HomeCelotehTerawan dan Filosofi “Trust” Tiongkok

Terawan dan Filosofi “Trust” Tiongkok

“Sekitar 45 persen tingkat kepercayaannya (kepada Terawan). Cukup percaya sebesar 44,6 persen, sangat percaya 1,3 persen. Tidak percaya 15 persen, sangat tidak percaya 2 persen”. – Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia


PinterPolitik.com

Kepercayaan atau trust adalah hal yang sangat penting dalam hidup manusia. Dalam filosofi Tiongkok kuno, disebutkan bahwa ada 3 pilihan utama yang satu per satu dieliminasi oleh seorang pemimpin ketika keadaan negara sangat sulit untuk tetap menjamin agar negara tetap bisa berjalan dalam keadaan apapun.

Ketiga hal itu adalah makanan, militer dan kepercayaan. Jika keadaan sangat sulit dan pemimpin harus mengiliminasi 1 dari 3 hal tersebut, maka makanan adalah yang akan dihilangkan pertama kali, lalu kemudian militer. Dan hal terakhir yang harus tetap dijaga adalah kepercayaan. Trust dianggap menjamin eksistensi sebuah negara.

Dalam huruf Tiongkok, trust dituliskan sebagai 相信 yang dibaca Xiāngxìn. Jika dipisahkan per karakternya, 相 atau Xiāng diartikan sebagai tahap, sementara 信 atau xìn diartikan sebagai surat.

Dengan kata lain kepercayaan adalah sebuah proses bertahap yang kemudian mendapatkan bukti – entah itu surat atau apa pun – dari orang lain. Mungkin kata surat pada tulisan kepercayaan tersebut punya makna sejarah ketika dulu utusan kepercayaan selalu identik dengan orang yang membawa pesan atau surat. Well, sekedar cocokologi aja sih ini. Uppps.

Nah, perbincangan soal kepercayaan ini lagi jadi topik yang menarik untuk dibahas terkait Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Bukannya gimana-gimana ya, doi ini jadi salah satu menteri yang paling disorot sepanjang tahun 2020. Kebijakan penanganan Covid-19 emang jadi hal utama yang disorotkan padanya. Apalagi berbagai kritikan selalu muncul terkait langkah dan kebijakan yang diambil oleh sang menteri.

Baca juga :  Dirangkul Prabowo, Akhir "Menyedihkan" Megawati?

Nggak heran persepsi dan tingkat kepercayaan publik terhadap Terawan jadi pertaruhan besarnya. Survei Indikator Politik Indonesia pada Juli 2020 lalu menyebutkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat pada sang menteri ada di angka 38,9 persen.

Persepsi ini naik dalam survei terbaru Indikator yang menunjukkan angka 45 persen dalam hal kepercayaan masyarakat terhadap Terawan. Walaupun kenaikannya nggak tinggi-tinggi banget, hal ini memang cenderung positif lah.

Tapi, bukan berarti Pak Terawan harus berpuas diri loh. Soalnya masih jauh nih tingkat kepercayaannya dari level yang minimal dipunyai oleh pemerintah, katakanlah batas aman 50 persen, atau bahkan bisa di atas 60 persen. Oleh karena itu, sudah selayaknya harus terus dipush nih lewat kebijakan-kebijakan yang bisa diterima publik.

Jika itu mampu dilakukan, maka tingkat kepercayaan masyarakat pada pemerintah secara keseluruhan sangat mungkin akan semakin baik.

Memang nggak akan ada jaminan dapat “surat” sih dari masyarakat, tapi setidaknya terhindar dari “surat reshuffle kabinet”. Uppps. (S13)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.