HomeDuniaBujuk Nieto, Menlu AS ke Meksiko

Bujuk Nieto, Menlu AS ke Meksiko

Dikeluarkannya memo imigrasi dari Departemen Pertahanan Nasional (DHS) Amerika Serikat, Selasa (21/2) lalu, semakin memanaskan hubungan negara ini dengan negara tetangganya, Meksiko. Untuk meredakannya, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson pun terbang ke Meksiko untuk melakukan dialog.


pinterpolitik.com

WASHINGTON – Saat Presiden AS Donald Trump mengeluarkan dua memo mengenai kebijakan mendeportasi semua imigran ilegal dan memperketat pemberian suaka, Meksiko langsung mengajukan protes. Masalahnya, salah satu pasal menyebutkan bahwa para pencari suaka atau pengungsi yang masuk AS akan langsung dikirim ke Meksiko meski tidak berasal dari sana.

Sikap semena-mena mengalihkan pengungsi ke Meksiko tentu membuat berang Presiden Enrique Pena Nieto, dan langsung menolak mentah-mentah permintaan tersebut. Negara tetangga AS ini juga kembali menolak pembangunan tembok permanen di perbatasan dua negara yang Trump tuliskan lagi dalam memonya untuk Departemen Keamanan Dalam Negeri tersebut.

Demi memuluskan penerapan kebijakan dan meredakan ketegangan yang terjadi tersebut, akhirnya Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan Menteri Keamanan Dalam Negeri John Kelly bertolak ke Meksiko, Rabu (23/2), untuk menemui Presiden Nieto dan sejumlah pejabat Meksiko lainnya.

Kedua menteri itu diperintahkan untuk menggelar diskusi dengan Presiden Nieto terkait cara membatasi imigran gelap dan penyelundupan narkoba. “Mengirim dua menteri ke Meksiko di masa awal pemerintahan ini sudah pasti merupakan hal yang sangat penting,” kata juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer.

Spicer menambahkan, pertemuan penting para pemimpin kedua negara ini adalah untuk membahas cara meningkatkan kualitas hidup warga AS dan Meksiko. “Salah satunya adalah dengan memerangi penyelundupan narkotika, serta mencari cara untuk mendorong perekonomian kedua negara lewat hubungan lebih luas yang mendorong perdagangan dan imigrasi legal,” lanjut Spicer.

Namun, pakar politik AS dan Amerika Latin Maureen Meyer mengatakan, hubungan AS dan Meksiko sudah telanjur rusak akibat tindakan dan retorika Trump. “Menlu Tillerson memiliki kesempatan untuk menawarkan kembali hubungan yang lebih didasarkan pada rasa saling menghormati,” ujar Meyer.

Pernyataan yang serupa juga dikatakan oleh seorang pejabat Meksiko yang tak mau disebut namanya. Menurutnya, Meksiko tidak terikat oleh perintah Presiden AS dan mengatakan AS tidak bisa memaksakan kebijakan tersebut. “Kami akan menegaskan kepada utusan-utusan AS bahwa mustahil bagi kami menampung para pengungsi dan pencari suaka yang mereka deportasi,’’ katanya.

Menurutnya, selama dua tahun ini Meksiko telah menghentikan migran Amerika Tengah sebelum mencapai AS. Ia juga menambahkan bahwa upaya ini hanyalah salah satu kebijakan yang mereka miliki. Sehingga jika Trump tidak menghentikan “perintah” itu, maka akan sulit bagi Meksiko untuk melanjutkan kerjasama dengan AS.

Donald Trump mungkin lupa, kalau ia hanyalah presiden dari negaranya saja, Amerika Serikat. Sehingga segala kebijakan yang bersangkutan dengan negara lain, seharusnya dibicarakan dan dimintai persetujuan dari negara tersebut terlebih dahulu. Kemarahan Pemerintah Meksiko sangat wajar dan beralasan, sebab AS telah melecehkan kedaulatan negara mereka dengan membuat kebijakan yang serampangan. (Berbagai sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Anomali PSI: Gagal Karena Kuasa Jeffrie Geovanie?

Kegagalan PSI untuk lolos ke parlemen pusat dalam dua gelaran Pemilu berturut-turut memang menimbulkan pertanyaan besar.

Puan-Mega, Ada ‘Perang Sipil’ PDIP? 

Berbeda dari Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani belakangan tunjukkan gestur yang lebih lembut kepada pemerintah dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mengapa demikian?

Ketua DPR, Golkar Lebih Pantas? 

Persaingan dua partai politik (parpol) legendaris di antara Partai Golkar dan PDIP dalam memperebutkan kursi Ketua DPR RI mulai “memanas”. Meskipun secara aturan PDIP paling berhak, tapi beberapa pihak menilai Partai Golkar lebih pantas untuk posisi itu. Mengapa demikian?

The Tale of Two Sons

Jokowi dan SBY bisa dibilang jadi presiden-presiden yang berhasil melakukan regenerasi politik dan sukses mendorong anak-anak mereka untuk terlibat di dunia politik.

Lolos “Seleksi Alam”, PKS-PKB Seteru Abadi?

Berkaca pada hasil Pileg 2024, PKB dan PKS agaknya akan menjadi dua entitas politik yang akan terlibat dalam persaingan ceruk suara pemilih Islam ke depan. Terlebih di saat PAN seakan telah melepaskan diri dari karakter Islam dan PPP harus “terdegradasi” dari kancah legislatif nasional.

Jokowi Makin Tak Terbendung?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dirumorkan meminta jatah menteri dari pemerintahan Prabowo Subianto. Apakah Jokowi makin tak terbendung?

Elon Musk dan Dimulainya Era Feudalisme Teknologi 

Perusahaan teknologi raksasa seperti Apple dan Starlink semakin memiliki keterikatan dengan dinamika politik. Jika pola ini terjaga, akan seperti apa pengaruhnya terhadap dunia politik di masa depan? 

Prabowonomics: Jurus ‘Lompatan Katak’?

Program makan siang dan susu gratis ala Prabowo merupakan jenis school feeding program. Mungkinkah ini jadi kunci penting Prabowonomics?

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...