HomeNalar PolitikAgenda Kunjungan Presiden Jokowi ke Australia

Agenda Kunjungan Presiden Jokowi ke Australia

Setelah tertunda beberapa kali, Presiden Joko Widodo direncanakan akan mengunjungi Australia Sabtu (25/2) besok. Agenda kunjungan dua hari ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama perekonomian Indonesia-Australia.


pinterpolitik.com

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhir minggu ini rencananya akan bertolak ke Australia dalam rangka kunjungan kenegaraan selama dua hari, yaitu Sabtu (25/2) hingga Minggu (26/2). Rencana lawatan ini diungkapkan Sekertaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung usai rapat terbatas, di kantor Presiden, Selasa (21/2).

Beberapa permasalahan yang rencananya akan dibahas dalam kunjungan tersebut, menurut Seskab, antara lain mengenai penyelesaian IA-CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement),  kemudian cyber security, pariwisata, pertambangan, dan persoalan yang berkaitan dengan terorisme.

Pada saat yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) A.M. Fachir mengatakan, kunjungan Presiden RI ke Australia ini akan mengedepankan cara-cara memperkuat hubungan negara bertetangga yang saling menguntungkan dan menghormati.

“Karena itu pendekatannya melalui people to people, di samping tentu saja nanti kita upayakan IA CEPA selesai, juga beberapa investasi,” tambah Fachir yang menegaskan kalau kunjungan ini bersifat kenegaraan. Sehingga Presiden akan diterima secara resmi oleh Gubernur Jenderal dan diadakan pertemuan bilateral antara pemimpin kedua negara.

“Jadi nanti Bapak Presiden didampingi oleh sejumlah menteri, akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Australia yang juga didampingi oleh sejumlah menteri,” jelas Fachir seraya menambahkan, akan ada juga pertemuan antar pengusaha (business meeting) kedua negara.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, penyelesaian perundingan IA-CEPA hingga saat ini tidak ada halangan dan diharapkan bisa selesai tahun ini. “Jika selesai tahun ini, maka akan menjadi perjanjian perdagangan bilateral Indonesia-Australia lebih dari 10 tahun,” katanya.

Baca juga :  Ini Rahasia Jokowi Kalahkan Megawati?

Menurut Lembong, dialog kerjasama ekonomi Indonesia Australia cukup besar dan ditekankan pada sektor investasi. “Kami melaporkan kalau yang sudah jalan cukup besar yaitu di pertambangan emas, ada MOU Newcrest dengan PT Antam yang nilainya lebih dari satu juta dolar AS untuk eksplorasi emas di Indonesia,” jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, sektor pariwisata juga bisa digarap karena potensi wisatawan dari Australia cukup besar, bahkan negara ini sedang mengalami ‘turis boom’. Sebagai negara tetangga yang memiliki empat musim, turis Australia memang menjadi target turis pariwisata yang besar bagi Indonesia. Semoga saja kerjasama ekonomi ini mampu menurunkan situasi yang memanas akibat pelecehan ideologi yang pernah dilakukan militer Australia sebelumnya. (Berbagai sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...