HomeNalar PolitikSiapa Sosok di Belakang Eggi?

Siapa Sosok di Belakang Eggi?

Beberapa hari lalu beredar rekaman video Eggi Sudjana yang diduga mendiskreditkan agama maupun aliran kepercayaan lain. Siapakah Eggi dan mengapa begitu berani? Siapa yang ada di belakangnya?


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]D[/dropcap]alam video tersebut, Eggi memberikan pernyataan bahwa, “tidak ada ajaran selain Islam ya, ingat ya, garis bawahi, selain Islam, yang seusai dengan Pancasila, selain Islam, bertentangan,”. Dia pun menyebutkan bahwa sejumlah agama yang memiliki konsep ketuhanan bertentangan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila.

“Kristen trinitas, Hindu trimurti, Buddha sepengetahuan saya tidak punya konsep Tuhan, kecuali dengan proses amitabha dan apa yang diajarkan Siddharta Gautama.” Karena itu, Eggi menuntut Perppu Ormas tidak diberlakukan karena akan memecah belah persatuan Indonesia.

Siapakah sosok Eggi dan mungkinkah ada sosok tertentu yang melindunginya dari belakang sehingga ia berani membuat banyak kontorversi sejauh ini?

Sosok Eggi Sudjana

Eggi Sudjana lahir di Jakarta, 3 Desember1959. Ia merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Jayabaya. Eggi kemudian berkarir sebagai pengacara dan menjadi aktivis pada masa mudanya.

Kiprahnya sebagai advokat terus melaju. Pada tahun 2015, ia berhasil memenangkan pra peradilan Budi Gunawan terkait kasus ‘rekening gendut’. Waktu itu, Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK karena memiliki rekening yang mencurigakan.

Di tahun ini, ia menjadi pengacara Habieb Rizieq dan kasus first travel, walau kemudian mundur. Namanya juga disebut-sebut kepolisian dalam kasus makar dan Saracen. Beberapa hari lalu, ia kembali menghebohkan publik karena menggugat Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ormas ke Mahkamah Konstitusi.

 

Akan tetapi, sepak terjangnya di dunia politik tak sementereng karir hukumnya. Pada tahun 2013, ia sempat maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat maupun Jawa Timur, tapi semuanya berujung gatot alias gagal total.

Hingga saat ini, ia masih menjabat sebagai presiden Partai Pemersatu Bangsa (PBB) yang diduga merupakan partai binaan Tommy Soeharto dan baru saja melakukan deklarasi dua tahun lalu. Partai yang berdiri pada tahun 2001 ini sudah mendaftarkan diri di KPU untuk mengikuti pemilu tahun depan.

Baca juga :  Iran vs Israel, PD III Sudah Dimulai?

Dari Pilpres Hingga Makar?

Eggi Sudjana disinyalir memiliki hubungan dengan kubu Prabowo atau Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Diduga relasi antara Eggi dengan kubu Prabowo mulai terlihat pada tahun 2014. Pada Pilpres 2014 lalu, ia merupakan salah satu tim sukses Prabowo-Hatta. Selain itu, dia juga tergabung dalam tim kuasa hukum di Mahkamah Konstitusi untuk menggugat kekalahan Prabowo atas Jokowi.

Nama Eggi dan Gerindra lalu dikaitkan dengan aksi makar 212 yang terjadi pada tanggal 2 Desember 2016. Saat kasus tersebut merebak, Eggi dituduh menjadi salah satu penyalur dana untuk makar. Tak berhenti sampai di situ, ia dan politikus Gerindra, Permadi juga turut dipanggil pihak kepolisian sebagai saksi. Akan tetapi, Eggi sendiri menyangkal dan mengaku tak memiliki keterlibatan apapun dalam kasus tersebut.

Sementara itu, anggota Dewan Penasihat Gerindra Martin Hutabarat seperti yang dilansir merdeka.com mengatakan bahwa kasus makar yang turut melibatkan Rachmawati Soekarno Putri, Eko Suryo Sandjojo dan Kivlan Zen ini merupakan perorangan, bukan bagian dari agenda partai. Sebagai catatan, Rachmawati merupakan Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, sedangkan Eko Suryo Sandjojo menjabat Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Pengkajian Ideologi. Sementara, Kivlan Zen merupakan ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta pada pilpres 2014 lalu.

Mengamati pernyataan Eggi maupun kubu Gerindra, terindikasi ada upaya untuk menyembunyikan kebenaran. Mengingat Eggi memiliki hubungan yang dekat dengan kubu Gerindra, maka tak mungkin bila ia tidak mengetahui aksi-aksi yang dilakukan oleh Rachmawati, Kivlan Zen dan yang lainnya, bukan begitu?

