“Enggak benar itu. Yang edarkan siapa? Yang goreng-goreng siapa lagi itu? Bilang, yang enak digoreng itu tahu, tempe,” – Ahmad Ali, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem
Sebagian dari kita pasti pernah mendengar kata “spoiler”? Yap, spoiler sering kita dengar ketika suatu karya – baik berupa manga, anime, film, dan sebagainya – yang belum ditonton atau dibaca tetapi sudah ada orang lain yang memberitahukan tentang jalan dan isi cerita dari karya tersebut.
Nah, rupanya dalam politik juga ada spoiler loh. Hal ini terlihat ketika muncul isu kalau Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate akan di-reshuffle dari kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Meski santer beredar, kabar itu secara resmi dibantah oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem Ahmad Ali dengan berkelakar menyebut bahwa isu itu hanya berita bohong yang tidak layak digoreng karena yang enak digoreng itu bukan isu, melainkan tahu dan tempe. Hehehe.
NasDem menegaskan isu reshuffle tidak akan mengubah sikap NasDem sebagai partai pengusung Jokowi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Pernyataan ini secara tidak langsung ingin mengatakan kalau NasDem berkomitmen setia pada Jokowi hingga 2024 mendatang.
NasDem sadar sebagai pembantu presiden, sudah sewajarnya patuh terhadap keputusan yang dibuat oleh presiden Jokowi meskipun nanti keputusannya sedikit banyak akan “merugikan” NasDem secara politik di kabinet.
Sedikit memberikan konteks, desakan reshuffle menteri NasDem menguat setelah Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024. Alhasil, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat berharap agar dua menteri NasDem segera mengundurkan diri.
Meski demikian, Presiden Jokowi juga sudah angkat bicara mengenai isu tersebut. Ia belum memutuskan bongkar pasang formasi Kabinet Indonesia Maju. Namun, Jokowi meminta masyarakat menunggu keputusannya.
Anyway, menyoal reshuffle menteri yang merupakan perwakilan partai politik (parpol), sejatinya adalah efek domino dari sekelumit dilema presiden dalam menyusun kabinet yang efektif selama lima tahun kepemimpinannya.
Presiden tidak hanya mempertimbangkan representasi kekuatan politik, melainkan juga menimbang persoalan kompetensi. Ini perdebatan klasik terkait komposisi kabinet, sebaiknya didominasi kalangan profesional, atau yang berlatar belakang partai politik.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa terdapat problematika ketika membenturkan secara diametral antara menteri berlatar belakang profesional dan dari kalangan partai politik.
Menurut Burhanuddin, kelemahan utama dari menteri dari kelompok profesional adalah minimnya dukungan dari parlemen. Kelebihannya, menteri dari kalangan profesional cenderung memiliki tendensi nothing–to–lose dan tidak memiliki vested interest sehingga konsentrasinya tidak terpecah dengan urusan kepartaian.
Sementara itu, menteri yang berlatar belakang parpol berpotensi besar memiliki vested interest yang membuat loyalitasnya terbagi pada parpol yang mengusungnya.
Maka dari itu, pada kasus seperti Johnny Plate dan menteri-menteri NasDem lainnya, bisa kita lihat kalau isu reshuffle sebenarnya bukan hanya bicara kinerja, melainkan ada persoalan lain dan, tentu, persoalan itu terkait dukungan NasDem terhadap Anies di 2024.
Di sinilah fungsi “spoiler” reshuffle menteri. Secara simbolik, seolah ada pesan atau peringatan kepada NasDem agar menghitung ulang keputusannya yang dianggap tidak sejalan dengan kekuasaan saat ini.
By the way, dampak spoiler dalam politik dan kehidupan sehari-hari kita berbeda ya. Kalau di kehidupan sehari-hari, spoiler biasanya menjadi informasi yang dapat merusak kesenangan.
Namun, dalam politik, spoiler bisa jadi ruang untuk menyusun lobi-lobi politik agar mencari titik temu dua pihak yang merasa sedang tidak baik-baik saja.
Hmm, kalau reshuffle Johnny Plate sudah terlanjur bocor seperti ini, apakah akan berpengaruh enggak ya sama keputusan reshuffle Jokowi? Atau, jangan-jangan di akhir akan muncul cerita yang berbeda dari spoiler sebagai kejutan? Who knows? Hehehe. (I76)