HomeNalar PolitikMemberdayakan UKP-PIP

Memberdayakan UKP-PIP

Agar memiliki kewenangan yang lebih besar dalam merekatkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat, Presiden Jokowi menaikkan status Kepala UKP-PIP menjadi setingkat menteri.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]B[/dropcap]eberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo telah membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang diharapkan mampu menggelorakan kembali Pancasila dan UUD 1945. Sehingga masyarakat dapat kembali mengamalkan nilai-nilainya. Pembentukannya sendiri menunjukkan upaya keseriusan pemerintah, sehingga personal yang dipilih pun merupakan tokoh-tokoh senior yang mumpuni.

Para anggota yang terpilih pun, kabarnya sudah melakukan beberapa kali pertemuan untuk menentukan program kerjanya. Salah satu program yang diutamakan adalah pengembalian pelajaran tentang Pancasila dalam pendidikan. Hanya saja, lembaga ini terkesan kurang memiliki kekuatan dalam menentukan kebijakan. Sehingga pemerintah berupaya meningkatkan peran unit kerja tersebut.

“Karena bentuknya unit, UKP ini jadi kurang greget. Harus ada peningkatan peran, sehingga status lembaganya pun harus lebih ditingkatkan lagi,” saran seorang sumber di Jakarta, Minggu (16/7).  Baginya, mengembalikan nilai-nilai Pancasila di dalam masyarakat bukan pekerjaan mudah. Apalagi nilai-nilai tersebut sudah mulai tergerus oleh paham radikalisme yang mengarah pada terorisme.

“Dibutuhkan koordinasi antar-kementerian dan lembaga terkait untuk bisa menggelorakan kembali nilai-nilai Pancasila. Jadi, jika lembaganya hanya berbentuk unit, memang kurang. Dikhawatiran, UKP akan kesulitan melakukan koordinasi dengan kementrian atau lembaga setingkat kementerian,” jelas sumber itu lagi.

Pendapat yang sama juga datang dari anggota Dewan Pengarah UKP-PIP Ahmad Syafi’i Ma’arif. Menurut pria yang akrab di sapa Buya Ma’arif ini, jabatan kepala UKP-PIP masih setingkat Direktur Jenderal. Menurutnya, tugas Kepala UKP-PIP Yudi Latief termasuk besar namun wewenangnya kecil. Untuk itu, ia mengusulkan agar wewenang Yudi diperbesar yaitu setingkat menteri.

“Nanti mau ketemu Unit Kerja Presiden. Langsung dipanggil secepatnya karena Perppres itu tugasnya besar tapi wewenangnya enggak ada. Kecil sekali, jadi mau diubah. Jadi nanti mau diperbaiki Perppres itu supaya ada wewenang, gitu loh,” kata Buya Syafi’i di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/7).

Baca juga :  Logis Anies Dirikan Partai Sendiri?

“Kalau sekarang, Perppres yang nomor 54, itu Yudi Latif hanya setingkat dirjen. Gimana mau manggil menteri, kan enggak bisa. Ini memang kurang cermat membuatnya. Jadi nanti mau diperbaiki,” lanjutnya lagi. Usulan ini, lanjutnya, saat ini sedang dikaji oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. Penambahan wewenang semata-mata agar ke depannya, Yudi Latif bisa berkoordinasi dan memanggil menteri.

“Sedang dikerjakan oleh Menkumham. Kita berharap itu. Paling tidak, Yudi Latif bisa koordinasi. Kan sekarang gimana? Setingkat dirjen tapi memanggil menteri. Kan ada ego sektoral. Jadi enggak bisa,” jelas Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu. Yudi Latif dilantik Presiden sebagai Kepala UKP-PIP pada 7 Juni lalu dan beranggotakan 3 deputi dan 9 anggota dewan pengarah yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.

Di tempat terpisah, Yudi Latif mengungkapkan kalau UKP-PIP baru saja menjalin kerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Ia menjelaskan kalau UKP-PIP akan akan mengundang perwakilan mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk menjadi awal pengembangan proses pengenalan ulang pemahaman Pancasila di Bogor, Jawa Barat. “Ini bagian dari upaya mengenalkan ulang pemahaman Pancasila di kalangan generasi muda,” katanya, Selasa (18/7). Apakah Presiden akan segera merealisasikan usulan ini? Kita tunggu saja.

(Suara Pembaruan)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...