HomeCelotehBjorka Buat Johnny Plate Ciut?

Bjorka Buat Johnny Plate Ciut?

“Menkominfo saja saya lihat, kan saya ada nomornya ganti nomor kalau tidak salah sekarang ganti nomor pakai nomor Amerika malah +1 gitu” – Fadli Zon, anggota Komisi I DPR RI


PinterPolitik.com

Bjorka menjadi nama hacker yang paling ramai dibicarakan di Indonesia akhir-akhir ini. Bayangkan saja, hacker ini mampu mengungkap sejumlah data milik pemerintah hingga para pejabat negara.

Sedikit menjelaskan awal kemunculannya, Bjorka mulai melancarkan aksinya sekitar sebulan terakhir. Bjorka mengunggah dan mengklaim punya 1,3 miliar data terkait registrasi SIM card prabayar dari penduduk Indonesia.

Melalui Twitter, ia mengungkap motifnya menyerang Indonesia, yang ternyata bersifat personal. Dan sejauh ini, belum diketahui siapa Bjorka dan apakah di dalam atau luar negeri.

Namun, ia sedikit meninggalkan jejak di Twitter dengan menulis lokasi di Warsawa yang merupakan ibu kota Polandia. Namun belum tentu dipastikan apakah benar-benar berada di sana, ataukah itu hanya gimmick semata.

Terbaru, anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon menyindir Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, karena menggunakan nomor ponsel Amerika Serikat (AS).

Nah, rupanya alasan Menkominfo mengganti nomor dari (+62) nomor Indonesia ke (+1) nomor AS merupakan buntut usai data pribadinya dibocorkan Bjorka.

Fadli melihat sikap Johnny ini dapat mempunyai makna kalau ia tidak percaya dengan keamanan atau nomor di Indonesia. Dengan kata lain, memang benar menunjukkan perlindungan data di Indonesia sangat lemah.

image 50
Berani Jokowi Copot Menkominfo?

Padahal peran lembaga negara seperti Kemenkominfo dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), harusnya menjadi institusi yang paling bertanggung jawab dalam rentetan kasus kebocoran yang dilakukan Bjorka.

Kalau melihat fenomenanya secara luas, apa yang dilakukan Bjorka ini bukanlah sesuatu yang baru. Ini adalah bentuk lain dari protes sosial yang masuk dalam dunia siber yang biasanya disebut dengan hacktivism.

Walau aksi para peretas yang menggunakan landasan hacktivism melanggar hukum, tindakan mereka sering kali didasari solidaritas dan empati. Dari situlah kenapa hacktivism kerap mendapat dukungan publik, termasuk Bjorka di tanah air.

Hmm, jadi kepo nih, siapa sebenarnya Bjorka yang mampu membuat kehebohan dijagat khatulistiwa ini.

Berdasarkan namanya, Bjorka kemungkinan berasal dari Bjork, yaitu nama orang yang cukup umum di Swedia. Bjork di sana adalah nama keluarga atau nama belakang.

Sebagian orang juga menyamakannya dengan nama Bjork Guðmundsdóttir yang dikenal sebagai seorang penyanyi, pencipta lagu, dan aktris dari Islandia. Jangan-jangan, untuk menandingi Bjorka kita sebenarnya tidak butuh hacker loh, tapi hanya butuh penyanyi yang handal. Hehehe.

Anyway, kembali pada Menkominfo Jhonny. Apa yang dilakukannya itu semacam rage quit loh. Ini adalah sebuah sikap ketika kita sangat marah saat bermain game hingga keluar dari game. Biasanya gamer melakukannya bila musuh terlalu jago atau teman kita yang sengaja AFK supaya timnya kalah.

Pertanyaannya, kenapa tindakan Bjorka ini tidak dibalas ya? Kok malah Pak Menkominfo Johnny yang mengganti nomor ya?

Kalau kata Pak Fadli Zon, kalau Menkominfo saja ganti nomor dengan nomor AS, bagaimana rakyat bisa percaya dengan keamanan siber yang seharusnya diberikan negara? Hmmm. (I76)


Kelas Revolusi Baru, Jalan Nadiem Menuju Pilpres
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ganjar Punya Pasukan Spartan?

“Kenapa nama Spartan? Kita pakai karena kata Spartan lebih bertenaga daripada relawan, tak kenal henti pada loyalitas pada kesetiaan, yakin penuh percaya diri,” –...

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

“Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,”...

PDIP Setengah Hati Maafkan PSI?

“Sudah pasti diterima karena kita sebagai sesama anak bangsa tentu latihan pertama, berterima kasih, latihan kedua, meminta maaf. Kalau itu dilaksanakan, ya pasti oke,”...