HomeNalar PolitikHari Perempuan Di Mata Ahok Dan Anies

Hari Perempuan Di Mata Ahok Dan Anies

Tidak hanya para aktivis dan para perempuan yang ikutan bersuara terkait peringatan Hari Perempuan Internasional. Kedua pasangan calon gubernur DKI Jakarta juga ikut bersuara. Mereka mengunggah ucapan selamat untuk para perempuan Indonesia, hingga filosofi memuliakan perempuan dengan menggunakan jejaring media sosial.


pinterpolitik.com

[dropcap size=big]H[/dropcap]ari Perempuan Internasional, atau secara global dikenal dengan International Women’s Day dirayakan di sebagian wilayah di dunia setiap tahunnya pada tanggal 8 Maret. Seluruh wanita di berbagai belahan bumi merayakan hari di mana kontribusi dan peran para perempuan menjadi sorotan.

Tidak ketinggalan pula para perempuan di Indonesia, pada tanggal 4 Maret lalu ratusan orang melakukan aksi di depan Istana Negara, Jakarta untuk menyambut Hari Perempuan Internasional. Aksi yang diberi nama “Women March” ini dilakukan untuk mendesak Pemerintah Indonesia agar segera menyelesaikan berbagai persoalan yang masih melilit perempuan-perempuan Indonesia dan memberikan solusi untuk mewujudkan kesetaraan gender.

Mengunggah ucapan Hari Perempuan di Media Sosial, Anies dan Ahok kampanye?

Pasangan calon gubernur DKI Jakarta dengan nomor urut dua, Basuki T. Purnama atau Ahok memberikan ucapan selamat Hari Perempuan Internasional kepada para perempuan Indonesia. Ucapan tersebut diunggah Ahok di akun twitter pribadinya, @basuki-btp, Rabu (8/3) namun secara khusus Ahok memberikan selamat tersebut ke istrinya, Veronica Tan.

Digambar tersebut terlihat istri Ahok, Veronica Tan sedang berinteraksi dengan para murid di taman kanak-kanak. Ternyata bukan hanya di twitter, Ahok juga mengunggahnya ucapan dengan latar belakang foto istrinya itu di Facebook.

“Dia perempuan bukan hanya pendamping, tapi partner yang sejajar bagi saya. Dia pekerja keras, yg mencurahkan begitu banyak waktunya untuk melatih ibu-ibu di Jakarta, terutama yg hidup di Rusunawa agar memiliki skill dari membatik, sampai menjadi wirausaha,” tulis Ahok.

Tidak mau kalah dengan Ahok, calon gubernur DKI Jakarta dengan nomor urut tiga juga memaknai Hari Perempuan Internasional yang ditujukan untuk seorang ibu. Lewati filosofi-filosofi, Anies coba menampilkan video yang mewakili perjuangan perempuan di Indonesia yang diunggah ke akun instagram miliknya.

Video yang diunggah Anies berdurasi 59 detik di Facebook. Video itu menampilkan Anies berpidato pada sebuah kesempatan. Anies mengenakan baju koko putih dengan latar belakang merah dan putih. Sementara suara Anies berpidato diputar, video itu juga menampilkan video lain dan foto-foto.

Baca juga :  Jalan Terjal Sengketa Pilpres 2024

Gerakan Memuliakan Perempuan

Filosofi memuliakan perempuan adalah kerja bersama, suasananya gerakan pemberdayaan masyarakat dan perempuan. Selamat Hari Perempuan Sedunia! #InternationalWomensDay

Posted by Anies Baswedan on Tuesday, 7 March 2017

Di facebooknya, Anies Baswedan sudah menggugah tiga buah video yang ditujukan untuk perempuan.  Tiga buah video tersebut berjudul, “Memuliakan Perempuan”, “Gerakan Memuliakan Perempuan,” dan “Kantor Ramah Perempuan”.

Dengan video dan foto yang diunggah ke media sosial ini, apakah Ahok dan Anies memanfaatkan Hari Perempuan Internasional ini sebagai celah untuk kampanye dan merebut suara pemilih perempuan?

Menurut Direktur Eksekutif Habibie Center, Rahimah Abdulrahim, ia mengantakan bahwa ia tidak perduli apakah ini bentuk kampanye atau bukan. Rahimah lebih menyukai dan tertarik jika membahas tentang masih banyaknya perempuan yang mengalami penindasan, kekerasan, pelecehan seksual, dan dibayar dengan gaji lebih renda dari kaum pria.

Apa Komentar Netizen?

Jika diperhatikan pada unggahan kedua pasangan calon tersebut, walaupun memiliki tujuan yang sama yaitu ingin ikut aktif dalam menyuarakan Hari Perempuan Internasional. Namun ternyata ada perbedaan di antara keduanya, yaitu Ahok dan Anies memilih sudut pandang yang berbeda.

Bisa dilihat dalam video tersebut, Ahok lebih memilih untuk menampilkan istrinya sebagai sosok yang mewakili seorang perempuan. Jika menurut Rahimah, Ahok tidak “memanfaatkan” istrinya sebagai sosok perwakilan perempuan. Karena Veronika Tan ini memang aktivis yang berkonsentrasi dalam urusan kekerasan perempuan.

Berbeda dengan Anies Baswedan, dalam videonya Anies lebih banyak menampilkan sosok dirinya dan keluarganya. Mungkin Anies ingin memberi pesan kepada masyarakat bahwa dia ingin menjaga keamanan dan hak-hak para perempuan di DKI Jakarta.

Mengenai postingan para paslon Pilgub DKI Jakarta 2017 ini juga mendapat reaksi beragam dari para netizen. Seperti misalnya komentar dari para pengikut Ahok di facebook dan twitter yang beragam tapi lebih banyak komentar positif yang didapatkannya.

