HomeNalar PolitikLewat Vlog ‘Ndeso’, Kaesang Mengkritik

Lewat Vlog ‘Ndeso’, Kaesang Mengkritik

Dalam vlog terbarunya yang diunggah pada Sabtu, 27 Mei 2017 lalu, Kaesang melayangkan kritik yang salah satunya menyinggung tentang beredarnya ujaran kebencian di masyarakat.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]B[/dropcap]ukan namanya Kaesang Pangarep kalau tidak ada hal unik dan menarik yang dibuatnya. Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini selalu punya cara unik untuk membagi kesehariannya sebagai anak Presiden Republik Indonesia. Kita tentu ingat video blognya (vlog) yang menampilkan dirinya beradu panco dengan Presiden Jokowi, atau ketika ia menemani sang ayah untuk potong rambut di sebuah barbershop.

Namun, hal yang berbeda dapat dilihat dalam vlog terbarunya yang diunggah pada Sabtu, 27 Mei 2017 lalu, Kaesang melayangkan sebuah kritik sosial. Kaesang mengkritik praktik nepotisme dan intoleransi dalam sebuah tayangan singkat berdurasi 2 menit 41 detik yang diunggah ke channel You Tube pribadinya, ‘Kaesang’.  Berikut ini adalah video yang diunggah Kaesang tersebut.

Video itu berjudul #BapakMintaProyek diawali dengan adegan Kaesang yang menelepon dan merayu bapaknya untuk memberikan dirinya proyek. Bapak Kaesang bukan langsung diperankan oleh Jokowi, melainkan oleh Kaesang sendiri dengan sudut pengambilan gambar yang berbeda dan gaya bicara yang dibuat semirip mungkin dengan Jokowi.

“Halo Bapak, Bapak! Mbok Kaesang minta proyek triliunan yang ada di pemerintah,” demikian kata Kaesang dalam salah satu bagian vlog tersebut.

Sang Bapak menolak permintaan itu dan menasehati Kaesang agar bekerja keras. Dari materi itulah Kaesang kemudian mengkritik orang-orang yang selalu mengharapkan proyek dari orang tuanya dan tidak mau berusaha sendiri.

“Malu dong sama embel-embel gelar dari kuliah yang kalian dapat. Apalagi kuliahnya di luar negeri. Balik ke Indonesia bukannya membangun lebih baik malah ngehancurin. Dasar ndeso!” kata Kaesang. Kata ndeso sendiri bisa diartikan sebagai ‘kampungan’ atau ‘desa’. Kata-kata ndeso itu kemudian disensor di bagian-bagian berikut vlog tersebut.

Baca juga :  The Tale of Two Sons

Selanjutnya, Kaesang ganti berbicara tentang video pawai anak-anak yang menurutnya berisi hujatan kebencian.

“Bunuh, bunuh, bunuh si Ahok. Bunuh si Ahok sekarang juga!” demikian kata anak-anak dalam video itu. Tentu saja seruan itu untuk beberapa waktu ramai dinyanyikan pada saat berbagai aksi untuk mendesak agar Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipenjara terkait kasus penistaan agama.

Kaesang memberi penjelasan bahwa dirinya bukan bermaksud membela Ahok. Namun, dirinya tak habis pikir bagaimana bisa anak seusia mereka bersikap dan berucap demikian. Dia juga mempertanyakan siapa yang mengajari mereka bertindak demikian. Ia kemudian menyebut orang-orang yang mengajari anak-anak tersebut ndeso.

Kaesang memprotes orang-orang yang mengajari anak-anak untuk mengintimidasi dan meneror orang lain. Menurut Kaesang, anak-anak adalah generasi penerus bangsa di masa depan dan seharusnya anak-anak tak perlu diajari perilaku intimidatif dan teror.

“Untuk membangun Indonesia yang lebih baik, kita itu harus kerja sama, ya, kerja sama, bukan malah saling menjelek-jelekkan, mengadu domba, mengkafir-kafirkan orang lain. Bukan malah tadi ada kemarin tuh, yang nggak mau mensalatkan padahal sesama muslim karena cuma perbedaan dalam memilih pemimpin. Apaan coba? Dasar ndeso!” demikian kata Kaesang.

Kritik Kaesang ini mungkin menjadi kegundah-gulanaan dirinya untuk situasi politik beberapa waktu belakangan. Apalagi, situasi politik yang panas telah juga menjangkiti generasi muda, bahkan anak-anak kecil sampai berteriak untuk membunuh orang.

Banyak pihak yang menanggapi secara positif video Kaesang ini.

Yang lain ikut mengomentari kata ndeso yang digunakan Kaesang.

Baca juga :  Qodari, Jokowi's Man?

Namun, bukan Indonesia kalau tidak ada yang juga menanggapinya secara negatif. Beberapa pihak menganggap Kaesang layak dilaporkan karena vlognya tersebut.

Menarik untuk ditunggu apa dampak vlog Kaesang ini. Yang jelas, putra presiden ini sudah mengeluarkan uneg-unegnya dan di era demokrasi seperti sekarang ini semua orang bisa berbicara apa pun yang ia mau.

Kritik sosial Kaesang mungkin bisa menjadi catatan untuk bangsa ini, jangan sampai kebencian pada kelompok atau orang tertentu selalu diwariskan dan ditanamkan bahkan pada generasi selanjutnya. Jika warga negara ini selalu saja saling membenci satu sama lain, kapan majunya? (Berbagai Sumber/S13)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.