HomeCelotehSambo Tidak Selincah Ninja Hatori?

Sambo Tidak Selincah Ninja Hatori?

“Kalau naik gunung itu, pijakan kakinya harus kuat. Jangan mengandalkan tarikan orang di atas. Kekuatan diri sendiri yang membawa kita ke atas.” – Brigjen Pol Krishna Murti, Karomisinter Divhubinter Polri


PinterPolitik.com

Kegemparan. Mungkin itu kata yang tepat untuk mengilustrasikan peristiwa ditetapkannya Irjen Pol Ferdy Sambo menjadi tersangka dalam kasus penembakan Brigadir J.

Setelah mendengar berita besar itu, warganet seolah teringat sindiran yang pernah diucapkan oleh mantan atasan Sambo di Polda Metro Jaya, yaitu Brigjen Pol Krishna Murti.

Dalam unggahannya di media sosial, Krishna Murti menganalogikan jenjang karier seperti orang yang sedang naik gunung. Layaknya naik gunung, meniti karier semestinya merupakan usaha sendiri, bukan karena ditarik dari atas.

Entah apakah pernyataan ini benar menyindir Sambo atau tidak, makna yang dibuat publik terlanjur tertuju pada persoalan proses kenaikan jabatan dan pangkat yang terkesan instan diraih. Apakah ada kaitannya dengan karier Sambo yang termasuk cepat di Polri?

Sebagai catatan, Sambo merupakan perwira termuda diangkatannya yang mendapat dua bintang di pundaknya. Bahkan, sebagian senior-seniornya mampu disalip, yang mana rata-rata mereka masih berpangkat Brigjen Polisi alias bintang satu.

Lagi-lagi, isu merit sistem yang juga merupakan bagian dari reformasi birokrasi menjadi akar persoalan dalam konteks sindiran Khrisna Murti itu. Hal ini merupakan pekerjaan rumah institusi Polri untuk memperbaiki citranya di mata publik.

image 29
Nama Baik Polri Sedang Dipertaruhkan?

Di lain sisi, publik terkesan mengalami kondisi yang disebut extreme anger. Sebuah kondisi yang menggambarkan tingkatan paling tinggi dari kemarahan publik terhadap sebuah peristiwa.

Apalagi, kasus ini sejak awal dibuat seolah-olah begitu abu-abu untuk dijangkau. Wajar kemudian apabila kemarahan memuncak dam memunculkan kecurigaan. Mungkin di benak banyak pihak, “jangan-jangan di balik sisi gelap kasus ini terdapat sebuah perang bintang”.

Anyway, sindiran Khrisna terkait naik gunung, mengingatkan kita tentang film kartun generasi 90-an yang berjudul Ninja Hatori.

Salah satu syair dalam soundtrack film ini berbunyi, “mendaki gunung lewati lembah”. Jangan-jangan Pak Khrisna suka nonton Ninja Hatori sehingga terinspirasi untuk membuat sindiran seperti itu? Hehehe.

Sebenarnya, pengen nanya juga ke Pak Sambo, apakah dulu pernah nonton Ninja Hatori atau gak? Tapi takut kalo yang jawab pengacaranya, kan pengacara punya jawaban andalan jika ditanya, “maaf itu termasuk materi penyidikan”. Upss. (I76)


Jika Singapura Dikuasai Indonesia
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ganjar Punya Pasukan Spartan?

“Kenapa nama Spartan? Kita pakai karena kata Spartan lebih bertenaga daripada relawan, tak kenal henti pada loyalitas pada kesetiaan, yakin penuh percaya diri,” –...

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

“Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,”...

PDIP Setengah Hati Maafkan PSI?

“Sudah pasti diterima karena kita sebagai sesama anak bangsa tentu latihan pertama, berterima kasih, latihan kedua, meminta maaf. Kalau itu dilaksanakan, ya pasti oke,”...