HomeNalar PolitikTim Jaguar vs FPI

Tim Jaguar vs FPI

Kecil Besar

Meski merupakan tugas tambahan di luar tugas utamanya, anggota Polresta Depok yang bergabung di Tim Jaguar ternyata tak menerima tunjangan tambahan dari pekerjaannya itu.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]M[/dropcap]emasuki bulan Ramadan, aksi-aksi ormas yang melakukan sweeping kembali terjadi. Salah satunya adalah yang sering dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI). Aksi-aksi sweeping tersebut kerap membuat masyarakat ketakutan karena umumnya anggota ormas tersebut datang dengan membawa tongkat, pentungan atau alat lainnya.

Hal itulah yang membuat Tim Khusus Penjaga Gangguan dan Anti Kerusuhan Polresta Depok atau yang lebih populer dikenal dengan nama Tim Jaguar ikut turun tangan mengamankan aksi-aksi tersebut. Tim Jaguar sendiri merupakan tim khusus yang dibentuk oleh Polresta Depok untuk mengamankan jalanan dan kondisi Depok, khususnya dari aksi begal, tawuran dan kejahatan lainnya.

Terkait hal tersebut, beberapa hari lalu, beredar sebuah video yang berisi aksi Tim Jaguar yang membubarkan kegiatan sweeping yang dilakukan oleh anggota FPI. Video tersebut menjadi viral karena Inspektur Satu, Winam Agus, Kepala Tim Jaguar Depok dengan keras melarang aksi yang dilakukan oleh anggota FPI tersebut. Berikut adalah cuplikan video tersebut.

Dalam video tersebut, Winam melarang anggota FPI untuk melakukan konvoi dan sweeping. Winam menyebut Kota Depok sudah aman dan tidak memerlukan aksi-aksi dari ormas-ormas. Winam juga meminta anggota FPI untuk membuang semua kayu dan tongkat yang mereka bawa, walaupun anggota-anggota FPI tersebut berdalih bahwa mereka ingin ikut melawan anggota kelompok begal yang beberapa waktu lalu membuat keonaran dengan mengganggu pengguna jalan.

Setelah diberi pengarahan, anggota FPI yang berasal dari Jagakarsa, Jakarta Selatan tersebut kemudian membubarkan diri.

Aksi Tim Jaguar tersebut menjadi viral di dunia maya. Banyak yang mengomentari dan memuji aksi tersebut.

Winam sendiri mengaku heran dengan viralnya pembubaran aksi sweeping anggota Front Pembela Islam (FPI) pada pekan lalu. Winam menyatakan pihaknya sudah sering melakukan tindakan serupa.

Baca juga :  Logam Tanah Jarang, "Adamantium"-nya AS-Tiongkok?

Menurut dia, pembubaran aksi sweeping oleh ormas yang ingin bertindak sewenang-wenang sudah sering dilakukan pihaknya, dan itu tidak hanya berlaku kepada FPI.

“Pekerjaan kami ya memang seperti itu. Tapi masyarakat tidak melihat kami. Kami viralnya setelah dengan FPI. Padahal PP (Pemuda Pancasila) kami tindak. Dan itu hal yang biasa,” kata Winam.

Winam menyatakan ormas tidak punya hak untuk melakukan tindakan hukum terhadap suatu pelanggaran. Penindakan semacam itu merupakan kewenangan kepolisian.

Tim Tanpa Anggaran?

Meski merupakan tugas tambahan di luar tugas utamanya, anggota Polresta Depok yang bergabung di Tim Jaguar ternyata tak menerima tunjangan tambahan dari pekerjaannya itu.

Winam mengatakan, tidak adanya tunjangan tambahan disebabkan karena tidak adanya alokasi anggaran untuk tim yang dipimpinnya itu.

Hal itu disebabkan karena Team Jaguar tidak masuk dalam struktur resmi organisasi di Polresta Depok.

“Ini tidak ada anggarannya karena ini strategi alternatif. Ini tidak masuk dalam Sabhara, tidak masuk dalam Brimob. Kita bentukan baru untuk mengatasi kejahatan jalanan,” kata Winam.

Menurut Winam, tidak ada sama sekali anggotanya yang mengeluhkan tidak adanya tunjangan tambahan karena seluruh anggota menyadari menjalani tugas sebagai anggota Tim Jaguar merupakan pengabdian.

“Meski tidak ada anggarannya, tapi kami mau bergerak. Karena kami mengabdi tidak asal-asalan. Dan Jaguar tidak disuruh pimpinan kalau bertugas. Tapi masyarakat yang membutuhkan,” ucap Winam.