Selain itu, Rachmawati, Eko Suryo Sandjojo dan Kivlan Zen memiliki keterikatan dengan kubu Gerindra. Maka sangatlah tidak masuk akal bila aksi yang mereka lakukan tidak diketahui oleh Gerindra, bukan? Jika memang tak sesuai dengan agenda partai, sudah sepatutnya Gerindra melarang aksi maupun tindakan yang dilakukan oleh kader-kadernya, karena dapat berpotensi memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca juga :  Puan Maharani 'Reborn'?

Dari Saracen Menuju Penista Agama?

Sementara itu, mengenai kasus Saracen, nama Eggi kembali disebut. Ia diduga sebagai salah satu penyalur dana bagi kegiatan Saracen. Beredar pula foto Eggi, Mayor Jenderal (Mayjen) Ampi Nurkamal Tanudjiwa dan Rijal Kobar. Eggi dan Ampi yang dilaporkan oleh Rijal Kobar tergabung dalam dewan penasihat Saracen.

Mayjen Ampi Nurkamal Tanudjiwa (paling kanan), Eggi Sudjana (kedua dari kanan) dan Rizal Kobar (berdiri) (foto:rmol.co)

Menurut Eggi, foto itu tidak berkaitan dengan Saracen. Kepada detik.com, ia meluruskan bahwa foto itu diambil empat tahun lalu, menjelang pelaksanaan Pilpres 2014 lalu. Saat ia, Ampi dan Rijal mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden RI.

Namun sayangnya, pengakuan Eggi ini ditanggapi berbeda oleh petinggi Partai Gerindra yaitu Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Kepada detik.com, ia menampik pernyataan Eggi Sudjana karena menurutnya tim Solidaritas Menangkan Prabowo (SMP) tidak terdaftar dalam struktur pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat Pilpres 2014. Pernyataan Eggi dianggapnya tak sesuai dengan fakta.

Menanggapi pernyataan dari Eggi maupun kubu Gerindra nampaknya ada kejanggalan. Jika memang SMP tidak terdaftar dalam struktur pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat Pilpres 2014, maka dengan sendirinya menguatkan dugaan bahwa Eggi, Ampi dan Rizal Kobar memang terlibat Saracen. Sebaliknya, jika pernyataan Eggi benar, maka makin menguatkan indikasi bahwa ketiga orang ini memang memiliki hubungan yang dekat dengan Gerindra.

Melihat sosok Eggi dan kedekatannya dengan kubu Gerindra, termasuk dugaan keterlibatan atas kasus makar dan Saracen, mengingatkan kita pada teori politic of denial (politik penyangkalan). Mungkinkah ini merupakan penerapan dari teori tersebut? Selain itu, menilik kritik Eggi atas Perppu Ormas beberapa waktu lalu, mungkinkah ada kaitannya dengan kubu Prabowo atau memang atas inisiatif sendiri? Mungkinkah kedekatannya dengan Prabowo ini yang membuatnya  merasa kuat dan ‘tak tersentuh’? Berikan pendapatmu. (K-32)

 

 

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Ini Rahasia Jokowi Kalahkan Megawati?

Kendati diprediksi melemah pasca kepresidenan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai memiliki kunci rahasia agar tetap bisa memiliki pengaruh dalam politik dan pemerintahan. Bahkan, Jokowi agaknya mampu untuk melampaui kekuatan dan pengaruh Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Iran vs Israel, PD III Sudah Dimulai?

Ketakutan akan Perang Dunia III mencuat bersamaan dengan serangan yang dilakukan Iran ke Israel. Mungkinkah kita sudah berada di awal Perang Dunia III?

Airdrop Gaza Lewati Israel, Prabowo “Sakti”?

Prabowo Subianto disebut berperan besar dalam pemberian bantuan kemanusiaan pemerintah Indonesia ke Gaza melalui penerjunan dari udara oleh pesawat TNI-AU. Lobi Prabowo dan aksi-reaksi aktor-aktor internasional dalam merespons intensi Indonesia itu dinilai sangat menarik. Utamanya, proyeksi positioning konstruktif dan konkret Indonesia dalam konflik Israel-Palestina, beserta negara-negara terkait lainnya.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.

Puan Maharani ‘Reborn’?

Puan Maharani dinilai tetap mampu pertahankan posisinya sebagai ketua DPR meski sempat bergulir wacana revisi UU MD3. Inikah Puan 'reborn'?

Puan x Prabowo: Operasi Rahasia Singkirkan Pengaruh Jokowi?

Megawati disebut menugaskan sang putri, Puan Maharani, untuk melakukan lobi dan pendekatan ke kubu Prabowo sebagai pemenang Pemilu.

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...