HomeNalar PolitikAkses Tenaga Kerja Indonesia-UE Diperluas

Akses Tenaga Kerja Indonesia-UE Diperluas

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) melakukan audiensi dengan 21 Duta Besar negara-negara Eropa di Jakarta, Selasa (14/2). Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak membahas mengenai akses dan kebutuhan tenaga kerja di masing-masing negara.


pinterpolitik.com

JAKARTA – Indonesia melalui Kemenaker melakukan pembaruan kerjasama Indonesian-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang bertujuan agar tenaga kerja Indonesia (TKI) bisa memperluas akses dalam mencari pekerjaan di Eropa.

Dalam pertemuan yang merupakan lanjutan dari kesepakatan antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Komisi Eropa Jean Claude Juncker pada 21 April 2016 dan 18 Juli 2016 di Brussel, Belgia ini, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri meminta peningkatan akses bagi tenaga kerja Indonesia di Eropa.

Di sisi lain, Uni Eropa (UE) yang menyatakan keseriusannya untuk turut terlibat dalam pengembangan keterampilan tenaga kerja Indonesia, juga mengajukan permohonan penambahan durasi masa kerja warga negara UE di Indonesia. Menurut Hanif, UE juga menghendaki kemudahan akses bagi warganya untuk bisa bekerja di Indonesia.

Peraturan yang ada saat ini, izin bekerja bagi WN asing di tanah air hanya setahun dan harus diperpanjang setiap tahun. “Mereka (UE) minta durasinya ditambah menjadi dua tahun, sekalian panjang lima tahun, atau berapa. Itu akan jadi catatan kami dan kami akan lihat perkembangannya,” ujar Hanif.

Pertemuan ini, lanjut Hanif, juga membicarakan tentang terbukanya peluang kerja bagi TKI di UE, terutama di sektor medis. “Salah satu yang mereka minta dokter, tapi soal itu masih harus dibicarakan dulu dengan Kementerian Kesehatan,” lanjutnya.

Selain penyediaan lapangan kerja, UE juga punya rencana untuk berinvestasi di Indonesia dengan mendirikan sekolah vokasi atau Balai Latihan Kerja (BLK) bagi sektor industri. Menurut Hanif, pemerintah kemungkinan akan memberikan peluang investasi itu sebagai salah satu cara meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia yang saat masih kekurangan tenaga ahli.

Baca juga :  Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Walau banyak sisi positifnya, namun Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal mengingatkan agar pemerintah berhati-hati dalam mengambil sejumlah kesepakatan, khususnya rencana dalam bidang ketenagakerjaan. Indonesia harus belajar dari kerjasama yang ada, seperti Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).

“Dalam kerjasama dengan IJEPA, terbukti perawat kita di sana mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan beradaptasi,” kata Fithra, Rabu (15/2). Ia meminta pemerintah memperhatikan secara teliti apakah kerjasama ini nantinya hanya untuk memenuhi kebutuhan kerja secara kuantitas, sebab jika itu terjadi, maka proses transfer pengetahuan yang diharapkan tidak akan efektif.

Pada intinya, terbukanya peluang bagi TKI untuk bekerja di negara-negara Eropa adalah kesempatan yang sangat besar bagi Indonesia, tinggal sekarang bagaimana mempersiapkan mereka agar dapat masuk dan beradaptasi dengan baik. Caranya, tentu dengan peningkatan ketrampilan dan bahasa di tempatnya bekerja nanti. (Berbagai sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Anies Menuju Mendikbud Prabowo atau Gubernur Jakarta?

Pasca kalah di Pilpres 2024, banyak pertanyaan muncul terkait jabatan politik apa yang akan diduduki Anies Baswedan.

Anies Kalah Karena Tak Lawan Politik Identitas?

Pasangan Anies-Cak Imin harus mengakui keunggulan Prabowo-Gibran yang keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Di atas kertas, Anies yang secara track record dan citra publik begitu menjanjikan untuk jadi Presiden RI, nyatanya belum mampu meraih peruntungan di Pilpres kali ini. Pertanyaannya adalah mengapa demikian? Benarkah ini karena posisi Anies yang tak tegas melawan fabrikasi isu politik identitas yang kerap diarahkan padanya?

Benua Asia, Propaganda Terbesar Kolonialisme?

Benua Asia adalah benua terbesar dan terkaya di dunia. Namun, sebagai sebuah wilayah yang kerap dipandang homogen, Asia sebetulnya memiliki keberagaman yang begitu tinggi di antara kawasan-kawasannya sendiri. Mungkinkah lantas Benua Asia yang kita kenal bukanlah Benua Asia yang sesungguhnya?

Selama Masih Megawati, PDIP Pasti Oposisi?

Sinyal kuat bergabungnya Partai NasDem dan PKB, ditambah keinginan PKS untuk pula merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, membuat Megawati Soekarnoputri dan PDIP dinilai akan mengambil sikap teguh nan luhur sebagai penyeimbang pemerintah. Namun, pada praktiknya, itu akan berjalan setengah hati. Benarkah demikian?

Strategi Erick Thohir Menangkan Timnas?

Timnas U-23 lolos ke babak semifinal di Piala Asia U-23 2024. Mungkinkah ini semua berkat Ketum PSSI Erick Thohir? Mengapa ini juga bisa politis?

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...