HomeDuniaTrump Dukung Kebijakan Satu Tiongkok

Trump Dukung Kebijakan Satu Tiongkok

Politik bilateral Amerika di era Donald Trump sangat tidak bisa ditebak, atau lebih tepatnya tidak konsisten. Salah satunya mengenai hubungan Amerika dengan Tiongkok yang sebelumnya sempat memanas, akibat Trump ingin mengakhiri kebijakan “Satu Tiongkok”. Namun pernyataan tersebut menguap setelah Trump menerima telepon dari Presiden Tiongkok, Xi Jinping.


pinterpolitik.com

TIONGKOK – Belum lama ini, Trump melakukan percakapan melalui sambungan telepon dengan Presiden Tionkok, Xi Jinping, Jumat (10/2). Komunikasi antar kedua kepala negara ini menjadi komunikasi perdana Donald Trump dengan  Xi Jinping setelah dirinya resmi menjadi Presiden Amerika Serikat (AS).

Pada percakapan tersebut,  Trump menyatakan Amerika akan melanjutkan dukungan terhadap Tiongkok terkait kebijakan “Satu Tiongkok”. Mendapat dukungan dari presiden baru Amerika tersebut, Xi Jinping pun mengapresiasi langkah Trump. Ia mengatakan kalau Tiongkok ingin bekerjasama dengan Amerika demi memajukan hubungan kedua negara dan demi keuntungan bagi kedua belah pihak.

Kerjasama tersebut meliputi bidang perdagangan, investasi, energi, teknologi, infrastruktur, serta penguatan koordinasi dalam menangani isu internasional guna menjaga stabilitas dan perdamaian dunia. Xi Jinping yakin, Tiongkok dan Amerika akan menjadi mitra kerjasama yang sangat baik. Pada tahun 2016, total hasil kerjasama perdagangan kedua negara mencapai US$ 578,6 juta dan Tiongkok mendapat surplus sekitar US$ 347 juta.

Keputusan Trump untuk “bergandengan tangan” lagi dengan Tiongkok sangat bertolak belakang dengan sikap sebelumnya. Di awal jabatannya, ia menerima telepon dari Presiden Taiwan Tsain Ing-wen dan menyatakan Amerika kemungkinan akan mengakhiri kebijakan ‘Satu Tiongkok’ yang telah diberlakukan Amerika sejak tahun 1979. Trump juga berjanji akan bekerjasama dengan Taiwan, padahal kebijakan “Satu Tiongkok” menjadi dasar dalam hubungan Tiongkok – Amerika.

Mungkin Trump menyadari kesalahan sikapnya terhadap Tiongkok, dan berupaya memperbaiki hubungan kedua negara tersebut. Melihat latar belakang Trump yang seorang pebisnis, dia sadar bila hubungan Amerika – Tiongkok tidak baik, maka akan susah untuk menguasai pasar di Asia, sebab Tiongkok punya pengaruh besar di pasar Asia. (Berbagai sumber/A15)

Baca juga :  Tiongkok Kolonisasi Bulan, Indonesia Hancur? 
spot_imgspot_img

#Trending Article

Iran Punya Koda Troya di Bahrain? 

Iran sering dipandang sebagai negara yang memiliki banyak proksi di kawasan Timur Tengah. Mungkinkah Bahrain jadi salah satunya? 

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...