HomeBelajar Politik"KITA AKAN TEMBAK MATI BANDAR NARKOBA" KATA BUWAS

“KITA AKAN TEMBAK MATI BANDAR NARKOBA” KATA BUWAS

Kecil Besar

Indonesia, BNN tidak pernah ragu dalam menindak tegas para bandar narkoba. Terlebih Presiden Jokowi sudah positif menyatakan perang terhadap narkoba. Baru-baru ini Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso atau Buwas menyatakan, pihaknya siap menindak tegas pengedar dan bandar narkoba. Terlebih, saat ini BNN punya persenjataan baru.

“Bila dibutuhkan dan diharuskan karena ada suatu tindakan perlawanan, kita akan lakukan (hukum/tembak mati) itu, BNN sendiri sudah meningkatkan dengan level persenjataan baru. Dan itu akan kita lakukan dalam penegakan hukum,” ujar Buwas.

“Kita akan tegas sesuai perintah Presiden. Tidak boleh main-main karena yang kita selamatkan adalah generasi bangsa,” tambahnya.

“Artinya sekarang BNN sebagai leading sector, kata presiden, dalam penanganan ini,” tutup Buwas. (MA)

Demi mencegah maraknya perputaran NARKOBA yang menghancurkan masa depan bangsa, kita juga harus memahami sistem operasi pengedaran para oknum tersebut. Yuk simak infografisnya versi Pinter Politik.

Baca juga :  How About Dasco’s Destiny?
spot_imgspot_img

#Trending Article

Return of the Wolf Warrior?

Retorika internasional Tiongkok belakangan mulai menunjukkan perubahan. Kira-kira apa esensi strategis di baliknya? 

Prabowo’s Revolusi Hijau 2.0?

Presiden Prabowo mengatakan bahwa Indonesia akan memimpin revolusi hijau kedua di peluncuran Gerina. Mengapa ini punya makna strategis?

Cak Imin-Zulhas “Gabut Berhadiah”?

Memiliki similaritas sebagai ketua umum partai politik dan menteri koordinator, namun dengan jalan takdir berbeda, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Zulkifli Hasan (Zulhas) agaknya menampilkan motivasi baru dalam dinamika politik Indonesia. Walau kiprah dan jabatan mereka dinilai “gabut”, manuver keduanya dinilai akan sangat memengaruhi pasang-surut pemerintahan saat ini, menuju kontestasi elektoral berikutnya.

Indonesia Thugocracy: Republik Para Preman?

Pembangunan pabrik BYD di Subang disebut-sebut terkendala akibat premanisme. Sementara LG “kabur” dari investasinya di Indonesia karena masalah “lingkungan investasi”.

Honey Trapping: Kala Rayuan Jadi Spionase

Sejumlah aplikasi kencan tercatat kerap digunakan untuk kepentingan intelijen. Bagaimana sejarah relasi antara spionase dan hubungan romantis itu sendiri?

Menguak CPNS “Gigi Mundur” Berjemaah

Fenomena undur diri ribuan CPNS karena berbagai alasan menyingkap beberapa intepretasi yang kiranya menjadi catatan krusial bagi pemerintah serta bagi para calon ASN itu sendiri. Mengapa demikian?

It is Gibran Time?

Gibran muncul lewat sebuah video monolog – atau bahasa kekiniannya eksplainer – membahas isu penting yang tengah dihadapi Indonesia: bonus demografi. Isu ini memang penting, namun yang mencuri perhatian publik adalah kemunculan Gibran sendiri yang membawakan narasi yang cukup besar seperti bonus demografi.

Anies-Gibran Perpetual Debate?

Respons dan pengingat kritis Anies Baswedan terhadap konten “bonus demografi” Gibran Rakabuming Raka seolah menguak kembali bahwa terdapat gap di antara mereka dan bagaimana audiens serta pengikut mereka bereaksi satu sama lain. Lalu, akankah gap tersebut terpelihara dan turut membentuk dinamika sosial-politik tanah air ke depan?

More Stories

Darurat Kejahatan Senjata Api

PinterPolitik.com - Akhir-akhir ini kasus kejahatan dengan menggunakan senjata api semakin marak terjadi. Faktanya, kasus-kasus ini berbanding lurus dengan keberadaan senjata api yang tidak...

Mengapa Rizieq Enggan Pulang?

PinterPolitik.com- Ketua Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, dikabarkan enggan kembali ke Indonesia. Ia merasa dirinya dikriminalisasi oleh aparat penegak hukum di Indonesia. Untuk...

Kinerja PNS, layakkah?

PinterPolitik.com - Persoalan pegawai negeri sipil tidak pernah selesai. Kabar terbaru datang dari menteri pemberdayaan aparatur negara dan reformasi birokrasi yang menyebut 62% PNS...