HomeBelajar PolitikMUI Kibarkan Bendera Putih

MUI Kibarkan Bendera Putih

“Tirulah cacing tanah yang dapat bertahan didup dalam tekanan dan kegelapan. Cacing tanah selalu menggeliat meskipun badannya tebelah dan ajalnya harus berakhir di kail pancingan.” ~ Tianda Kusuma D.


PinterPolitik.com

[dropcap]W[/dropcap]akil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid mengatakan bahwa hoaks merupakan perbuatan yang sangat dilarang dalam ajaran Islam. Doi juga menyampaikan, bahwasannya umat yang membuat atau menyebarkan hoaks akan mendapatkan dosa karena di dalamnya mengandung unsur fitnah. Weleh-weleh.

Terlebih bila yang menyebarkan hoaks itu merupakan seorang pemimpin, maka dosanya tentu akan jauh lebih besar. Sebab, pemimpin yang menyebar hoaks kan punya banyak bawahan, terus kalau bawahannya ikut-ikutan nyebarin, pasti kalkulasi dosa yang dituai berlipat ganda daripada yang membuat hoaks. Ngeri!

Btw, eyke jadi curiga nih sama kubunya Jokowi. Kenapa? Iya gengs, soalnya mereka sudah bawa-bawa dosa nih. Berasa enggak punya kaca aja gitu.

Padahal ya, tidak usah deh mereka bawa-bawa dosa dalam menyebarkan hoaks, wong di dalam agama Islam juga kan kalau ada pemimpin yang tidak menepati janjinya, dosanya akan sama besarnya. Belum lagi kalau dihitung-hitung sama dosa-dosa kekhilafan yang lainnya sudah berapa banyak tuh? Mungkin jika dosa bisa dibeliin barang, bisa beli gorengan seluas benua Australia tuh dosa. Hiya hiya hiya.

Apa mungkin ya, Zainut yang bicara seperti itu karena dirinya baru saja mendengar kabar dari tim buzzer Jokowi yang sudah mengakui kekalahannya dari buzzer-nya Sandiaga Uno? Makanya doi bilang secara enggak langsung begini:

“Hayo Sandi, jangan galak-galak dong nyebarin berita hoaksnya. Kamu tahu enggak sih San, kebanyakan dan terlalu kuat bikin tim buzzer penyebar hoaks dosanya besar loh!”. Wkwkwk.

Terus Sandi yang mengetahui maksud dari perkataan Zainut bales gini: Share on X
Baca juga :  Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Ea ea ea, apa? Dosa? Ngaca woi, ngaca! Makanya jangan macam-macam sama Uno, jadinya sekarang enggak kuat kan nandingin tim buzzer ane. Mamam deh tuh, kesian deh luh! Ahahay”.

Intinya, bagi Zainut, masyarakat Indonesia saat ini merupakan masyarakat yang gemar ikut-ikutan dan kerap mencontoh apa yang dilakukan pemimpinnya. Jika pemimpinnya memberikan contoh yang tidak baik, maka itu akan diikuti oleh anak buahnya. Waduh, mungkin kalau dikaitkan dengan generasi milenial saat ini, sebutannya “anak kekinian” kali ya, soalnya pada asal ngikut. Ahahahay.

Nah, jadi buat kalian yang merasa jadi anak kekinian, apa bener nih gemarnya ikut-ikutan nyebarin hoaks? kalau eyke sih no! Enggak tahu deh kalau Mas Anang gimana? (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

Prabowo dan Hegemoni Rasa Takut

Beberapa konglomerat menyiratkan “ketakutan” soal akan seperti apa pemerintahan Prabowo bersikap terhadap mereka.

“Parcok” Kemunafikan PDIP, What’s Next?

Diskursus partai coklat atau “parcok" belakangan jadi narasi hipokrit yang dimainkan PDIP karena mereka justru dinilai sebagai pionir simbiosis sosial-politik dengan entitas yang dimaksud. Lalu, andai benar simbiosis itu eksis, bagaimana masa depannya di era Pemerintahan Prabowo Subianto dan interaksinya dengan aktor lain, termasuk PDIP dan Joko Widodo (Jokowi)?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?

Prabowo dan Prelude Gerindra Empire?

Partai Gerindra di bawah komando Prabowo Subianto seolah sukses menguasai Pulau Jawa setelah tiga “mahapatih” mereka, yakni Andra Soni, Dedi Mulyadi, serta Ahmad Luthfi hampir dapat dipastikan menaklukkan Pilkada 2024 sebagai gubernur. Hal ini bisa saja menjadi permulaan kekuasaan lebih luas di Jawadwipa. Mengapa demikian?

Kejatuhan Golkar di Era Bahlil?

Dengan kekalahan Ridwan Kamil dan Airin Rachmi Diany di Pilkada Serentak 2024. Mungkinkah Golkar akan semakin jatuh di bawah Bahlil Lahadalia?

Ridwan Kamil “Ditelantarkan” KIM Plus? 

Hasil tidak memuaskan yang diperoleh pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dalam versi quick count Pemilihan Gubernur Jakarta 2024 (Pilgub Jakarta 2024) menjadi pertanyaan besar. Mengapa calon yang didukung koalisi besar tidak tampil dominan? 

Prabowo dan Filosofi Magikarp ala Pokémon

Pemerintahan Prabowo Subianto siapkan sejumlah strategi untuk tingkatkan investasi dan SDM. Mungkinkah Prabowo siap untuk “lompat katak”?

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...