“Perempuan yg bersahaja dan sederhana, walaupun uangnya banyak tetapi kesederhanannya bisa dilihat dari penampilannya, tidak memamerkan sesuatu. ❤ Ibu Vero” – Susan Simanjuntak.

 

“Pasangan yg serasi, semoga bapak, ibu dan keluarga sll dlm lindunganNYA. Tetap tersenyum, tetap kuat, bahagia trs ya, sehat terus, GBU” – Teti Hartati

Baca juga :  Jokowi Tak Mungkin Dimakzulkan

Begitu juga jika melihat unggahan dari Anies Baswedan, sama halnya seperti Ahok, respon positif pun diterima Anies dari para netizen di facebook, beberapa komentar netizen antara lain sebagai berikut.

“Semoga ALLAH SWT meridhoi langkah Bapak menuju kursi Gubernur DKI agar kami Muslim mempunyai pemimpin yang membela Rakyatnya. Salam 3 Jari” – Ayu Dharma Bti Muhammad.

 

“Pasca Bung Karno, baru sekarang saya melihat calon pemimpin yang sangat visioner dan itu ada dalam diri mas anies. Semoga sukses” – Piere Sandy


 

Sejarah Hari Perempuan Internasional

Sejarah dari hari perempuan ini tercipta adalah pada tahun 1908 ada sekitar 15 ribu perempuan berunjuk rasa di sepanjang jalan di kota New York, Amerika Serikat menuntut hak-haknya untuk memberikan suara, pembayaran upah yang lebih baik, dan memangkas jam kerja karyawan.

Karena aksi tersebut, setahun kemudian Amerika memperingati Hari Perempuan Nasional pada tanggal 28 Februari, sesuai dengan deklarasi Partai Sosialis Amerika. Clara Zetkin, pemimpin perempuan kantor untuk Partai Sosialis Demokrat Jerman menuangkan ide tentang Hari Perempuan Internasional pada tahun 1910. Zetkin menyarankan agar setiap negara harus merayakan hari itu setiap tahun guna mendorong tuntutan-tuntutan mereka.

Maka pada tanggal 19 Maret 1911 Hari Perempuan Internasional untuk pertama kalinya dirayakan. Dua tahun kemudian, 1913, diputuskan mengubah tanggal peringatan Hari Perempuan Internasional menjadi 8 Maret. Sejak itu Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret.

Tujuan dasar dari Hari Perempuan Internasional ini adalah mencapai kesetaraan gender secara utuh. Namun sampai sekarang tujuan itu belum terealisasi. Misalnya, upah yang berbeda jauh antara pria dan wanita. Hingga di dalam dunia bisnis dan politik, perempuanmasih belum mendapatkan kesetaraan. Data secara global menunjukkan pendidikan bagi perempuan, kesehatan, dan kekerasan masih lebih buruk dibandingkan pada kaum pria.

Jika dilihat, pada putaran pertama Pilgub DKI Jakarta, kedua pasangan calon ini tidak banyak menyinggung tentang perempuan. Kedua pasangan calon ini hanya berkonsentrasi membuat program untuk ibu-ibu, padahal mereka pun pasti tahu jika tidak semua ibu-ibu adalah perempuan. Mudah-mudahan di putaran terakhir ini kedua pasangan calon ini lebih sensitif dalam membuat program komprehensif untuk ibu-ibu dan kaum perempuan lainnya. Semoga! (A15)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Anomali PSI: Gagal Karena Kuasa Jeffrie Geovanie?

Kegagalan PSI untuk lolos ke parlemen pusat dalam dua gelaran Pemilu berturut-turut memang menimbulkan pertanyaan besar.

Puan-Mega, Ada ‘Perang Sipil’ PDIP? 

Berbeda dari Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani belakangan tunjukkan gestur yang lebih lembut kepada pemerintah dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mengapa demikian?

Ketua DPR, Golkar Lebih Pantas? 

Persaingan dua partai politik (parpol) legendaris di antara Partai Golkar dan PDIP dalam memperebutkan kursi Ketua DPR RI mulai “memanas”. Meskipun secara aturan PDIP paling berhak, tapi beberapa pihak menilai Partai Golkar lebih pantas untuk posisi itu. Mengapa demikian?

The Tale of Two Sons

Jokowi dan SBY bisa dibilang jadi presiden-presiden yang berhasil melakukan regenerasi politik dan sukses mendorong anak-anak mereka untuk terlibat di dunia politik.

Lolos “Seleksi Alam”, PKS-PKB Seteru Abadi?

Berkaca pada hasil Pileg 2024, PKB dan PKS agaknya akan menjadi dua entitas politik yang akan terlibat dalam persaingan ceruk suara pemilih Islam ke depan. Terlebih di saat PAN seakan telah melepaskan diri dari karakter Islam dan PPP harus “terdegradasi” dari kancah legislatif nasional.

Jokowi Makin Tak Terbendung?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dirumorkan meminta jatah menteri dari pemerintahan Prabowo Subianto. Apakah Jokowi makin tak terbendung?

Elon Musk dan Dimulainya Era Feudalisme Teknologi 

Perusahaan teknologi raksasa seperti Apple dan Starlink semakin memiliki keterikatan dengan dinamika politik. Jika pola ini terjaga, akan seperti apa pengaruhnya terhadap dunia politik di masa depan? 

Prabowonomics: Jurus ‘Lompatan Katak’?

Program makan siang dan susu gratis ala Prabowo merupakan jenis school feeding program. Mungkinkah ini jadi kunci penting Prabowonomics?

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...