HomeData PolitikPengganti Patrialis Akbar Segera Diseleksi

Pengganti Patrialis Akbar Segera Diseleksi

Mengenai nama-nama calon anggota Pansel Hakim MK, Seskab mengakui belum dilakukan penunjukan. Namun, ia meyakinkan prosesnya akan dilakukan secara terbuka.


pinterpolitik.com

JAKARTA – Pemerintah akan segera melakukan proses seleksi untuk mencari pengganti Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar guna mengantisipasi kemungkinan diajukannya sengketa dalam pelaksanaan Pilkada Serentak, 15 Februari 2017.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung seusai mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (16/2/2017) sore, mengatakan, panitia seleksi untuk itu segera dibentuk.  Sebab dengan telah selesainya pilkada pasti ada sengketa yang didaftarkan ke MK.

Pramono menegaskan, dalam proses seleksi hakim MK untuk mengganti  Patrialis Akbar Presiden Joko Widodo menginginkan agar betul-betul dilakukan secara transparan dan terbuka.

Mengenai nama-nama calon anggota Pansel Hakim MK, Seskab mengakui belum dilakukan penunjukan. Namun, ia meyakinkan prosesnya akan dilakukan secara terbuka.

Menyangkut  target, menurut Seskab, jika berjalan lancar maka sebelum proses sengkata pilkada diajukan ke MK mudah-mudahan sudah ada keputusan tentang hakim MK yang baru.

Ia memperkirakan, dengan telah selesainya pilkada serentak  akan ada sengketa pilkada yang didaftarkan ke MK.

“Masing-masing yang di bawah 2,5 persen pasti ancang-ancang untuk bersengketa di MK. Sehingga dengan demikian, proses penggantian akan segera dilakukan. Sekarang ini sedang dalam tahapan itu,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui Hakim Konstitusi Patrialis Akbar telah mengundurkan diri menyusul penangkapannya oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), beberapa waktu lalu,  dengan dugaan penerimaan gratifikasi terkait penyelesaian perkara di MK. (Setkab/E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

“Sepelekan” Anies, PKS Pura-Pura Kuat?

Telah dua kali menyatakan enggan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, PKS kiranya sedang mempraktikkan strategi politik tertentu agar daya tawarnya meningkat. Namun di sisi lain, strategi itu juga bisa saja menjadi bumerang. Mengapa demikian?

Gibran, Wapres Paling Meme?

Usai MK bacakan putusan sengketa Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, unggah fotonya sendiri dengan sound berjudul “Ahhhhhh”.

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Triad, Grup Mafia Penguasa Asia?

Kelompok mafia tidak hanya ada di negara-negara Barat, di Asia, sebuah kelompok yang disebut Triad kerap disamakan dengan mafia-mafia ala Italia. Bagaimana sejarahnya?

Manuver Mardiono, PPP “Degradasi” Selamanya?

Kendati belakangan berusaha tetap membawa PPP eksis di kancah perpolitikan nasional dengan gestur merapat ke koalisi Prabowo-Gibran, Muhamad Mardiono agaknya tetap akan cukup sulit membawa PPP bangkit jika tak membawa perubahan signifikan. Mengapa demikian?

Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Prabowo meminta relawan dan pendukungnya untuk tidak berdemo agar jaga perdamaian dan tensi politik. Apakah ini politik simpati ala Prabowo?

Sembako Siap Melambung Akibat Iran? 

erang Iran-Israel diprediksi akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Mengapa demikian? 

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...