“Rakyat yang tak tahu diri atau pemerintah yang tak punya jati diri?”
PinterPolitik.com
[dropcap]T[/dropcap]im Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin menilai, keputusan Presiden Jokowi tidak menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium merupakan langkah tepat. Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengatakan, keputusan itu sangat berorientasi pada rakyat kecil.
Alah, masa sih bang? Yakin itu kebijakan yang tepat? Oh mungkin kalau di masa-masa kampanye gini, emang tepat banget lah ya untuk narik simpatinya rakyat kecil. Mungkin biar lebih tepat lagi bang, coba dong turunin harga listrik dan gas LPJ bersubsidi sekalian.
Pasti deh kalau itu dilakuin, Prabowo makin cepat ngumpat atau cepat curhat kayak gini: “Kok ngenes amat ya lawan Jokowi yang cermat bikin pencitraan ke rakyat?” Wkwkwk.
Menurut Hasto, premium merupakan jenis BBM yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan hidup orang banyak, khususnya rakyat kecil. Premium berbeda dengan pertamax yang lebih banyak dikonsumsi kalangan menengah.
Sepakat sih gengs dengan apa yang dikemukakan Hasto. Tapi eyke lebih sepakat lagi kalau Jokowi and the gengs enggak ngasih subsidi terus ke rakyat kecil. Lah kok bisa? Ya bisa lah gengs, sampai kapan pemerintah mau buang-buang uang seperti ini jual minyak mentah ke luar negeri cuman untuk diolah, terus kalau sudah jadi dibeli lagi dengan harga mahal.
Terus setelah BBM dibeli dengan harga mahal, pemerintah harus nambah cost transportasi, tangki penyimpanan, dan belum lagi bayar uang subsidi. Weleh-weleh.
Daripada pusing-pusing mikirin subsidi karena mahalnya beban refinery alias pengelolaan, transportasi, dan penyewaan tangki, mending pemerintah bikin sendiri fasilitas refinery.
Jadi kalau sudah punya sendiri kan BBM enggak usah disubsidi. Kok bisa? Lah bisa lah, kan BBM harganya mahal sebab cost produksi yang semakin mahal. Jadi kalau cost-nya murah, bisa lebih murah harganya. Betul apa betul?
Nah, jadi Hasto bisa bilang seperti ini:
“Mohon bersabar, ini ujian! Eh maksudnya, mohon bersabar wahai rakyat Indonesia. Subsidi BBM jenis premium untuk sementara tidak disubsidi lagi, sebab Pemerintah Jokowi saat ini sedang membuat fasilitas refinery yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat kecil nantinya”.
Terus Hasto bilang:
Setelah fasilitas refinery jadi, BBM jenis Premium lebih murah dan uang subsidi akan dialihkan ke kebutuhan pokok lainya. Share on XUuu, kalau sampai ngomong gitu, yakin deh eyke ajak nenek, kakek, tante, om, adik, kakak, ayah, ibu, teman, temannya teman, pacarnya teman, pacarnya temannya teman, dan temannya pacar teman eyke untuk dukung Jokowi di Pilpres 2019 nanti. Wkwkwk.
Gimana gengs, apa kalian setuju dengan usulan eyke kalau BBM dibiarin sementara tidak usah bersubsidi tapi fasilitas refinery-nya harus dibuat dan punya sendiri?
Eh tapi gengs, apa mungkin ya kita bisa punya fasilitas refinery sendiri? Jangan-jangan ini semua cuman mimpi? Jangankan punya pengelolaan gas sendiri, hari ini kedelai dan beras aja masih disubsidi. Weleh-weleh, salah siapa ya negeri ini kayak gini? (G35)