

 

Maraknya kejahatan terorisme di Indonesia masih menjadi momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat, meskipun aparat kepolisian sudah memberlakukan tembak di tempat, namun belum juga membuat pelakunya jera dan akan terus berulang terjadi.


pinterpolitik.com

JAKARTA – Rencana revisi UU 15/2003 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (RUU Antiterorisme) masih tertunda dari target yang telah disepakati, padahal pembahasan dari Panja yang dibentuk sudah menghabiskan waktu dua masa sidang dan ditargetkan baru selesai April 2017.

Menurut sebuah sumber, penyebabnya adalah masih banyaknya perbedaan pandangan-pandangan diantara anggota. Diantaranya adalah soal perubahan judul dan definisi tindak pidana terorisme yang hingga saat ini masih belum mencapai titik temu, karena perbedaan ini tidak hanya terjadi di fraksi namun juga terjadi di pemerintah.

Sumber tersebut mengatakan, salah satu permasalahannya adalah adanya perubahan judul. “Dari DIM (Daftar Inventarisasi Masalah) beberapa fraksi menginginkan agar RUU ini judulnya diganti menjadi RUU Pemberantasan Terorisme,” katanya, Kamis (2/3) malam.

Sedangkan perbedaan pandang soal definisi, dikatakan oleh sumber tersebut “ Definisi terorisme itu diminta oleh banyak fraksi agar jelas, mana tindak pidana terorisme mana yang bukan. Kenapa bom buku dianggap terorisme, sementara di Alam Sutera tidak. Kalau orang hukum tentu bisa dengan mudah menjelaskannya. Tapi dibalik masalah judul, diperlukan definisi yang menggambarkan batang tubuh yang akan dibuat nantinya seperti apa, termasuk peranan TNI juga akan masuk,” katanya.

Menurutnya, definisi terorisme hanya diberi penjelasan secara umum karena masing masing mempunyai pemikiran dan misi sendiri sendiri. Jadi memang definisi terorisme susah dilakukan atau didefinisikan, namun menurutnya tetap akan kembali ke pemerintah.

Dikatakan juga oleh sumber tersebut, ada kesan seolah-olah pihak pemerintah mengulur waktu untuk membahasnya. Mmeskipun sumber tersebut juga meminta pemerintah harus solid terlebih dahulu, sebelum melontarkan usulan karena sikap pemerintah itulah yang membuat pembahasan Panja tersebut molor sekitar 14 hari. (Suara Pembaruan)

spot_imgspot_img

#Trending Article

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...