HomeCelotehPuan Ratu Konten?

Puan Ratu Konten?

Konten video Ketua DPR RI Puan Maharani heboh lagi, kali ini dengan aksi nge-vlog dalam ruangan yang memperlihatkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sedang berbicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apakah Puan sudah layak dinobatkan menjadi “Ratu Konten”?


PinterPolitik.com

Di era digital saat ini banyak orang berlomba untuk memperlihatkan eksistensi dirinya melalui sebuah video blog atau yang akrab disebut vlog. Rupanya, vlog bukan hanya kaum muda saja, tapi tokoh politik Indonesia juga tak mau kalah eksis menghiasi lini masa.

Fenomena ini juga menghampiri Puan Maharani, yang merupakan Ketua DPR RI. Puan sering membuat vlog dalam setiap aktivitasnya, baik aktivitas pribadi maupun kerja-kerja politik.

Yang terbaru, konten video Puan yang sedang nge-vlog saat berada di ruang bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para tokoh tengah viral dan menghebohkan publik di jagat media sosial.

Vlog Puan merekam momen saat Jokowi duduk menghadap Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri. Terlihat Jokowi sangat fokus mendengar arahan Megawati, dan Puan sempat mengalihkan fokus Jokowi untuk melambaikan tangan ke arah kamera.

Hasilnya, berbagai komentar pun datang menghampiri konten vlog tersebut. Tentunya dengan berbagai sentimen, ada yang positif maupun negatif. Bahkan ada yang lucu, yang mengomentari sikap Jokowi yang tampak diam, disebut seperti seorang murid menghadap ke guru bimbingan konseling (BK).

puan terjun ke tiktok
Puan Maharani

Secara umum, konten video seperti vlog sudah menjadi trend dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada website berbagi video seperti YouTube. Jenis konten video ini bisa meraup berjuta-juta views.

Dengan vlog, aktor politik mampu membuat hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat. Hal ini yang menjadi alasan kenapa politisi juga gemar nge-vlog. Apalagi ditambah dengan cakupan platform media sosial begitu luas. Khususnya untuk anak muda, vlog mempunyai pengaruh yang dominan bagi mereka memahami realitas.

Baca juga :  Hasto dan Politik Uang UU MD3

Vlog kaya dengan konten, mulai dari liburan atau jalan-jalan (traveling), kehidupan sehari-hari (daily activities), hingga tentang curhatan maupun opini, kesemuanya tidak lepas dari aktivita generasi muda.

Rebecca Raby dalam tulisannya Vlogging on YouTube: The Online, Political Engagement of Young, mengungkapkan peran besar vlog dalam membangun hubungan politik kepada kaum muda yang juga punya kegemaran yang serupa.

Dan untuk konteks politik, vlog dianggap sebagai saluran komunikasi politik elite untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Puan sadar betul potensi ini, dan tidak salah jika vlog digunakan sebagai instrumen komunikasi politik.

Tapi mungkin agak disayangkan jika konten dalam vlog hanya mengejar sisi kehebohan saja, bukan pada substansi nilai-nilai yang ingin diajarkan kepada masyarakat.

Sebagai contoh konten vlog Puan yang dibicarakan di atas, seolah kurang elok untuk ditampilkan di tengah masyarakat.

Ujang Komaruddin, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, juga ikut menyayangkan sikap Puan saat nge-vlog di depan Presiden Jokowi, karena sikap itu dianggap tidak sesuai dengan etika kesopanan kepada Kepala Negara.

Hmm, kalau memang Mbak Puan nge-vlog mengejar kehebohan, bisa nih ikutan serial Beyond Creator. Di situ pasti Mbak Puan bisa saja bersaing dengan konten kreator seperti Gritte Agatha, Marlo Ernesto, dan Cania Citta.

Kalo sudah setara dengan mereka mah, mungkin sudah layak mbak Puan disebut “Ratu Konten”. Hehehe. (I76)


Puan Maharani
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ganjar Punya Pasukan Spartan?

“Kenapa nama Spartan? Kita pakai karena kata Spartan lebih bertenaga daripada relawan, tak kenal henti pada loyalitas pada kesetiaan, yakin penuh percaya diri,” –...

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

“Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,”...

PDIP Setengah Hati Maafkan PSI?

“Sudah pasti diterima karena kita sebagai sesama anak bangsa tentu latihan pertama, berterima kasih, latihan kedua, meminta maaf. Kalau itu dilaksanakan, ya pasti oke,”...