HomeNalar PolitikGerilya Politik Menuju Putaran Kedua

Gerilya Politik Menuju Putaran Kedua

Pilkada DKI Jakarta menuju babak putaran kedua. Meskipun akhir penghitungan resmi belum diumumkan oleh KPUD DKI Jakarta, namun dari hasil quick count, pasangan calon yang lolos ke putaran kedua, yaitu pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi.


pinterpolitik.com

DKI JAKARTA – Menuju putaran kedua ini, para pasangan calon dan tim suksesnya gencar melakukan gerilya politik. Koalisi partai pendukung Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni menjadi target utama, karena harus berhenti di putaran pertama akibat menempati posisi buncit dalam pemungutan suara, Kamis (15/2).

Dari kubu pasangan calon nomor urut tiga, Ketua Relawan Anies-Sandi, Boy Bernadi Sadikin, langsung bergerilya ke partai pengusung Agus-Sylvi untuk menggalang kekuatan, partai tersebut adalah PPP, PKB, PAN, dan Partai Demokrat.

Sementara dari kubu pasangan calon dengan nomor urut satu, juga membuka peluang koalisi untuk mendukung Ahok-Djarot. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pasangan Ahok-Djarot sedianya memiliki dukungan yang hampir sama dengan partai pendukung presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.

“Partai yang dulunya mengusung Jokowi-JK ini jadi skala prioritas kami dalam berdialog menyiapkan kerjasama. Ada PAN, PKB, dan PPP juga,” ujar Hasto di Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu (15/2). Seperti diketahui, saat pemilihan presiden 2014, Jokowi-JK meraih dukungan dari ketiga partai tersebut.

Untuk Partai Demokrat, jika ditelisik hubungan Partai Demokrat dan PDIP yang kurang baik, sepertinya agak susah untuk PDIP mengajak Partai Demokrat bergabung mendukung Ahok-Djarot. Melihat kedekatan tim Agus-Sylvi dengan pasangan Anies-Sandi, bisa saja dukungan mereka akan beralih ke Anies-Sandi.

Selain itu, ada juga “Faktor X” –nya dalam mencari koalisi di putaran kedua ini. Karena kunci perebutan dukungan dari parpol pun tergantung tiga aktor di balik para cagub, yaitu Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, dan Susilo Bambang Yudhoyono selaku ketua Umum masing-masing partai. (Berbagai sumber/A15)

Baca juga :  Kenapa PDIP PDKT ke Khofifah?
spot_imgspot_img

#Trending Article

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Ini Rahasia Jokowi Kalahkan Megawati?

Kendati diprediksi melemah pasca kepresidenan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai memiliki kunci rahasia agar tetap bisa memiliki pengaruh dalam politik dan pemerintahan. Bahkan, Jokowi agaknya mampu untuk melampaui kekuatan dan pengaruh Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Iran vs Israel, PD III Sudah Dimulai?

Ketakutan akan Perang Dunia III mencuat bersamaan dengan serangan yang dilakukan Iran ke Israel. Mungkinkah kita sudah berada di awal Perang Dunia III?

Airdrop Gaza Lewati Israel, Prabowo “Sakti”?

Prabowo Subianto disebut berperan besar dalam pemberian bantuan kemanusiaan pemerintah Indonesia ke Gaza melalui penerjunan dari udara oleh pesawat TNI-AU. Lobi Prabowo dan aksi-reaksi aktor-aktor internasional dalam merespons intensi Indonesia itu dinilai sangat menarik. Utamanya, proyeksi positioning konstruktif dan konkret Indonesia dalam konflik Israel-Palestina, beserta negara-negara terkait lainnya.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...