HomeBelajar PolitikJokowi Milenial Dan Intoleransi

Jokowi Milenial Dan Intoleransi

“Hidupku dibayangi zat abadi. Zat itu menganugerahiku sebuah imajinasi. Syukurku sampai hari ini imajinasi itulah yang setia membantu menafkahi hidup dan tubuhku pun merespon keunikan itu.” ~ GRDZM


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]residen Jokowi mengingatkan betapa bahayanya ancaman intoleransi yang rawan terjadi di Indonesia karena beragamnya akar budaya bangsa Indonesia. Hal itu disampaikan Jokowi saat bersilaturahmi dengan para peserta Kongres Indonesia Millenial Movement Tahun 2018 di Istana Bogor.

Jokowi memastikan dirinya akan terus mengingatkan bahayanya intoleransi karena seringnya masyarakat lupa masalah ini. Menurut Jokowi, karena kita lupa, menyebabkan kita ini kadang-kadang merasa tidak saudara. Padahal kita adalah saudara sebangsa dan setanah air.

Hmmm, kalau Jokowi mengucap kata “kita sering lupa”, berarti Jokowi sendiri juga suka lupa dong? Kok bisa? Ya bisa lah, kan kata Jokowi “kita”, bukan “kalian”. Duh bahaya nih kalau Jokowi sebagai presiden sampai ikutan lupa, bisa jadi nasib eyke kayak HTI nih. Wkwkwk. Click To Tweet

Oh iya gengs, melalui pertemuan tersebut, para milenial Indonesia juga turut berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian dan pencegahan ekstremisme serta kekerasan.  Deklarasi yang terdiri atas 6 butir sebagai hasil kongres dibacakan di hadapan Presiden Jokowi. Weleh-weleh, enggak sekalian aja nih promosiin Jokowi-Ma’ruf  dua periode? Oh iya, itu kan udah otomatis ya, jadi enggak perlu diungkapin. Wkwkwk.

Di hadapan para peserta kongres, Presiden juga sempat mengingatkan tentang beragamnya bangsa Indonesia.  Keragaman yang dimiliki Indonesia ini, menurutnya, sering sekali dilupakan oleh masyarakat yang menyebabkan masyarakat terkadang merasa tidak sebangsa dan setanah air.

Hal itu ditambah lagi dengan merebaknya tindakan-tindakan yang menjurus pada intoleransi hingga ekstremisme di kalangan masyarakat.  Namun, Jokowi berpendapat bahwa banyak tindakan intoleransi terjadi bukan karena didorong oleh keinginan sendiri, melainkan terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa politik yang terjadi.

Baca juga :  Strategi Prabowo Imbangi Pengaruh Jokowi di KIM?

Jeilah pak, perasaan bapak aja kali kalau masyarakat suka amnesia. Atau mungkin bapak yang sebenarnya amnesia kalau rakyat Indonesia itu sejatinya memang sudah menyatu, cair, dan selalu merasa sedarah setanah air dari dulunya?

Intinya mah pak, daripada ingatkan masyarakat mengenai persatuan dan kebangsaan, mending bapak ingetin lagi deh tuh kader partai dan berembuk lagi sama elite politik oposisi mengenai ideologi kebangsaan dan persatuan! Siapa tahu kan mereka yang sedang amnesia.

Terus buat kalian gengs, percaya deh sama eyke, seandai-andainya saja para elite politik hari ini menunjukkan persatuan, pasti deh turunannya tidak seperti ini. Jadi ceramah yang menjadi sia-sia terjadi berulang kali ngomongin ideologi A, B, C, dan D bisa tidak terulang lagi. Betul apa betul? Intinya dari eyke buat elite politik, berhentilah bicara janji, terapkanlah Pancasila baru silat lidah! (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Anomali PSI: Gagal Karena Kuasa Jeffrie Geovanie?

Kegagalan PSI untuk lolos ke parlemen pusat dalam dua gelaran Pemilu berturut-turut memang menimbulkan pertanyaan besar.

Puan-Mega, Ada ‘Perang Sipil’ PDIP? 

Berbeda dari Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani belakangan tunjukkan gestur yang lebih lembut kepada pemerintah dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mengapa demikian?

Ketua DPR, Golkar Lebih Pantas? 

Persaingan dua partai politik (parpol) legendaris di antara Partai Golkar dan PDIP dalam memperebutkan kursi Ketua DPR RI mulai “memanas”. Meskipun secara aturan PDIP paling berhak, tapi beberapa pihak menilai Partai Golkar lebih pantas untuk posisi itu. Mengapa demikian?

The Tale of Two Sons

Jokowi dan SBY bisa dibilang jadi presiden-presiden yang berhasil melakukan regenerasi politik dan sukses mendorong anak-anak mereka untuk terlibat di dunia politik.

Lolos “Seleksi Alam”, PKS-PKB Seteru Abadi?

Berkaca pada hasil Pileg 2024, PKB dan PKS agaknya akan menjadi dua entitas politik yang akan terlibat dalam persaingan ceruk suara pemilih Islam ke depan. Terlebih di saat PAN seakan telah melepaskan diri dari karakter Islam dan PPP harus “terdegradasi” dari kancah legislatif nasional.

Jokowi Makin Tak Terbendung?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dirumorkan meminta jatah menteri dari pemerintahan Prabowo Subianto. Apakah Jokowi makin tak terbendung?

Elon Musk dan Dimulainya Era Feudalisme Teknologi 

Perusahaan teknologi raksasa seperti Apple dan Starlink semakin memiliki keterikatan dengan dinamika politik. Jika pola ini terjaga, akan seperti apa pengaruhnya terhadap dunia politik di masa depan? 

Prabowonomics: Jurus ‘Lompatan Katak’?

Program makan siang dan susu gratis ala Prabowo merupakan jenis school feeding program. Mungkinkah ini jadi kunci penting Prabowonomics?

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...