Walau tak ada tunjangan tambahan, Winam menyebut perlengkapan yang disediakan untuk mereka adalah perlengkapan terbaik.  Ia pun mensyukuri hal tersebut.

“Pimpinan sudah memberikan mandat ke kami. Beliau respect. Meskipun memang tidak bisa memberikan uang lebih, tapi kita tidak masalah,” kata Winam.

Aksi Tim Jaguar ini menjadi bentuk antisipasi kepolisian di tengah maraknya kejahatan di jalan, mulai dari aksi begal, geng motor, premanisme, tawuran, hingga perampokan. Aksi-aksi kejahatan tersebut memang telah meresahkan masyarakat banyak.

Baca juga :  Kontemporisme: The Genius of Harmoko

Keberadaan Tim Jaguar memang patut diapresiasi, apalagi mereka melakukan tugas tanpa anggaran khusus. Tim Jaguar bisa menjadi model bagi pihak kepolisian di tempat lain untuk meningkatkan pengamanan di wilayah tugasnya. Jika jalanan aman, niscaya masyarakat pun akan beraktivitas dengan nyaman.

Di bulan Ramadan ini tentu akan banyak aksi-aksi sweeping lain yang akan dilakukan oleh ormas-ormas seperti FPI. Menarik untuk ditunggu apa tanggapan pihak kepolisian terhadap aktivitas tersebut. (Berbagai Sumber/S13)

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

AHY Indonesia’s Next Chapter?

Nama AHY kini jadi salah satu komoditas politik yang diperhitungkan serius. Bukan tanpa alasan, dengan jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan serta sebagai Ketua Partai Demokrat, posisi AHY jadi salah satu kandidat kuat untuk jadi cawapres Prabowo di Pilpres 2029.

Negara Ini Korban Sesungguhnya Konflik India-Pakistan?

Tensi antara India dan Pakistan semakin memanas. Namun, mungkinkah korban sesungguhnya dari konflik kedua negara itu adalah negara lain?

Window Dressing Maruarar Sirait?

Maruarar Sirait dapat target berat wujudkan mimpi 3 juta rumah baru untuk rakyat. Namun, dengan berbagai tantangan dan kondisi yang ada, program-programnya terlihat jalan di tempat.

Teuku Umar, Surakarta, dan The Four Empire?

Kendati aktor politik prominen yang silih berganti adalah sebuah keniscayaan, terdapat empat poros kekuatan yang kiranya akan terus lestari di era kontemporer. Bagaimana itu bisa terjadi?

Prabowo’s Destroy “Vampire Castle” Mission?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Direspons kritik hingga skeptis, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 Tentang BUMN yang telah disahkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto...

no na dan Mimpi Besar Indonesian Pop

Debut girl group Indonesia, no na, menandai babak baru dalam perkembangan I-pop. Mungkinkah soft power dan diplomasi budaya Indonesia siap?

The Real Winner of Joki UTBK: Teknologi

Dari smartwatch hingga AI, teknologi kini digunakan untuk menipu dalam ruang ujian. Ujian bukan lagi soal belajar, tapi ajang kecanggihan kecurangan.

Ormas, The Necessary Power?

Diskursus mengenai organisasi kemasyarakatan dengan “genre” yang dinilai meresahkan seolah tak ada habisnya. Menariknya, eksistensi mereka dinilai memiliki simbiosis multiaspek tertentu yang membuatnya terus lestari dan harus diregulasi dengan cermat demi stabilitas nasional.

More Stories

AHY Indonesia’s Next Chapter?

Nama AHY kini jadi salah satu komoditas politik yang diperhitungkan serius. Bukan tanpa alasan, dengan jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan serta sebagai Ketua Partai Demokrat, posisi AHY jadi salah satu kandidat kuat untuk jadi cawapres Prabowo di Pilpres 2029.

Window Dressing Maruarar Sirait?

Maruarar Sirait dapat target berat wujudkan mimpi 3 juta rumah baru untuk rakyat. Namun, dengan berbagai tantangan dan kondisi yang ada, program-programnya terlihat jalan di tempat.

Kontemporisme: The Genius of Harmoko

Kepala Kantor Komunikasi Kepresiden Hasan Nasbi resmi mengajukan pengunduran diri. Ini jadi buntut dari berbagai kontroversi komunikasi publik pemerintah dalam beberapa waktu terakhir, salah satunya soal komentar insiden pengiriman kepala babi ke kantor Tempo.