HomeTerkiniEnergi Baru di Tubuh Hanura

Energi Baru di Tubuh Hanura

Partai Hanura mulai berbenah, setelah Wiranto meninggalkan posisi ketua umum karena harus fokus menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, kini era baru Hanura dipimpin oleh pendiri OSO Group yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR), Oesman Sapta Odang (OSO). Osman terpilih secara aklamasi dan menjabat hingga tahun 2020 nanti.


pinterpolitik.comKamis, 2 Februari 2017

JAKARTA – Kehadiran OSO di tubuh Partai Hanura juga merupakan magnet untuk menarik banyak kader yang handal, bersih, dan berkomitmen membangun Indonesia. Ini terbukti dengan banyaknya kader Partai Demokrat yang “hijrah” ke Hanura. Perpindahan ini tak lepas dari instruksi mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, yang meminta loyalisnya untuk mendukung Oesman Sapta.

“Ada pesan dari Anas Urbaningrum dari Sukamiskin, memerintahkan pengikutnya gabung ke Hanura. Kita hanya bisa melebihi dari jumlah suara yang pernah kita dapat sekarang, bila kita bersama, seperti Hanura menyelesaikan pekerjaan hari ini,” jelas Oesman.

Masuknya energi baru ke dalam tubuh Partai, membuat Hanura lebih kuat. Bahkan ada kabar kalau Hanura tengah mempertimbangkan jabatan penting di dalam partai kepada Anas Urbaningrum. Kabar tersebut direspon positif oleh Oesman, namun ia menyatakan kalau pembicaraan tersebut baru akan dilakukan setelah susunan kepengurusan baru selesai.

“Kalau itu masih dalam proses, mungkin setelah tersusun kepengurusan, baru bisa kita bicarakan,” katanya.

Mengenai pengesahan kepengurusan partai,  Oesman resmi menerima SK Pengesahan susunan kepengurusan partainya dari Kemenkumham pada hari Rabu (1/2). Sebelumnya, di dalam tubuh partai sempat terjadi pertentangan terkait pengesahan pengurus partai baru ini.

Pengurus dimisioner dan elemen kader muda menyampaikan petisi kepada Menkumham Yasonna Laoly agar tidak mengesahkan terlebih dahulu kepengurusan DPP Partai Hanura hasil musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) di bawah Oesman. (Berbagai sumber/A15)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...