HomeBelajar PolitikMega Intimidasi Golput?

Mega Intimidasi Golput?

“Kalau tidak mau memilih memangnya kalian hidup di mana. Golput, tetapi enak-enakan cari rezeki di Indonesia.” ~ Megawati Soekarno Putri.


PinterPolitik.com

[dropcap]W[/dropcap]aduh ngeri nih bro, selain bakalan diseret Undang Undang (UU) terorisme, kena UU ITE, dan pasal pidana, sekarang golongan putih (golput) diminta untuk mencabut statusnya dari warga negara Indonesia bro! Walah dalah.

Menurut Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, orang-orang yang golput pada Pemilu 2019 adalah kelompok pengecut. Maka Megawati meminta orang yang bersikap golput tidak usah menjadi warga negara Indonesia saja. Selain itu, baginya kelompok golput juga tidak memiliki pendirian dalam berpolitik.

Gimana bro, sudah siap nih pindah kewarganegaraan sehabis Pilpres 2019? Wkwkwk, ngeri banget ya Megawati, sampai segitunya alergi sama golput. Apa karena Megawati ini takut kehabisan suara kalau banyak yang golput? Eh, kalau emang beneran takut, takut suara siapa sih yang berkurang? PDIP atau Jokowi? Atau dua-duanya? Ahahaha.

Hayo, apa kalian salah seorang yang kecewa dengan politik Indonesia? Click To Tweet

Tapi bro, saya masih tidak habis pikir deh sama pernyataannya Megawati yang sampai segitunya. Apa mungkin Megawati sudah lupa kalau warga negara yang berniat golput nanti juga bayar pajak? Selain itu mereka belum tentu juga tidak taat dengan aturan negara yang lainnya. Kontrak sosial kita kan dengan Undang-undang, bukan dengan surat suara. Masa cuman gara-gara kecewa dan malas milih pemimpin di Pilpres 2019 sampai harus terusir dari status kewarganegaraan?

Padahal kan ya, memilih untuk golput adalah hak. Tidak ada kewajiban memilih di negara lain seperti di Australia, jadi ya terserah warga negaranya mau dipakai atau tidak hak pilihnya.  Oleh karena itu, harusnya Megawati tidak punya hak mengatur-atur penggunaan hak orang lain. Kalau orang kecewa dan tidak mau memilih masa harus dipaksa dan ditakut-takuti?

Baca juga :  Puan yang Nggak Direstui

Eh tapi bro, di luar itu bukannya kalau orang yang mengintimidasi orang lain bisa terjerat dalam pelanggaran hukum ya? Ya, semoga aja gak ada yang iseng melaporkan Megawati ke jalur hukum. Wkwkwk. (G42)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Ini Rahasia Jokowi Kalahkan Megawati?

Kendati diprediksi melemah pasca kepresidenan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai memiliki kunci rahasia agar tetap bisa memiliki pengaruh dalam politik dan pemerintahan. Bahkan, Jokowi agaknya mampu untuk melampaui kekuatan dan pengaruh Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...